PANDANGANNYA tajam. Bibirnya sensuil. Sebentuk alis yang sedikit
aneh terpacak kukuh di wajah yang jelas tidak bercorak pribumi
itu.
Joyce Ollivia memang memiliki darah campuran yang unik. Dari ibu
ia memperoleh darah Belanda dan Jawa, sedang dari ayah ia
menerima darah Cina. Berkulit kuning, tinggi semampai (163 Cm),
Joyce, 21 tahun yang berstatus janda muda -- dengan dua orang
anak -- mengaku tidak pernah mendapat pendidikan khusus untuk
berperan. "Saya selalu memerlukan sedikit latihan sebelum
pengambilan dilakukan," begitu ia menjelaskan cara bermainnya.
Tapi bagaimana ia sampai jadi bintang film ke depan kamera?
Sutradaranya dalam Suci, Sang Primadona, Arifin C. Noer,
bercerita bagaimana ia menemukan Joyce: "Secara kebetulan
sekali. Calon pertama tadinya adalah Emilia Contessa. Sudah
diminta dan ditunggu lama, tak ada jawaban. Suatu malam saya
nonton tv bersama Danarto (pelukis yang kemudian menjadi penata
artistik dalam Suci). Sebuah lelucon Johny Gudel. Saya melihat
Joyce. Dia saja orangnya, seru saya. Danarto setuju. Esoknya
saya minta Gramedia (produser) mencari alamat wanita itu.
Diperoleh: dia anak Surabaya, hostes pada klab malam Bali Queen.
Kebetulan ia ingin main film. Dipanggil, dan segera datang ke
Jakarta. Diwawancarai. Dan dari wawancara itu saya ketahui
pengalaman rohaninya cukup kaya." Itu cerita Arifin.
Apa maksudnya "pengalaman rohani" itu?
"Pengalaman hidupnya cukup ruwet. Dia baru mau cerai. Anaknya
ada dua. Tokoh Suci kebetulan agak sama dengan tokoh Joyce,"
Arifin menambahkan.
Dan kisah itu dibenarkan oleh Joyce yang pernah ikut membantu
grup lawak Johny Goedel di tv. Kepada Eddy Herwanto dari TEMPO,
Joyce juga bercerita tentang hidupnya yang penuh kepahitan.
"Rumah tangga orang tua saya juga tidak bahagia. Mereka bercerai
ketika saya masih kecil," tutur Joyce. Karena itulah rupanya
maka sekolahnya cuma sampai kelas II SMP Stella Marie. Ia
meninggalkan sekolah untuk bekerja di sebuah koperasi simpan
pinjam di Surabaya.
Nampaknya kehidupan pahit yang selama bertahun-tahun
merundungnya kini cuma jadi kenangan bagi Joyce. Hidup di
Jakarta memang masih menumpang di rumah Kembar Bersaudara --
salah satu dari dua penyanyi kembar itu adalah calon suami Joyce
-- tapi bintang film pendatang baru ini sudah tergolong sibuk
meladeni sejumlah kontrak. Pada hal filmnya belum lagi beredar.
Bisa dibayangkan bagaimana repotnya ia di hari-hari mendatang,
setelah Suci Sang Primadona ditonton orang.
Ia menyebut Christine Hakim sebagai salah satu bintang
kesayangannya. Kedua aktris ini memang mempunyai banyak
persamaan. Keduanya bermain baik di film pertama mereka. Dan
permainan mereka di situ begitu meyakinkan, sehingga tidak
terasa ada jarak antara peran dan pemeran. Dalam film Suci peran
yang dibawakan Joyce menyatu utuh dan kukuh dcngan dirinya.
"Saya bisa merasakannya," begitu Joyce berkomentar terhadap
peran yang dibawakannya itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini