Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menyebut tiga partai pengusung ide penundaan Pemilu 2024 mendapat banyak sentimen negatif dari masyarakat. Meskipun demikian, dia menilai hal ini akan dilupakan oleh masyarakat ke depannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sejauh ini publik menghukum tiga partai itu dengan sentimen negatif yang terus deras mengalir setiap saat," ujar Adi saat dihubungi Tempo, Jumat, 4 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ide penundaan pemilu digaungkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Golongan Karya (Golkar). Sementara sejumlah partai yang telah menyatakan menolak ide ini adalah Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Parati Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Parati Persatuan Pembangunan (PPP), hingga Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Partai Gerindra belum menentukan sikap.
Meskipun mendapatkan penilaian negatif saat ini, Adi menyatakan ketiga partai yang mendukung ide tersebut cukup lihai membalikkan keadaan. Mereka memanfaatkan psikologi rakyat yang memiliki memori pendek terhadap peristiwa politik.
"Pemilih kita itu cepat lupa, jangankan urusan penundaan pemilu, partai yang jelas-jelas kadernya banyak korup saja dipilih saat pencoblosan," kata Adi.
Ia memandang hal ini sebagai ironi di masyarakat Indonesia. Sebab ketika partai berusaha untuk mendapatkan suara pada pemilu, rakyat tidak menghukum mereka di bilik suara.
Pengusul pertama Pemilu 2024 ditunda adalah Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Usulan agar Pemilu ditunda hingga dua tahun itu kemudian mendapat sambutan dari sejumlah partai, seperti Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan atau Zulhas.
Mereka menyatakan hal itu merupakan aspirasi rakyat karena kondisi perekonomian belum stabil akibat Covid-19. Mereka menilai pemerintah harus fokus untuk memulihkan kondisi perekonomian terlebih dahulu.
Alasan tersebut terbukti tak mendapatkan dukungan dari masyarakat. Berdasarkan sigi Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis kemarin, mayoritas masyarakat menentang ide perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi dan menginginkan Pemilu 2024 tetap digelar. Ide penundaan pemilu 2024 pun diprediksi Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh akan mati sebelum sempat berkembang lebih jauh.