UNTUK pertama kalinya PSSI menyelenggarakan pertandingan sepak
bola kelompok umur 13-15 tahun yang berlangsung 18-23 Juli di
Stadion Kuningan, Jakarta. Dan pertandingan antarremaja dari
enam kota itu (Medan, Pontianak, Jakarta, Bandung, Semarang, dan
Surabaya) sebagaimana kakak-kakaknya, juga tidak luput dari
ricuh dan perang protes. Pemalsuan usia yang membikin gara-gara.
Ceritanya dimulai dari Semarang yang sudah menang telak 7-1 atas
Bandung. Sekalipun mengaku kalah, tetapi tim manajer Bandung
meminta panitia untuk meneliti usia para pemain Semarang.
Ternyata pemain Semarang, Edy Isywoyo, kabarnya kepergok berusia
lebih dari 15 tahun. Ini diketahui setelah salinan STTB SD-nya
diteliti.
Kemudian tim manajer Semarang ganti memprotes dengan tuduhan
pemain Bandung, Acu Nandang, mencuri usia. Tetapi begitu panitia
memeriksa ijazah SD-nya tidak ditemukan yang aneh-aneh. "STTB SD
asli yang saya bawa memang milik saya, yang berubah mungkin
potongan rambut," tutur Acu. Ia cukup kaget ketika namanya
terbawa-bawa dalam kasus pemalsuan umur. Akhirnya Semarang yang
kena hukum dan dinyatakan kalah WO 0-5.
Dalam pembuktian pemalsuan usia ini Mabak lewat tim dari dinas
kesehatan ikut terlibat. Sebanyak 22 orang yang diperiksa di
laboratorium Mabak, 14 di antaranya ternyata sudah bangkotan.
"Berdasarkan pemeriksaan radiologis terhadap tulang dan gigi,
terbukti umur pemain tidak sesuai dengan yang tertera dalam
ijazah atau akta kelahiran," ungkap dr. Bimanesh Sutardjo, salah
seorang dari tiga dokter yang memeriksa.
Pemeriksaan meliputi pertumbuhan gigi belakang dan sendi-sendi
tulang. "Pemeriksaan pertumbuhan pusat-pusat penulangan pada
sendi siku untuk menentukan umur seseorang bisa
dipertanggungjawabkan," sambung dokter berpangkat letnan satu
itu. Sebelum pemeriksaan laboratorium, melalui pemeriksaan
ijazah dan akta kelahiran, panitia memang telah mencurigai
sebanyak 20% dari seluruh pemain berumur lebih 15 tahun.
Tim manajer Semarang, Agus Sudarmadji, akhirnya terus-terang
mengakui kelalaiannya dalam mengontrol anak-anak asuhannya. Tapi
sebenarnya PSSI juga punya andil. Sebab undangan pertama yang
dilayangkan ke beberapa daerah disebutkan tahun 1968 sebagai
batas kelahiran. Belakangan mendadak datang pemberitahuan lewat
teleks agar umur pemain tidak lebih 15 tahun pada Juli 1983.
Semarang, menurut Sudarmadji, sudah telanjur membentuk tim. Dan
terhadap anak-anak asuhannya yang tidak lapor mengenai usia, dia
punya jawaban begini: "Katakanlah anak-anak itu sengaja mengubah
tahun kelahirannya, tapi mereka tidak bermaksud jahat, mereka
hanya ingin main di Jakarta," tuturnya.
Tetapi kalau memang niatnya hanya untuk sampai dan main di
Jakarta, mengapa tidak berterus-terang saja. Sebagaimana tim
Pontianak yang sejak hari pertama mengakui timnya membawa tuiuh
pemain berusia 16 tahun. Untuk kejujuran ini Pontianak terpilih
sebagai tim paling sportif. Meskipun untuk kejujuran yang diberi
penghargaan berupa piagam khusus itu, Pontianak oleh panitia
dianggap tidak berhak merebut kejuaraan. Dan bertanding hanya
untuk persahabatan. Invitasi itu sendiri juaranya kemudian
direbut Medan disusul Surabaya, Jakarta, dan Bandung.
Dari 111 remaja yang ambil bagian dalam turnamen yang menelan
biaya Rp 20 juta ini, 42 pemain terpilih mengikuti seleksi untuk
disekolahkan di Pusat Pendidikan Sepak Bola di Salatiga. "Bila
mereka dilatih terus menerus, pada usia 20 tahun kelompok ini
sudah siap pakai," ujar Sucipto Suntoro, wakil ketua panitia
penyelenggara.
Kejuaraan kelompok umur (13-15 tahun) yang idenya sudah lahir
sejak 1979 ini, memang merupakan program pembinaan PSSI paling
awal sebelum jenjang berikutnya (junior) yang pemainnya
ditetapkan berumur 16-18 tahun. "Dengan adanya invitasi ini PSSI
sudah punya pola pembinaan yang berjenjang," kata Nugraha
Besoes, ketua penyelenggara.
Sebab untuk melahirkan pemain yang berkualitas prima, menurut
Ismanu, anggota tim penilai, minimal diperlukan waktu sedikitnya
empat tahun. "Kalau tidak dipersiapkan dari sekarang, dan
membentuk tim nasional dengan asal comot saja, bisa payah
hasilnya," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini