Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LONDON - Kekalahan 0-1 Arsenal dari West Ham United, Sabtu pekan lalu, rupanya tak sekadar bikin malu klub dan fan. Laga tersebut seperti membuka tabir problem di skuad Arsenal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manajer Arsenal, Unai Emery, tak menyertakan nama gelandang serang Mesut Oezil dalam pertandingan di kandang West Ham itu. Padahal kondisi fisik Oezil sudah pulih setelah mengalami cedera ringan pada lututnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah media Inggris menyebutkan absennya Oezil tanpa sebab justru makin menguatkan dugaan bahwa Emery sudah tak memerlukan pemain 30 tahun itu.
Bahkan Emery dikabarkan sengaja membuat Oezil tak betah sehingga ia hengkang di bursa transfer musim dingin pada bulan ini.
Sebagai manajer, Emery memang punya kuasa mutlak untuk memilih pemain yang akan ia turunkan dalam sebuah pertandingan, termasuk terkait dengan kasus Oezil, Sabtu pekan lalu.
Mantan Manajer Paris Saint-Germain (PSG) itu mengatakan skuad yang ia bawa adalah yang terbaik. Bahkan kekalahan 0-1 dari West Ham pun dianggap sebagai hal normal, tak ada kaitannya dengan skuad yang ia pilih.
"Saya tak setuju jika kekalahan ini dianggap karena tak ada Oezil. Kami pernah menang dan kalah saat Oezil ada bersama kami. Tak ada pemain yang bikin kepastian menang atau kalah," kata pelatih berusia 47 tahun itu.
Arsenal sudah melakoni 32 laga di semua kompetisi pada musim ini. Namun Oezil tercatat hanya 16 kali tampil atau separuh dari laga Arsenal.
Selama itu pula, mantan pemain Real Madrid tersebut tampil selama 1.122 menit atau sekitar 70 menit saban pertandingan.
Padahal, ketika masih dilatih Arsene Wenger, Oezil adalah pemain andalan. Pada musim 2016/2017, misalnya, pemain berkebangsaan Jerman itu tampil 44 kali dengan total 3.746 menit atau rata-rata 85 menit setiap pertandingan.
Sehingga wajar jika fan Arsenal bertanya-tanya mengapa Emery menyisihkan Oezil. Sebab, Oezil tak sekadar punya nama besar. Kualitas mantan pemain Schalke 04 itu pun masih di atas rata-rata.
Apalagi jika melihat gaji besar Oezil di Arsenal yang mencapai 350 ribu pound sterling atau sekitar Rp 6,3 miliar saban pekan. Jumlah ini lebih besar dibanding Pierre Emerick Aubameyang.
Pemain yang kini jadi top scorer sementara Liga Primer Inggris dengan 14 gol itu hanya dibayar sebesar 200 ribu pound sterling atau sekitar Rp 3,6 miliar setiap pekan.
Namun, di mata Emery, besaran gaji tidak jadi patokan kualitas seorang pemain di timnya. "Yang saya butuhkan adalah komitmen dan cara bermain. Ini berlaku untuk semua pemain, bukan Oezil semata," kata Emery.
Masih merujuk pada media-media olahraga di Inggris, menendang Oezil di bursa transfer Januari merupakan upaya Emery untuk membeli pemain lain. Pemain itu adalah gelandang Barcelona, Denis Suarez, yang pernah menjadi pemainnya saat menangani Sevilla pada musim 2014/2015.
Sayangnya, Emery tak yakin bisa membeli Suarez pada bulan ini. Maklum, kubu Meriam London sudah mengeluarkan lebih dari 70 juta pound atau sekitar Rp 1,3 triliun untuk memboyong banyak pemain pada awal musim lalu.
Mereka adalah kiper Bernd Leno, Stephan Lichtsteiner, Sokratis Papastathopoulos, Lucas Torreira, dan Matteo Guendouzi.
"Kemungkinan besar kami hanya bisa ajukan penawaran peminjaman Denis Suarez. Itu pun saya tak yakin bagaimana kelanjutannya nanti," ujar pelatih berkebangsaan Spanyol itu.
Kabar dari Spanyol, Barcelona mungkin bersedia meminjamkan pemain berusia 25 tahun itu ke Arsenal, tapi dengan catatan The Gunners harus menyertakan kontrak pembelian Suarez pada akhir musim mendatang. Hal inilah yang membuat Arsenal keberatan dengan syarat Barcelona itu.
Kembali pada soal Oezil. Sebenarnya, mantan pemain Werder Bremen itu mengaku sudah betah di London. Agen Oezil, Erkut Sogut, mengatakan kliennya sudah cocok bermain bersama Arsenal, termasuk dengan pemain-pemain lain.
"Tak ada yang berubah dari komitmen Oezil untuk klub ini. Seratus persen fokus Oezil untuk Arsenal," ucapnya.
Nasib Oezil saat ini tak ubahnya seperti yang dialami Lucas Moura ketika masih di PSG bersama Emery. Moura bergabung dengan PSG lebih dulu ketimbang Emery, yang datang ke Paris pada musim 2016/2017.
Awalnya, kerja sama Moura dan Emery berjalan apik. Moura rajin dimainkan. Pemain Brasil itu tampil 53 kali bersama PSG di semua kompetisi. Hasilnya pun ciamik. Dia bikin 19 gol.
"Saya jadi pencetak gol terbanyak kedua setelah Edinson Cavani," tutur Moura pada November lalu.
Roda nasib Moura berubah pada musim selanjutnya. Emery menyisihkan mantan pemain Sao Paulo itu. Selama tujuh bulan di PSG, Moura hanya tampil enam kali dengan tempo bermain tak sampai 90 menit.
"Sungguh masa kelam dalam karier saya. Ini adalah tujuh bulan terburuk dalam hidup saya," kata Moura.
Emery pun melepas Moura ke Tottenham Hotspur dengan tawaran 25 juta pound atau sekitar Rp 475 miliar pada Januari tahun lalu. Di bawah asuhan Mauricio Pochettino, nasib Moura lebih baik.
Sejauh ini, dia sudah tampil 39 kali dan bikin sembilan gol serta enam assist. Apakah nasib Oezil akan sama seperti Moura? Menarik untuk menunggu hingga jendela transfer musim dingin usai.
THE DAILY MAIL | GOAL | SKY SPORTS | INDRA WIJAYA
Mesut Oezil
Lahir: Gelsenkirchen, Jerman, 15 Oktober 1988
Kebangsaan: Jerman
Tinggi: 180 sentimeter
Posisi: gelandang serang
Kekuatan kaki: kiri
Kontrak: Arsenal hingga 30 Juni 2021
Karier
- Schalke 04 (2006-2008)
Main 39, gol 1, assist 5
- Werder Bremen (2008-2010)
Main 108, gol 16, assist 54
- Real Madrid (2010-2013)
Main 159, gol 27, assist 80
- Arsenal (2013-sekarang)
Main 212, gol 42, assist 73
- Tim Nasional Jerman (2009/2018)
Main 92, gol 23
Penampilan Oezil Musim 2018-2019
- Liga Primer Inggris
Main 13, gol 3, assist 1
- Liga Europa
Main 3, gol 1, assist 1
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo