TIM sepaktakraw Malaysia pernah bermuhibah di Indonesia,
September 1970, dan akhirnya mendorong kegemaran baru di sini.
Bahkan Direktorat Jenderal Olahraga dan Pemuda (sekarang
Direktorat Jenderal Pendidikan luar Sekolah dan Olahraga) telah
menuangkan instruksi yang bertujuan melalui instansinya di
daerah-daerah untuk segera mengembangkan olahraga tersebut.
"Mengingat permainan ini dasarnya adalah sepakraga, permainan
rakyat yang terdapat di beberapa daerah Indonesia," tulis drs.
Mohamad Yunus Akbar, Kepala Bagian Perencanaan Ditjen 'LSOR,
dalam buku Permainan Sepakraga dan Sepaktakraw.
Namun kemajuannya telah tidak secepat keputusannya. Di SEA Games
IX, Kuala Lumpur 1977, tim nasional pulang tanpa meraih nomor.
Memang sepaktakraw di Indonesia masih dalam tahap memperkenalkan
diri. Daerah sasarannya, antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, dan Kalimantan. "Setelah memassal, baru kemudian
kita berbicara mengenai prestasi," lanjut Akbar, juga menjabat
Ketua Umum Perserasi, induk organisasi sepaktakraw Indonesia.
Sepaktakraw dimainkan di lapangan berukuran 13,42 meter x 6,10
meter. Regu yang turun di lapangan terdiri dari 3 pemain, yaitu
tekong yang melakukan serve, dan apit kiri dan kanan. Bolanya
terbuat dari jalinan rotan dengan keliling lingkaran 16-17 inci.
Berat bola antara 160-180 gram. Kedua regu dipisahkan oleh
jaring setinggi 1,55 m. Dan cara menghitung angkanya sama dengan
permainan bulutangkis.
Sasaran Perserasi -- berdiri tahun 1973 - dalam melebarkan sayap
sepaktakraw telah menemui bentuk. Kini ia tersebar di 8 daerah
-- Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Kalimantan
Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara.
Kejuaraan Nasional Sepaktakraw berlangsung dan berakhir pekan
lalu. Berhasil mempertahankan gelar di Senayan. Jakarta, masih 4
daerah yaitu Sulawesi Selatan, Riau, Sumatera Utara, dan
Sumatera Barat, yang juga unggul dalam kejuaraan nasional 1976.
Sepakraga ini sudah sebagian dari kebudayaan di sana.
"Di Riau kepulauan, sepaktakraw sudah lama dimainkan masyarakat,
terutama yang tinggal berdekatan dengan Singapura," cerita
Abdullah Sani, pelatih tim Riau. Daerah yang dimaksud adalah
Pulau Batam, Moro, Karimun Panjang, dan Pulau Trong. Tim Riau
menyapu bersih semua nomor beregu dalam kejuaraan nasional
kemarin.
Tingkat Perunggu?
Untuk kelas domestik, penampilan atlit 4 daerah itu, terutama
Riau, sudah boleh diandalkan. Tapi bagaimana di SEA Games X,
September depan? "Tim Indonesia punya peluang untuk meraih
medali perunggu," jawab pelatih tim Sulawesi Selatan, M. Alwi.
"Untuk mengalahkan Malaysia dan Muangthai memang masih berat.
Tapi untuk menghadapi Singapura kan kita sama 50-50." Peserta
lainnya, seperti Pilipina dan Brunei, dianggapnya tak seberat
negara pertama.
"Dibandingkan dengan beberapa tahun silam, pemain Indonesia
sekarang cukup memperlihatkan kemajuan," komentar pelatih
Malaysia, Azizuddin Khan. Ia datang untuk menatar para pelatih
Indonesia. Tapi "penguasaan teknik di sini masih kurang." Khan
memberi contoh beberapa kelemahan. Misalnya, bola yang
seharusnya dismasb dengan kepala, tampak digunakan malah kaki.
Tidak jarang bola yang seharusnya di-chop, malah di-drop atau
di-smash. "Begitu juga posisi pemain-ketika bola di atas --
masih banyak yang kurang cocok," tambah Khan.
Kelemahan itu dianjurkannya supaya dijawab dengan berlatih tekun
dan banyak bertanding. Di Malaysia, mulai Januari sampai
Desember ramai dilangsungkan pertandingan lokal, zone, maupun
tingkat nasional. Di sana, mereka uga mempunyal persyaratan
tertentu untuk memilih pemain. Untuk tekong yang melakukan
serve, dipilih mereka yang tendangannya baik dan tajam, serta
operannya yang selalu tepat, selain tangkisannya atau umpannya
yang bagus. Sedang untuk apit kanan maupun kiri, disukai mereka
yang mahir menimang bola, mengumpan, menangkis, maupun men-smash
bola. Dan "paling penting adalah stamina mereka," kata Khan. Ia
memberi contoh, seorang pemain nasional harus mampu dalam waktu
10 menit untuk lari 8 x 800 m. "Kalau mereka tak sanggup, kita
tidak pakai."
Bagaimana di Indonesia? Persyaratannya belum demikian ketat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini