Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Yayuk di tangan pelatih lokal

Yayuk basuki mencopot pelatih jiri waters. hasil tes sementara menyebutkan otot perut ke atas di sebelah kiri masih lemah. "kalau saya kalah, jangan salahkan pelatih," kata yayuk.

6 Juni 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUDAH tiga pekan ini, petenis Yayuk Basuki digarap pelatih dalam negeri, Sulistiyono. Selain ditangani Sulis, Yayuk juga ditangani pelatih fisik Paulus Pasurney, bekas pelatih atletik nasional. "Selama tiga minggu ditangani, insya Allah, fisik saya berangsur baik," kata Yayuk, Sabtu pekan lalu, di lapangan tenis Pertamina Cottage, Kuta, Bali. Fisik Yayuk memang belum ketahuan primatidaknya. Namun, ia mengaku tak ngeri menghadapi turnamen di Birmingham, Eastbourne, dan Wimbledon di Inggris pekan mendatang. "Kalau prestasi saya nanti memburuk, saya tak boleh ngomong itu karena Sulis," kata Yayuk, memberi abaaba sejak dini. Putusan Yayuk untuk mendepak Jiri Waters, pelatih asal CekoSlovakia itu, untuk mencari suasana baru. "Untuk menghindari kejenuhan," katanya. Namun, Yayuk tetap berterima kasih atas jasa Waters. "Ia telah membawa saya ke peringkat 35 dunia," katanya. Di tangan Waters, nama Yayuk memang kondang. Bayangkan, sejak terjun ke dunia tenis profesional November 1990, peringkatnya terus meroket. Dari peringkat 239, belum setahun menjadi 40, dan bahkan mampu mencapai 35 dunia. Yayuk juga dipuji karena servis pertamanya tajam menusuk, dengan kecepatan 103 mil per jam atau sekitar 160 kilometer per jam. Bandingkan dengan Monica Seles yang baru 90an mil per jam, atau dengan Sabatini yang hanya 70 mil per jam. Majalah Tennis menobatkannya sebagai Rookie of the Year 1991, julukan untuk pemain baru di prof yang telah mengejutkan. Tapi, sejak awal tahun ini, prestasinya melorot, pernah di peringkat 56 dunia. Di turnamen Jepang Terbuka dan turnamen Volvo di Pattaya, Bangkok, ia terjungkal. Berturutturut ia terserang flu. Untunglah, di Malaysia ia juara. Peringkatnya pun naik ke 44. Kritik pun datang bertubitubi. Mulai dari "kerakusan" Yayuk mengikuti turnamen berhadiah ratusan ribu dolar (dan akhirnya harus bersaing dengan petenis top), pola makan yang seenaknya, suka tidur larut malam, sampai ke soal rindu pulang kampung. Yayuk mengaku masa bodoh dengan kritikan itu. Pulang ke Tanah Air dari perjalanan panjang mengikuti berbagai turnamen, Yayuk ogah dilatih Waters. Ia memilih Sulistiyono. Yayuk sadar bahwa pilihannya pada bekas petenis nasional itu merupakan tantangan. "Saya ingin membuktikan bukan hanya pelatih asing yang mampu menelurkan pemain kelas dunia. Pelatih Indonesia juga bisa," katanya. Sulis dipilih karena ia pelatih Pelita Jaya, klub yang telah membesarkannya. Selama ini, Waters merangkap menjadi pelatih teknis dan fisik. Padahal, Yayuk perlu pelatih khusus fisik. Dua kali berturutturut terkena flu di Jepang dan Pattaya adalah bukti lemahnya kondisi fisik tersebut. Ternyata, hasil tes sementara Pusat Ilmu Olahraga (PIO) KONI menyebutkan bahwa otot bagian perut ke atas (punggung, dada, tangan, dan pundak) sebelah kiri Yayuk lemah. "Tapi footworknya sudah bagus," kata Dokter Suharto, yang ikut memeriksa kondisi fisik Yayuk. Untuk itu, porsi latihan fisik Yayuk bisa dimaksimalkan lagi. Caranya, bisa dilakukan dengan main tenis terus dengan sparing yang di atas Yayuk. "Kalau dengan pemain di bawahnya, skill Yayuk bisa malah menurun," kata Suharto. HBnya pun, yang normalnormal saja, bisa ditingkatkan antara lain dengan food supplement. "Tapi harus hatihati karena ada yang mengandung unsur doping," katanya. Tes yang baru dilakukan pekan lalu itu memang belum lengkap. Soal denyut nadi, tekanan darah, kelelahan fisik dan mental (lewat kuesioner), belum terdata. Patut juga disimak, "Stres fisik dan mental yang tinggi dapat menyebabkan susah tidur. Akibatnya, daya tahan tubuh seseorang menurun hingga gampang kena penyakit," kata Suharto kepada Yoyok dari TEMPO. Adapun soal pelatih, sepeninggal Waters, sebenarnya pengamat tenis internasional Barry Wood telah menawari Yayuk untuk memakai pelatih asal CekoSlovakia yang lain, Pavel Slozil. Kemampuan Slozil tak diragukan. Lima tahun ia menangani Steffi Graf, hingga membuat peringkatnya naik ke nomor satu. Hanya saja, Graf yang sejak di Australia Terbuka 1991 kalah terus, lalu menyetop Slozil, November lalu. Slozil pun disewa Jennifer Capriati asal Amerika. Dengan berlatih keras, enam jam sehari, petenis berusia 16 tahun itu mampu menundukkan petenis nomor satu dunia, Monica Seles, di turnamen Lipton International, Key Biscayne, Amerika, pertengahan Maret lalu. Kerja sama Slozil-Capriati yang baru setengah tahun itu putus tanpa sebab yang jelas. Nah, selagi kosong itulah, Wood menawarkan Slozil kepada Yayuk. Tapi Yayuk menolaknya. "Capriati saja akhirnya memutuskan hubungan dengan Slozil. Jadi, saya pikir pasti ada yang tak beres," kata Yayuk. Sulistiyono tak menyangka dipilih Yayuk. Sebagai pelatih, Sulis memang telah membawa tim yunior putri lolos di babak penyisihan Kejuaraan Dunia Yunior Bercelona. Ia juga pernah mengantar ganda Irawati/Lukky menjuarai Turnamen Volvo di Bangkok, tahun lalu. Menurut Sarwono Kusumaatmadja, Ketua Bidang Organisasi PB Pelti, Yayuk itu punya modal masuk 20 besar dunia. Tapi dengan syarat: dia benar-benar profesional, baik dalam tingkah maupun pola pikir. Sikap Yayuk yang belum total terjun ke prof membuat prestasinya seperti mentok. Padahal, "Yayuk itu punya peluang untuk berkembang lebih baik," kata Sarwono kepada Jawa Pos. Widi Yarmanto dan Putu Fajar Arcana (Bali)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus