Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Oana Menunggu Xinhua

Oana merubah syarat keanggotaan. Kantor berita yang negaranya menjadi anggota unesco boleh masuk Oana. Peraturan baru ini mencampakkan CNA (Taiwan) dan menunggu masuknya Xinhua (RRC) & Kyodo, Jepang.(md)

3 Februari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ATAS prakarsa Unesco, suatu badan PBB, 8 kantor berita di Asia telah bergabung tahun 1961. Kedelapannya datang dari negara-negara non-komunis, walaupun keanggotaan OANA (Organization of Asian News Agencies) dinyatakan terbuka buat siapa saja asalkan bertujuan meningkatkan hubungan profesi kantor berita. Tapi pekan lalu di Hotel Indonesia Sheraton, Jakarta, OANA merobah persyaratan keanggotaannya. Yaitu kantor berita yang negaranya menjadi anggota Unesco saja yang boleh masuk OANA. Kalau begitu, kata James Wei dari Central News Agenc, OANA menjadi "suatu cabang dari Unesco" dan para anggota OANA menjadi "organ di bawah Unesco." Tidak persis begitu, tentunya. Tapi memang CNA dari Taiwan, yang dulu ikut melahirkan OANA, sudah terlempar dari Unesco sebagai akibat masuknya RRC ke PBB tahun 1972. Dan peraturan keanggotaan OANA yang baru saja dirobah itu jelas mencampakkan CNA. Delapan anggota setuju, satu (Orient Press, Korea Selatan) blanko, dan satu (CNA) menolak dalam pemungutan suara untuk merobah peraturan keanggotaan itu dalam Sidang Umum ke-4 OANA. James Wei menyadari kehadirannya sudah tidak dikehendaki lagi setelah pemungutan suara itu. Dia pun meninggalkan sidang. "Saya menangis dalam hati," kata Mohamad Nahar dari Antara yang menjadi Sekjen OANA. "Tapi hubungan Antara dengan CNA -- secara bilateral -- masih akan dilanjutkan," demikian Ismail Saleh, pemimpin Antara yang terpilih lagi menjadi Ketua OANA. Sidang Umum ke-4 OANA itu tampaknya merasa perlu merobah peraturan keanggotaannya sesuai dengan tuntutan zaman. Kebetulan Unesco telah memprakarsai suatu gagasan untuk membentuk Asian News Network, jaringan kerjasama kantorberita se-Asia. Gagasan itu dirintisnya di Kolombo Desember 1977, dan dibicarakannya lagi mulai pekan depan di Kuala Lumpur dalam konperensi antar pemerintah mengenai kebijaksanaan komunikasi di Asia dan Oceania. Para menteri penerangan akan menghadirinya yang kemudian akan disusul oleh pertemuan wakil-wakil kantor berita di kawasan ini. Dalam hal ini RRC yang menjadi anggota Unesco sudah jelas tidak akan menyukai kehadiran Taiwan. Kebetulan OANA, seperti dinyatakan oleh wakil ketua T.S. Nilakantan dari PTI (India), ingin dan bisa memegang peranan Asian News Network itu. "OANA ini saja supaya dikembangkan. Tak perlu bikin yang baru lagi." Maka untuk mengembangkan OANA itulah keanggotaannya perlu disesuaikan dengan Unesco. Ini berarti OANA menunggu masuknya Xinhua (RRC), dan kembalinya Kyodo (Jepang). Kedua kantor berita besar itu diduga akan menentukan sekali bagi suksesnya suatu jaringan kerjasama berita seperti yang diprakarsai Unesco itu. Kyodo termasuk pendiri OANA tapi ia meninggalkan organisasi ini tahun 1971. Tidak jelas apa alasannya Namun ada dugaan kuat bahwa kantor berita Jepang itu berpolitik dengan RRC ketika itu guna membuka cabang di Peking. Di lingkungan OANA sekarang dengan 11 kantor berita anggota, Antara masih terbesar. "Kita malah terbesar di dunia bagian selatan umumnya," kata Mashud Sosrojudho, kepala urusan hubungan luar negeri Antara. Status terbesar itu memang kelihatan dari peranannya menggerakkan pool berita OANA dengan transmisi harian oleh Jakarta News Center. Tanpa kegiatannya itu mungkin kerjasama OANA cuma di atas kertas. Dengan adanya JNC itu OANA kini dianggap memiliki prasarana. Namun untuk berfungsi sebagai jaringan kerjasama kantor berita se-Asia, OANA masih memerlukan restu Unesco, serta partisipasi Xinhua dan Kyodo. Dan korbanlah CNA.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus