IKRAR yang diumumhan Rabu maiam itu tak pelak lagi telah membuat permainan tim Perseman bagaikan harimau ompong. "Ikrar itu membuat kita jadi down. Kalau tidak, saya yakin bisa menang " kata Adolf Kabo menyesal. "Saya tetap menginstruksikan anak-anak bermain keras, tapi ikrar itu membuat mereka serba ragu," kata Paul Cumming, pelatih asal Inggris yang menangani Perseman. Tak pelak lagi, kritik pun berhamburan kearah ikrar yang baru pertama kali ini terjadi di sini. Iswadi Idris, bekas penyerang PSSI itu, berpcndapat, untuk menghindari permainan berkembang kasar, diperlukan wasit yang jeli dan tegas. "Bukan dengan pembacaan ikrar," katanya. Bckas pemain nasional yang lain yang kini aktif sebagai komentator sepak bola di Kompas, Ronny Pattinasarany, menyebutkan ikrar itu "berbau tidak sportif". Yang dirugikan. tentu saja, Perseman. "Mereka jadi loyo dan tak berdaya. Kasihan," kata Ronny. Acub Zainal, salah seorang wakil ketua PSSI, ikut pula menurunkan kritik, menuduh ikrar itu mencurangi Perseman. Menurut tokoh kelahiran Bogor itu, yang pernah menjadi gubernur Irian Jaya, kalau ikrar mesti juga diadakan, haruslah melibatkan seluruh tim yang turut di dalam kejuaraan itu. Apalagi dalam kasus ini, Acub melihat sulitnya posisi asisten manajer Perseman, Talahatu, yang kebetulan cuma seorang berpangkat mayor. "Kalau Pak Solihin yang meminta diadakan ikrar itu, 'kan berarti perintah," ujar Acub. Akhirnya, Talahatu hanya bisa minta pengertlan pemamnya tentang persoalan ikrar itu. Para pemain memang segera mengerti kesulitan Talahatu. "Bagaimana kami mau menolak, yang memintanya 'kan orang berpangkat," kata Kabo. Yang dimaksudnya di sini adalah Solihin G.P. Ide ikrar, seperti diakui Wahab Abdi, memang berasai dari Solihin. PSSI sendiri tidak berhak membuat ikrar itu, karena di lapangan sudah ada wasit "Tapi karna yang membikinnya adalah pimpinan kedua kesebeiasan dan maksudnya pun baik, kami setuju saja," kata Abdi. Cuma, anehnya, yang mcnurunkan tanda tangan mendampingi Solihin, ketua umum Persib, cuma asisten manajer Perseman, Mayor Talahatu. Sementara itu, ketua Perseman sendiri, Basuan George Tanati, ketika ditemui TEMPO cuma tersenyum dan berkata "Ikrar itu dibikin tanpa saya tahu, karena itu saya tak mau kasih komentar. Harapan saya cuma, maunya Persib jadi juara, biar mereka puas. Bagaimana ikrar bisa terjadi? Sebuah sumber TEMPO di PSSI mengungkapkan bahwa siang sebelum pertandingan Persib-Perseman, Solihin beserta beberapa ofisial Persib datang ke kantor PSSI di Senayan, menemui Wahab Abdi. Ketika itulah, Solihin mengajukan idenya, dengan alasan agar pertandingan tidak menjadi kasar. Abdi tak mcnampik usul Solihin, dengan syarat pihak Perseman harus setuju. Saat itu juga dicarilah pimpinan Perseman, dan yang ditemukan cuma Mayor Talahatu. Menurut sumber itu, semula Talahatu mencoba menolak dengan dalih harus meminta persetujuan para pemainnya dulu, tapi akhirnya terpaksa setuju, seteiah Solihin mendesak. Tapi Solihin membantah keras keterangan itu. Ditemui TEMPO di Bandung, Senin pekan ini, ketua umum Persib itu mengatakan bahwa ide ikrar muncul dari pengurus Perseman, karena takut pemainnya diteror penonton. "Pak Solihin boleh menang, tapi tolonglah, agar pemain kami jangan diteror penonton," ujar Solihin menirukan permintaan Talahatu. Untuk mengatasi kekhawatiran Talahatu, kata Solihin, "Mereka saya ajak bersama mengimbau penonton." Dan terjadilah ikrar itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini