Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tak benar elly menampar ...

Wawancara tempo dengan maria martha siahaya, pacar ellyas pical. ia ingin mebuka wawasan pikiran dan pandangan elly yang sempit. ingin selalu dibelakang elly dan memberikan motivasi yang baik.

24 Oktober 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA Elly Pical bersitegang di ring, mungkin hanya dua wanita di dunia ini yang merasa senasib dan sepenanggungan dengannya. Pertama, Mama Ana, dia yang menyimpan Elly selama sembilan bulan di rahimnya. Kedua, Maria Martha Siahaya, dia yang menyimpan Elly dihatinya. Siapa Maria? Di kampusnya, Fakultas Kedokteran Gigi universitas Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta, ia dipanggil Martha. Di rumahnya, kompleks Bintaro Jaya, ia dipanggil Rina. "Kalau Elly memanggilnya lain lagi. Tapi nggak usah saya katakan," kata Martha -- kita panggil begitu karena ia ditemui di kampus. Senin siang pekan ini, cewek 25 tahun itu sedang praktikum di ruangan periksa dan perawatan gigi di kampusnya. Semula agak sulit diganggu dan enggan diwawancarai. Apalagi, "Saya belum pernah diwawancarai oleh wartawan mana pun," kata gadis berbintang Pisces ini. Persis seperti Elly Pical, yang dua tahun lebih tua, gadis Saparua yang lahir di Ambon ini kesannya pemalu. Tapi lama-lama, ia bukanlah orang yang sulit diajak bicara. "Dan kebetulan berat saya sama dengan Elly, 52 kg," katanya. "Warna kesukaan pun sama, biru. Gila apa, kalau tak sama." Ini tak berarti ada hubungan antara pemalu dan berat badan. Berikut pengakuan Martha, mahasiswi kedokteran gigi tingkat akhir, pacar sang juara dunia kelas bantam yunior IBF yang baru, kepada Bachtiar Abdullah dari TEMPO: Di mana Anda kenal Elly? Di Ambon. Waktu itu saya SMA dan Elly belum terkenal seperti sekarang. Kenal tapi tak pacaran. Lalu, pacaran pertama kali di mana? Lupa. Pokoknya, di Jakarta, bukan di terminal bis. Di pertemuan keluarga. Ketika Elly merebut gelar juara dari Chang Tae Il, apakah Anda berada di dekatnya? Nggak. Saya takut sama wartawan. Buktinya, saya nggak ngomong saja, ditulis besar-besar di koran. Ada isu Anda mau dengan Elly karena duit ... Saya bukan melihat uang atau nama besarnya. Kalau soal uang, saya punya. Orangtua saya mampu. Buktinya, saya kuliah di sini, berjuta-juta habisnya. Ingin numpang populer? Buktinya, saya menghindari wartawan kalau saya mau top, sebagai pacar Elly saya bisa menonjolkan diri. Tujuan lain, barangkali? Karena wawasan Elly terbatas, saya justru ingin membuka pikiran dan pandangannya. Sebab, saya lihat banyak yang memanfaatkan kcsempatan dari wawasan Elly yang sempit. Yang saya inginkan, Elly tidak dimanfaatkan begitu saja. Kok agak abstrak. Tolong contoh kongkret. Apa, ya. O, waktu bertanding melawan Khaosai Galaxy, banyak pihak yang mengeksloitir dia. Elly bener-bener dikibulin. Soalnya, ada yang bilang, kalau Elly kalah dari Galaxy, gelarnya di IBF tak akan dicopot. Ternyata, eh, copot juga. Kalau dia tahu jika kalah gelarnya dicopot, dia tak akan mau bertanding melawan Galaxy. Itulah keluhan terbesar Elly yang disampaikan pada saya. Itu membuat dia frustrasi. Tapi ada yang bilang, persiapan Elly waktu itu sembrono. Pacaran ke Bandung segala, betul? Itu nggak betul. Memang Elly ke Bandung, tapi dengan Khaerus Sahel, pelatihnya. Saya tahu semuanya. Kesimpulan saya, pengetahuan Elly yang minim gampang dimanfaatkan untuk maksud lain. Karena itulah, saya ingin selalu di belakang dia dan memberikan motivasi yang baik. Yang kedua, sama-sama mempertahankan nama kampung, nama daerah, dan akhirnya nama bangsa. Pokoknya, saya mendorong dia. Elly mendorong saya menyelesaikan kuliah. Jadi, dorong-dorongan, he... he.... Ada kabar tersiar, Elly beberapa waktu yang lalu menampar Mama Ana, ibunya. Tidak benar, itu bohong. Dia tak pernah berbuat seperti itu. Kepada ibunya, Elly hormat sekali. Menampar orangtua itu 'kan jahat sekali. Dosa. Kalau hari Minggu Elly juga ke gereja? Ya, bersama-sama saya. Ke Gereja Effata di Kebayoran Baru. Omong-omong, kapan Anda kawin? Setelah menyandang dokter gigi, tahun depan? Mungkin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus