Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Ujian Buat KONI Pusat

Berdasarkan prestasi di sea games ix di kuala lumpur, koni pusat memanggil 13 cabang olah raga untuk persiapan asian games. sepak bola yang gagal, gulat & anggar tak turut dalam sea games ikut dipanggil.(or)

28 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ACARA temu muka Komite Pembinaan KONI Pusat dengan 13 cabang olahraga untuk persiapan Asian Games VIII di gedung KONI Senayan, Jakarta sejak 2 pekan lalu tak kurang menyesakkan dada. Mengingat tidak semua cabang olahraga terpilih itu teruji prestasinya -- patokan pengukur yang dipakai adalah medali emas SEA Cames IX. Adakah falsafah prestasi telah ditinggalkan lagi? Wakil Ketua Komite Pembinaan KONI Pusat, Harsuki membantah kenyataan itu. "Falsafah tersebut tetap dijadikan dasar bagi pemanggilan cabang-cabang olahraga yang dipanggil berkonsultasi," katanya kepada TEMPO. Harsuki tak sepenuhnya benar. Karena dari 13 cabang olahraga terpanggil (Bulutangkis, Renang, Tenis, Balap Sepeda, Tenis Meja, Tinju, Panahan, Menembak, Angkat Besi, Atletik, Gulat, Anggar, Sepakbola) terdapat caban yang gagal dan tak ikut SEA Games IX di Kuala Lumpur, Nopember 1977 silam. Soal Prestise Cabang olahraga yang gagal membawa pulang medali SEA Games IX itu adalah Sepakbola. Sedang yang tak ambil bagian adalah Gulat dan Anggar. Bahkan untuk cabang Sepakbola, Ketua Harian KONI Pusat, Suprayogi sepulangnya dan Kuala Lumpur sudah menyalakan lampu kuning. "Untuk sementara Sepakbola tidak akan diikutsertakan ke Asian Games," kata Suprayogi. "Kecuali PSSI dapat menimbulkan kejutan-kejutan. Bukankah masih banyak turnamen seperti Anniversary Cup dan lain-lain menjelang Asian Games." Tapi sebelum PSSI membuktikan kejutan yang dituntut itu ternyata KONI Pusat lebih dulu membikin kagetan. Selesai acara konsultasi dengan Komite Pembinaan, Selasa 17 Januari ke luar kabar bahwa PSSI pasti akan diikutsertakan dalam kontingen Indonesia ke Asian Games VIII di Bangkok, Desember depan. Sedang target yang dibebankan kepada mereka adalah menjadi perempat-finalis. Penyimpangan yang dilakukan KONI Pusat terhadap penentuan Sepakbola ke Asian Games VIII tidak jelas dasar pertimbangannya. Mungkinkah lantaran cabang olahraga ini mendapat popularitas utama di kalangan masyarakat? Harsuki yang juga menjabat Wakil Sekjen KONI Pusat mengelak untuk memberikan argumentasi terhadap kata pasti bagi Sepakbola yang sudah jadi berita umum itu. Terpanggilnya Gulat juga agak mengagetkan. Cahang ini semula sama sekali tidak disebut-sebut untuk diminta berkonsultasi. Baru dipanggil setelah Ketua PGSI, ir. Rio Tambunan mengecam kebijaksanaan KONI Pusat yang cuma memanggil 10 cabang olahraga yang disebut pertama saja. Kecaman saja mungkin tak cukup untuk menopang pemanggilan konsultasi buat Gulat. Tapi adalah PGSI salah satu sponsor yang mengusulkan cabang ini untuk dipertandingkan dalam Asian Cames. Agak janggal memang jika sponsor itu sendiri tidak ambil bagian. Masalahnya kini, target apakah yang mungkin dipikul oleh PGSI? Willy Warokka, pimpinan PGSI yang mendampingi Rio Tambunan dalam konsultasi dengan Komite Pembinaan menolak membicarakan soal sasaran itu. Ia cuma menyampaikan bahwa Federasi Gulat Internasional telah menetapkan 4 negara unggulan untuk Asia. Negara itu adalah Iran, Mongolia, Korea Utara, dan Jepang. Bertolak dari daftar unggulan FGI itu, harapan medali bagi Indonesia terasa sesuatu yang rnustahil dibawa pulang. Tapi kenapa KONI Pusat tetap memanggil mereka? Tak ada komentar yang keluar dari mulut pimpinan KONI Pusat maupun lewat pengurus PGSI. Menilik tersisihnya masalah prestasi dalam hal pemanggilan PGSI ke forum konsultasi, orang lantas menduga bahwa kehadiran lain Kontinen Indonesia nantinya tak lebih dari soal prestise. Idem dito dengan cabang olahraga Anggar . Merubah Taktik Dari cabang yang mungkin diharapkan medali, seperti Tennis Meja, tarik urat dalam menentukan masuk tidaknya mereka dalam barisan olahragawan Indonesia ke Asian Games cukup menegangkan. Komite Pembinaan tak ayal menuntut pembuktian prestasi terlebih dahulu dalam kejuaraan Tenis Meja Asia di Kuala Lumpur, Agustus depan. Minimal mereka harus dapat memDawa medali perunggu 3 A pulang. Dalam cabang ini terdapat 2 medali perunggu yang diperuntukkan bagi semi-finalis. Medali perunggu 3 A, sekalipun nilainya sama dengan 3 B, tapi untuk mendapatkannya mereka harus mengalahkan lawan yang juga tersisih terlebih dahulu. "Kalau untuk medali perunggu 3 A itu saya optimis," kata Willy Warokka yang juga menjabat Sekjen PTMSI. Tapi rasa optimis Warokka itu dengan syarat agar pemain Tenis Meja segera dipelatnaskan. Untuk pemain putera, Warokka meminta 2 tempat buat berlatih. Kedua tempat itu adalah Jepang dan Yugoslavia. Sementara buat mempersiapkan pemain puteri, ia cuma mengajukan pelatih dari luar negeri saja yang didatangkan. Pelatih yang diminta adalah dari Jepang. Nama yang diajukan adalah Hasegawa, Kimura Inoue, dan Takashima. "Saya belum bisa pastikan siapa di antara mereka yang akan datang," tambah Warokka. Masih dalam tuntutan prestasi, Walokka tak hanya ingin mendapatkan fasilitas yang baik untuk menunjang maksud itu. Ia juga ingin merubah taktik dengan penekanan pada partai ganda: "Soalnya, partai ganda ini agak diabaikan lawan. Jadi kita mencoba untuk merebut medali lewat jalan: itu," ujar Warokka. Adakah taktik ini akan membuahkan medali dalam Kejuaraan Tenis Meja Asia nanti" Masih perlu ditunggu pembuktiannya. Bagaimana kalau mereka gagal di sana? "Kemungkinan tidak jadi dikirim ke Asian Games," lanjut Warokka. Peluang Belum Tertutup Bagi tim menembak, tiket Asian Games itu tampak bukan persoalan lagi. Dari 4 penembak pistol dan 2 senapan yang diajukan dalam Komite Pembinaan, 3 nama (Boy Riswanto, Hidayat dan nyonya Lely Sampurno) kelihatan sudah mendapat lampu hijau. Tinggal 1 nama untuk nomor pistol dan 2 senapan yang masih diperebutkan. Berbeda dengan cabang Tenis Meja atau Tinju yang berkeinginan berlatih di luar negeri, Perbakin cuma mengajukan pelatih dari luar negeri saja yang didatangkan. Kemungkinan besar pelatih yang akan menangani tim menembak Indonesia itu adalah dari Rusia. Bagaimana dengan Atletik? Sekalipun pembinaan yang dilakukan PASI akhir-akhir ini belum membuahkan hasil yang memuaskan, tapi mereka juga masuk daftar induk organisasi yang di panggil untuk berkonsultasi. Sasaran apakah yang mungkin dilimpahkan pada mereka, jika dalam SEA Games IX lalu hanya membawa pulang 2 medali emas dan tanpa perbaikan rekor? Sulit untuk menempatkan mereka dalam urutan yang mungkin tampil dipanggung pemberian medali. Apalagi lawan yang bakal dihadapi bukanlah musuh seperti di SEA Games IX. Di Asian Games VIII nanti mereka akan bertemu dengan atlit-atlit Jepang, Korea Utara, Muangthai, Korea Selatan, dan Burma yang nota-bene merajai gelanggang Atletik. Duduk persoalannya sekzrang, perlukah KONI Pusat mengirim rombongan besar dengan memasukkan cabang olahraga yang berkemungkinan tipis dapat medali? Jawabannya tidak mudah, memang. KONI Pusat bisa saja berdalih bahwa di balik Asian Games VIII, kita punya sasaran lain yaitu SEA Games X di Jakarta, tahun 1979 depan. Bagaimana kalau induk organisasi lain juga menuntut tiket dengan alasan persiapan SEA Games X? Ini persoalan baru lagi. Tapi kemungkinan untuk ditambahnya cabang olahraga yang akan diminta mempersiapkan diri ke Asian Games VIII sudah tipis kelihatannya. Tapi bukan pula berarti peluang sudah tertutup sama sekali. 5engingat KONI Pusat selama ini jarang menunjukkan sikap yang tegas dalam keputusan. Lihat saja, masalah pemanggilan Sepakbola, misalnya. "Mereka yang terpanggil ini belum tentu semuanya berangkat ke Asian Games," kata Harsuki. "Kemungkinan akan diciutkan itu ada."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus