Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pejabat Taliban menggunakan media sosial untuk memberi selamat kepada tim kriket Afghanistan yang memenangkan pertandingan Piala Dunia Twenty20 (T20) pada Senin malam, 25 Oktober 2021. Namun, jalan-jalan di Kabul tetap sepi. Kondisi ini berbeda ketika perayaan dilakukan di jalanan sebelum Taliban berkuasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Afghanistan mengalahkan Skotlandia dalam pertandingan yang dimainkan di Sharjah, Uni Emirat Arab. Dengan mencatat margin 130 runs, kemenangan atas Skotlandia menjadi kemenangan besar pertama Afghanistan sejak dikuasai Taliban.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Taliban memang tak menyukai banyak bentuk hiburan publik, tapi kriket selalu menjadi pengecualian. Olahraga ini kerap diikuti lekat oleh pejuang-pejuang Taliban, bahkan selama perang setiap kali timnas Afghanistan bermain. "Selamat kepada tim dan semoga mereka kian sukses di kemudian hari," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid via Twitter seperti dikutip Reuters.
Seorang juru bicara Taliban di Qatar juga turut memberi pujian. Ia mengatakan, "Kami berharap ada pencapaian serupa dan bahkan lebih tinggi lagi dalam bidang lain, terutama dalam bidang politik, ekonomi dan ilmiah."
Pejabat tertinggi yang menyampaikan selamat adalah Anas Haqqani, adik pejabat Menteri Dalam Negeri Afghanistan saat ini, Sirajuddin Haqqani. "Afghanistan menang," kata Haqqani. Adapun Wakil Taliban di PBB Suhail Shaheen turut mencuit melalui akun Twitternya. Ia menulis, "Hebat anak-anak!"
Keriuhan pejabat Taliban tak diikuti keriuhan warga Afghanistan. Seluruh jalanan di Kota Kabul tetap sepi. Padahal sebelumnya kemenangan selalu disambut dengan kegembiraan di jalan-jalan, kembang api dan tembakan perayaan. Tapi kali ini hanya ada sedikit kembang api terlihat di langit Kabul, sedangkan jalan-jalan umumnya kosong atau sunyi.
Musuh-musuh Taliban menganggap kemenangan itu sangat berarti bagi negara tersebut. Amrullah Saleh, mantan Wakil Presiden yang menjadi salah satu pemimpin pasukan anti-Taliban setelah jatuhnya Kabul, berkata di Twitter bahwa tim kriket telah menyanyikan lagu kebangsaan dan mengibarkan bendera yang tak diakui oleh Taliban.
Presiden Ashraf Ghani, yang melarikan diri dari negara itu Agustus lalu, menyebutkan, "kemenangan itu telah memasang harapan baru dalam hati semua orang bahwa bangsa ini hidup dan tidak ada yang boleh menyanderanya!"
Meskipun bertahun-tahun mengalami kekerasan dan pergolakan, Afghanistan memiliki penggemar kriket fanatik dan tersebar luas. Penduduk kota Kabul sangat menantikan pertandingan piala dunia kriket. Dewan Kriket Internasional (ICC) akan bertemu pada November mendatang untuk menentukan masa depan kriket di Afghanistan era rezim Taliban.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu