PULANG dari rumah Ali Sadikin Ketua Umum PSSI, Marselly
Tambayong menangis tersedu. Poros halang klub Galatama Warna
Agung itu baru saja menumpahkan uneg-unegnya. Ia mengaku memang
berteman akrab dengan makelar suap Jeffry Suganda Gunawan.
Walaupun pernah ditraktir minum kopi dan pergi ke klub malam,
Marselly mengungkapkan ia berani bersumpah, ketika klubnya turun
melawan NIAC Mitra draw 3-3, "dari Jeffry saya tidak menerima
uang satu sen pun."
Diakuinya pada suatu malam sebelum pertandingan itu, ia dan
Endang Tirtana bersama JSG memang pergi ke Bina Ria, Ancol, tapi
tidak ada menerima uang. Hampir semua pemain klubnya pernah
ditraktir, bahkan ada beberapa pemain Warna Agung lainnya
mempunyai cukong judi, kata Marselly. "Kalau saya sebut semua
pemain yang pernah terima suap, habis deh Warna Agung."
Bagaimana reaksi Ali Sadikin mendengar cerita itu? "Mengapa baru
diceritakan sekarang?" ucap Ali Sadikin seperti dikutip
Marselly.
Apa boleh buat, PSSI sudah menjatuhkan skorsing 2 tahun atas
diri Marselly anak Kawanua yang lahir di Jambi, 2 Mei 1958.
Sejak itu ia menutup diri dari lingkungannya. "Semua famlli
datang ke rumah," tutur MarsellSr kepada TEMPO. "Mereka langsung
marah-marah Wartawan juga datang ke rumah, tapi saya segan
bicara."
Benny Mulyono, boss Warna Agung, meminta agar Marselly menerima
saja keputusan skorsing, sambil menyanggupi akan tetap
menggajinya Rp 85.000/bulan. Dan ia dianjurkan supaya tutup
mulut saja.
Kini tinggal di suatu rumah kontrakan kecil yang dibiayai klub,
ia hidup bersama istri dan seorang anaknya. Ia mengaku
penghasilannya di klub tidak mencukupi. Mertua masih menunjang,
katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini