Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Si hantu pelintir

Profil dan beberapa catatan prestasi juara tenis wimbledon 1991, michael stich.

13 Juli 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA Boris Becker menjuarai Wimbledon pertama kali pada usia 17 tahun, Michael Stich masih jadi penonton televisi. Anak kota Pinneberg, Jerman, yang lahir 18 Oktober 1968 -- lebih muda sebelas bulan dari Becker -- itu masih duduk di bangku SMA. Stich bingung memilih sepak bola atau tenis. Meskipun sudah mengayun raket sejak usia enam tahun, ia lebih gandrung bermain bola. Sepak bola memang lebih cocok untuk temperamennya yang brutal. Ia suka sekali berkelahi pada masa kecil. Aktor favoritnya saja adalah Clint Eastwood, yang suka main film dar-der-dor. Film yang paling disukainya adalah kisah seorang yang memperebutkan kepala orang, Bring Me the Head of Alfredo Garcia. Pemuda lajang yang kini menetap di Munich ini gemar musik-musik keras. Ia suka lagu-lagu grup musik Jerman yang beken, Scorpions, yang lagi ngetop di Jakarta dengan lagu Wind of Change. "Tapi saya juga suka lagu-lagu Phil Collins," kata Stich. Sebenarnya, pemuda ceking ini tingginya sama dengan Becker, 192 cm, dan beratnya 79 kg -- agak terlambat terjun ke tenis profesional. Ia mulai merangkak tahun 1987, pada usia 19 tahun, persis pada saat Boris Becker meraih gelar Wimbledonnya yang kedua. "Saya berpikir, tak akan pernah mencapai yang sudah dilakukan Becker," kata pemuda yang lebih fasih berbahasa Inggris daripada Becker ini. Dari peringkat 795 dunia, ia merangkak terus ke 269 dunia pada akhir 1988. Pada tahun itu, Stich bahkan tak masuk babak utama Wimbledon. Lalu, di Munich, ia bertemu dengan pelatih asal Selandia Baru, Mark Lewis. Beberapa pukulan Stich, terutama servis diperbaiki Lewis. Hasilnya menakjubkan. Gelar juara pertama diraihnya di Memphis, AS, 1990, yang membuat Stich laksana bintang berpindah melesat ke 42 dunia. Padahal, "Saya tak pernah mimpi jadi petenis profesional," kata Stich lagi. Setelah itu, ia seperti "kesurupan", 47 gelar disikatnya habis di berbagai turnamen. Kunci kekuatan Stich adalah pada ground strokes, pukulan dasar, yang hampir sempurna. Ia punya pukulan topspin yang arahnya bervariasi, bisa lurus atau menyilang. Tak terhitung lagi berapa kali Becker di final Wimbledon, Minggu lalu, terkecoh ketika menyerbu ke jaring. Pukulan Stich menusuk sisi kanan-kiri Becker yang kosong. Tapi, senjata utamanya adalah servis. Tahun lalu, ia menjadi salah satu petenis yang paling keras pukulannya dalam IBM/ATP Tour. Ia mencatat kecepatan rata-rata pukulan 197 km/jam. Dibarengi permainan servis voli yang menawan, jadilah Stich "hantu" baru di lapangan rumput. Belum lagi habis kebingungan lawan mengembalikan servis pelintir Stich, ia sudah menunggu di depan net dan siap menggebuk. Ia juga dikenal "dingin". Di semifinal ketika tnematahkan Stefan Edberg, juara Wimbledon dua kali, ia memenangkan tie break -- game yang harus diselesaikan dengan memenangkan tujuh poin -- di tiga set. Stich barangkali tak pernah memimpikan gelar juara Wimbledon yang baru diraihnya karena sebelumnya prestasinya di grand slam kurang meyakinkan. Paling tinggi ia hanya semifinalis Prancis Terbuka (1991). Bahkan, di Australia Terbuka tahun ini, ia hanya mampu sampai babak ketiga, kalah dari Guy Forget, AS. Sukses Stich banyak bergantung pada temperamennya. Kalau tabiat buruknya kumat, misalnya memaki-maki wasit, barangkali ia hanya akan jadi penyumbang denda seperti halnya John McEnroe. Untung, kini ada peredam emosi Stich, sang pacar yang tinggal serumah di Munich. TH dan RN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus