BINTANG olahraga sering membuat penonton deg-degan. Apalagi
kalau yang bersaing sengit bintang cilik lawan atlet
berpengalaman. Contoh dramatis antara lain terlihat dalam lomba
lari 3000 m putri. Ketika pelari jarak menengah Jakarta,
Starlet, bintang yang sejak 1977 tak tersaingi, bertemu dengan
Welmintje Sonbay, dan Katherina Nasimnasin, dalam final di
Stadion Utama Senayan, 26 September sore.
Ribuan penonton, semula tidak begitu terkesan oleh kehadiran dua
pelari cilik dari NTT itu, tiba-tiba saja bangkit memberi
semangat kepada mereka."Terusss, terusss," teriak penonton
ketika pelari daerah itu menyalib Starlet. Hanya berkat
pengalaman, Starlet bisa merebut kembali tempat terdepan pada
putaran terakhir. 'Saya tidak tahu apa yang akan diperbuat anak
ini dalam PON XI nanti," kata Starlet.
Welmintje dan Katherina yang meraih medali perak dan perunggu
untuk NTT tak banyak komentar. Maklum masih lugu. Tapi Presiden
Soeharto yang menonton arena atletik dua hari kemudian,
mengatakan "pelari alam ini perlu dibina lebih lanjut."
Welmintje, 12 tahun, dan Katherina, 14 tahun, ditemukan Pengda
PASI NTT, empat bulan lalu. "Mereka adalah buah program atletik
masuk desa di NTT," kata Ketua KONI NTT F.M. Manafe. Ia
menambahkan sejak 1980 di NTT secara teratur dilangsungkan
kejuaraan atletik mulai tingkat kecamatan sampai ke tingkat
kabupaten. Dalam kompetisi 1981 inilah muncul Welmintje dan
Katherina menggeser andalan NTT selama ini Herlince dan Gumina.
Sehingga, "kakak-kakak ini terpaksa dipindahkan ke nomor 1500
m," lanjut Manafe.
Pada Kejuaraan Atletik Kabupaten Timor Tengah-Selatan, Juni
1981, Welmintje yang biasa berlatih lari di pasir pantai Kupang
sudah mencatat waktu 10 menit 50 detik untuk lari 3000 m. Ia
menyebut semua ini adalah berkat bimbingan pelatih Agus Parudjai
dan ayahnya. Ayah Welmintje kini menduduki kursi DPRD turut
memberi dorongan dengan menyediakan menu ekstra seperti susu dan
telur setengah matang. "Welmintje memang ditargetkan untuk
memecahkan rekor PON," kata Manafe.
Prestasi Welmintje dalam PON X malah luar biasa. Ia mencapai
finis dengan waktu 10:16,51 detik--sekitar 33 detik lebih cepat
dari rekor PON IX atas nama Lelyana. Tak heran bila Starlet,
yang mencapai finis lebih dulu dan sekaligus menciptakan rekor
baru 10:11,36 detik, tercenung dibuatnya. Ia tidak habis pikir,
bagaimana anak 12 tahun tanpa sepatu itu bisa menempelnya dengan
ketat. Pelari berusia 19 tahun itu sudah membayangkan ancaman
Welmintje dan Katherina 'dalam pertandingan nasional kelak.
Pengurus PASI ingin membina Welmintje dan Katherina di pelatnas.
Tapi Welmintje, masih suka menangis bila ingat orangtua dan adik
bungsunya, kelihatan lebih suka tetap di NTT. Manafe juga
berpendapat demikian. Tapi, "untuk berprestasi tinggi di NTT
jelas sulit bagi Welmintje," kata Manafe.
Tapi Kepala Negara telah menasihati Welmintje, bahwa ia sudah
bukan milik orangtuanya atau NTT saja. Juga sudah milik
nasional. Karena itu disarankan beliau untuk berlatih keras dan
mencapai prestasi lebih tinggi. Welmintje mengatakan bahwa
anjuran Presiden Soeharto itu akan diturutinya. Ia, mulai pekan
ini, akan memasuki pelatnas SEA Games di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini