Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BELO HORIZONTE - Langkah Argentina di turnamen Copa America 2019 kian berat. Dua laga sudah dilalui tim berjulukan La Albiceleste itu di babak penyisihan grup. Hasilnya, Argentina belum meraih kemenangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam laga pertama Grup B, Senin lalu, secara mengejutkan Argentina keok dua gol tanpa balas saat melawan Kolombia. Selanjutnya, tim Tango-julukan lain Argentina-ditahan imbang 1-1 oleh Paraguay di Stadion Mineirao, Belo Horizonte, Brasil, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebenarnya Argentina hampir saja kalah lagi. Sebab, Paraguay sempat memimpin 1-0 lewat gol gelandang Richard Sanchez pada menit ke-37. Beruntung Argentina mendapat hadiah penalti dari wasit setelah bek Paraguay melakukan pelanggaran handball di kotak terlarang.
Pemain termahal sekaligus bintang utama Argentina, Lionel Messi, yang ditunjuk sebagai algojo, sukses menuntaskan tugasnya. Namun sayang, Argentina gagal menambah gol.
Jika melihat statistik pertandingan, permainan Argentina memang jauh dari nama besarnya sebagai salah satu tim terkuat di Amerika Selatan. Argentina memang mampu unggul dalam penguasaan bola, yakni 56 persen, tapi mereka kalah dalam jumlah serangan.
Paraguay, yang berbekal penguasaan bola 44 persen, mampu menciptakan tiga peluang gol dalam 10 serangan. Sedangkan Messi cs hanya mengkreasi dua peluang gol dalam tujuh serangan. Maka layak jika kepala para pemain Argentina sempat tertunduk lesu setelah wasit menyudahi pertandingan.
Hasil imbang membuat Argentina terpuruk di dasar klasemen sementara Grup B dengan torehan satu poin. Qatar-tim peringkat ketiga-sebenarnya juga menuai satu angka dari dua laga, tapi juara Piala Asia 2018 itu unggul dalam selisih gol.
Pelatih Argentina, Lionel Scaloni, tak habis pikir dengan penampilan tim asuhannya. Sebab, jika melihat daftar pemain, Argentina di atas angin. Selain ada Messi, Argentina diperkuat pemain-pemain berbakat, seperti Lautaro Martinez (Inter Milan), Geovani Lo Celco (Real Betis), Angel di Maria (PSG), dan Sergio Aguero (Manchester City).
Salah satu hal yang disorot pelatih berusia 41 tahun itu adalah mental dan fokus pemainnya. Sebab, menurut dia, Argentina sudah bermain apik pada awal paruh pertama. Namun, setelah Paraguay mencetak gol, timnya goyah. Seketika Argentina bermain seperti tim medioker.
"Penampilan kami membaik lagi pada babak kedua. Bukan permainan terbaik kami karena masih kerap kehilangan bola. Namun setidaknya permainan kami lebih seimbang," kata mantan bek Atalanta tersebut.
Scaloni hanya bisa mengatakan timnya beruntung jika masih bisa bertahan di Copa America. Sebab, meski berada di dasar Grup B, nyatanya Argentina masih punya peluang untuk lolos ke babak perempat final.
Dalam laga terakhir, Argentina akan berjumpa dengan Qatar, sementara Kolombia berduel melawan Paraguay. Kemenangan atas Qatar setidaknya akan membuat Argentina lolos ke babak delapan besar sebagai salah satu dari dua tim peringkat ketiga terbaik. Namun dengan catatan, Argentina harus menang dengan skor besar agar mendongkrak selisih gol di papan klasemen.
Mudah dikatakan tapi teramat sulit untuk dilakukan. Mungkin itu ungkapan yang pas bagi Argentina saat ini. Sebab, Qatar bukan tim sembarangan. Selain itu, tanggung jawab berat yang menggantung di pundak para pemain bisa bikin tim bermain gugup.
Meski begitu, mantan asisten pelatih Sevilla itu akan berusaha mati-matian memotivasi para pemainnya agar garang saat meladeni Qatar, Senin pekan depan. Setidaknya, Scaloni akan menyulap timnya tak seloyo saat ditahan imbang Paraguay. "Solusi satu-satunya kami, ya, harus menang dalam laga terakhir. Hanya itu," katanya.
Sementara itu, Messi mengatakan teramat frustrasi belum juga sanggup mempersembahkan kemenangan untuk negaranya di Copa America tahun ini. Penyerang andalan Barcelona itu pun berjanji bahwa dia dan rekan-rekannya akan meloloskan Argentina ke babak berikutnya.
"Kami paham tugas ini sangat sulit. Tapi kami tak punya pilihan lain, kecuali menemukan permainan terbaik. Lagi pula akan terasa gila jika Argentina gugur di babak penyisihan grup," kata pemain berusia 31 tahun itu.
GOAL | THE NATIONAL | INDRA WIJAYA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo