Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Yang Diharapkan

Eklevina Rumayauw, 23, pelari 400 m gawang putri dengan tinggi 160 cm dan berat 55 kg, membuat rekor dalam kejuaraan atletik 1979, dengan catatan waktu 64,8 detik.

23 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA Eklevina Rumayauw, kini 23 tahun, mengikuti lari 400 m gawang puteri dalam kejuaraan nasional atletik 1977, tak banyak orang yang memperhatikannya. "Waktu itu, saya masih mencoba-coba," katanya. Tapi di stadion utama Senayan, Jakarta, pekan lalu Eklevina melompati gawang bagaikan seekor kijang, dan dengan ritme kecepatan yang teratur. Ia tiba di finish dalam 64,8 detik -- suatu rekor nasional. Rekor lama 400 m gawang dipegang oleh Sri Winarsih dengan tempo 65,6 detik. "Sebelum berangkat ke Jakarta, saya sudah meramalkan Eklevina akan menumbangkan rekor itu," kata pelatih Deddy Ririmase. Di Jayapura, Eklevina mencatat waktu 66,4 detik. "Prestasi itu dicapainya di lintasan rumput," tambah Ririmase. Di Scnayan, atlit berpacu di jalur gravel, membantu memperpendek waktu. Eklevina -- tinggi 160 cm, berat 55 kg -- berlatih selama 10 bulan dalam setahun. Rata-rata 3 kali seminggu dengan 2 jam latihan. Kesempatannya mengikuti pertandingan masih kurang. Kompetisi bulanan antar klub, seperti di Jakarta, belum hidup di Jayapura. "Selama ini program latihan di Irian Jaya, lebih banyak didasarkan pada pengamatan alamiah, dan cuma sedikit yang ilmiah," kata Ririmase. "Guna mencapai perbaikan rekor bagi Eklevina, juga atlit lainnya, nanti saya minta bantuan PKO (Pusat Kedokteran Olahraga) untuk meneliti." PK0 baru ada di Jakarta. Emma Tahapari, 18 tahun, mungkin memberi harapan. Pelari nomor 100 m dan 200 m puteri ini terpilih bersama Carolina Riewpassa untuk memasuki pelatnas Asian Games VIII tahun lalu. "Anak ini berbakat, dan punya kemampuan," kata pelatih kepala PASI Jakarta, Wuryanto. Yang Ada Gaya Tingginya 159 cm dan berat badannya 46 kg. Gerak kaki dan tangannya mengingatkan orang pada gaya lari seorang juara. "Ayunannya (kaki dan tangan) lebih baik dari Carolina," tambah Wuryanto. Carolina adalah pemegang rekor nasional lari 100 m (11,7 detik), dan 200 m (24,2 detik). Emma pada usia 17 tahun sudah mampu menekan tempo 12,2 detik. Tapi dalam kcjuaraan nasional pekan lalu, Emma sedikit lambat. Ia memasuki finish bersama Henny Maspaitella dari Jawa Timur dengan waktu 12,5 detik, dan sekaligus menjadi juara kembar. Mengapa merosot? "Hampir 1« bulan saya sakit maag," kata Emma. "Latihan saya jadi tak teratur." Emma pernah mengesalkan pelatihnya. "Dulu, ia enggan untuk latihan over distance," kata Awang Papilaya, pelatih tim Asian Games VIII. Maksudnya, jarak latihan harus lebih panjang dari nomor spesialisasi atlit bersangkutan. Buat Emma, misalnya, perlu latihan lari 400 m. "Sekarang, baru saya tahu kegunaan latihan itu," ucap Emma. Emma, atlit klub P3 (Pembinaan Prestasi Pelajar), anak bungsu dari 3 bersaudara, dan yatim. "Orangnya acuh," kata nyonya Tahapari, ibunya. "Pelatih harus tahu betul karakternya." Sejak Maret, Emma berlatih 2 jam perhari untuk seminggu penuh. "Minimal, ia harus kembali mencapai waktu 12,2 detik," kata Wuryanto. Rekor SEA Games adalah 12,1 atas nama Khin Pu dari Birma. Saingan lain adalah pelari Muangthai, Usanee Laopinkarn, pemegang medali emas Asian Games VIII.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus