Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Salam 4 Jari mendorong pemilih tak golput.
Tagar asal bukan prabowo mulai ramai di media sosial.
Muncul gerakan perlawanan dari kampus.
JAKARTA – Ide John Muhammad untuk menggelorakan “Salam 4 Jari” awalnya menuai penolakan dari koleganya di kalangan koalisi masyarakat sipil. Tapi keinginan Presidium Partai Hijau Indonesia itu untuk menyebarluaskan gerakan tersebut tak surut demi kepentingan pemilihan presiden 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sebagian khawatir gerakan ini rentan dipolitisasi,” kata John, Kamis, 1 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angka 4 dari Salam 4 Jari ini adalah perpaduan antara calon presiden nomor urut 1 dan nomor urut 3. Pasangan calon presiden nomor urut 1 adalah Anies Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar, lalu pasangan calon nomor urut 3 adalah Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Gerakan ini bertujuan mendorong publik memilih antara Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud dalam pemungutan suara pada 14 Februari mendatang.
Meski mengarah ke urusan pilihan politik, John membantah jika dikatakan gerakan tersebut dilakukan atas dorongan dari kedua pasangan calon presiden tersebut. Tapi John tidak menepis bahwa dia mempunyai relasi dengan kedua kubu pasangan calon presiden itu.
John mengatakan gerakan Salam 4 Jari ini sesungguhnya bertujuan mendorong partisipasi publik agar dapat menentukan pilihannya dalam pemilihan presiden 2024. Gerakan ini sekaligus hendak menjaga muruah demokrasi yang tercederai oleh langkah Presiden Joko Widodo yang mendorong Gibran Rakabuming Raka—putra sulung Jokowi—menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto.
Baca juga:
Awal mula John menginisiasi Salam 4 Jari ini bukan saat pasangan calon presiden Prabowo-Gibran dideklarasikan. John menggelindingkan Salam 4 Jari ketika Jokowi menyatakan presiden boleh memihak dan berkampanye pada 26 Januari lalu. John menafsirkan pernyataan Jokowi tersebut makin menguatkan anggapan bahwa mantan Wali Kota Solo itu mendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden kali ini. Apalagi selama ini Jokowi berkeliling ke berbagai daerah membagikan bantuan sosial yang arahnya diduga untuk kepentingan elektabilitas Prabowo-Gibran. “Dari sinilah gerakan Salam 4 Jari ini terbentuk,” ujar John.
Ia lantas mengunggah narasi Salam 4 Jari itu di akun media sosial X—dulu Twitter—miliknya. Satu hari setelahnya, mantan Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), Gita Putri Damayana, meminta izin kepada John untuk memperluas narasi gerakan Salam 4 Jari tersebut.
Selanjutnya Gita mengunggah berbagai narasi mengenai gerakan Salam 4 Jari di akun X miliknya. Berbagai narasi Gita di akun media sosialnya itu bertujuan mengajak pemilih untuk memilih calon presiden nomor urut 1 atau nomor urut 3. Ia juga menegaskan agar kedua kubu berkoalisi dan tidak berpindah ke kubu Prabowo-Gibran ketika pemilihan presiden berlanjut ke putaran kedua.
Salam 4 Jari di akun media sosial johnmuhammad_. TEMPO/Ijar Karim
Saat dimintai konfirmasi, Gita mengatakan latar belakang dirinya ikut serta menyebarkan gerakan Salam 4 Jari ini adalah dia kecewa atas dinamika politik belakangan ini. “Saya ingin publik teredukasi untuk memilih pemimpin yang fair dalam berkontestasi, tidak melanggar aturan, serta turut menjaga muruah pemilu dan demokrasi,” kata Gita, kemarin.
Dia mengatakan gerakan Salam 4 Jari tersebut bertujuan mengedukasi publik agar tidak golput. Sebab, sikap golput justru memberi peluang terjadinya kecurangan pemilu. “Sekalipun tidak bersedia memilih 01 atau 03, kami harap tetap mencoblos surat suaranya agar tidak terjadi kecurangan,” ujar Gita.
Gita mencontohkan berbagai indikasi kecurangan yang dipertontonkan sejak dibacakannya putusan Mahkamah Konstitusi atas uji materi Pasal 169 huruf q Undang-Undang Pemilu. Putusan tentang syarat minimal usia calon presiden dan wakil presiden itulah yang memuluskan jalan Gibran menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto.
Lalu sikap Presiden Joko Widodo yang terkesan memihak kepada Prabowo-Gibran. Indikasinya, selama masa kampanye Pemilu 2024, Jokowi berulang kali bertemu dengan Prabowo dan itu dipertontonkan kepada publik. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga kerap melakukan kegiatan bersama ketua umum partai pengusung Prabowo-Gibran.
Baca juga:
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan Salam 4 Jari adalah gerakan yang bertujuan mempersatukan pemikiran kelompok demi menjaga keutuhan demokrasi. Ia mengatakan gerakan serupa pernah digelindingkan saat mahasiswa, masyarakat sipil, dan partai politik bersatu menggulingkan rezim Orde Baru. “Ini adalah gerakan yang ingin menghilangkan tabu di antara kelompok terhadap dunia politik,” ujar Usman.
Menurut Usman, Salam 4 Jari yang mengajak publik memilih antara calon presiden nomor urut 1 atau 3 bukanlah gerakan yang terafiliasi dengan kedua pasangan calon presiden tersebut. Tapi gerakan ini bertujuan menjaga muruah pemilu bersih dan prinsip demokrasi. “Kita harus menembus sekat dan menegakkan supremasi hukum melalui gerakan yang satu visi antara masyarakat dan partai politik,” kata Usman. “Bagaimanapun, kita harus mengalahkan pasangan yang ingin menghancurkan demokrasi dengan segala kecurangannya.”
Juru bicara Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin, Billy David Nerotumilena, mengatakan gerakan tersebut telah menyadarkan publik ihwal dugaan kecurangan pemilu serta menyelamatkan muruah pemilu bersih. “Kami mengapresiasi karena ini juga membuat nuansa persaingan lebih sehat,” kata Billy.
Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud juga mengapresiasi gerakan tersebut. Juru bicara TPN Ganjar-Mahfud, Patria Ginting, mengatakan gerakan Salam 4 Jari ini sudah mengedukasi pemilih untuk memilih calon presiden ke depan serta menjaga demokrasi. “Kami yakin bahwa kebenaran akan selalu menang,” katanya.
Adapun Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Afriansyah Noor, menilai gerakan Salam 4 Jari itu justru menjadi pertanda kekhawatiran atas kemenangan Prabowo-Gibran. Sebab, hasil sigi sejumlah lembaga survei menunjukkan elektabilitas pasangan nomor urut 2 itu berada di urutan teratas. “Menang satu putaran tidak mungkin bisa dihentikan,” kata Afriansyah.
Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, di Hotel Borobudur, Jakarta, 1 Desember 2023. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Tagar Asal Bukan Prabowo-Gibran
Di samping gerakan Salam 4 Jari, muncul tagar bernada serupa di media sosial. Tagar itu berbunyi “Asal Bukan Prabowo”, yang artinya pemilih dapat memilih Anies atau Ganjar.
Juru bicara Anies-Muhaimin, La Ode Basir, mengatakan tagar Asal Bukan Prabowo itu sengaja digelindingkan untuk mendukung gerakan Salam 4 Jari. Tagar itu dibuat oleh kelompok pendukung Anies-Muhaimin. “Kami manfaatkan momentumnya untuk mendukung gerakan itu,” kata Basir.
Basir mengatakan tim pendukung Anies-Muhaimin tidak pernah berkoordinasi dengan inisiator Salam 4 Jari untuk menggagas gerakan tersebut.
Kampus Bergerak
Gerakan kekecewaan atas dinamika politik saat ini mulai membuncah di lingkungan kampus. Misalnya, sejumlah civitas academica Universitas Gadjah Mada—kampus Presiden Jokowi saat kuliah strata satu ilmu kehutanan—mengajukan Petisi Bulak Sumur, kemarin. Dalam petisinya, mereka menyesalkan pernyataan kontradiktif Jokowi ihwal presiden boleh memihak dan berkampanye. Mereka juga menyoal pelanggaran etik di Mahkamah Konstitusi serta indikasi keterlibatan penegak hukum untuk kepentingan calon presiden tertentu.
Kritik serupa disampaikan civitas academica Universitas Islam Indonesia (UII) Jakarta, kemarin. Mereka menilai Jokowi telah menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan politik praktis. Misalnya mantan Wali Kota Solo itu gencar membagikan bantuan sosial pada akhir masa kampanye pemilu.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan gerakan kampus ini akan berdampak serius terhadap elektabilitas Prabowo-Gibran. Sebab, gerakan itu muncul dari kemarahan akibat sikap Presiden Jokowi. “Saya menilai suara Prabowo-Gibran akan teralokasi ke kubu lain saat pencoblosan nanti,” kata Agung.
Pengamat politik Ujang Komarudin berpendapat bahwa gerakan masyarakat yang lahir akibat kekecewaan terhadap Jokowi itu akan berdampak pada Prabowo-Gibran. Sebab, rasa kepercayaan publik terhadap mereka mulai pudar. “Saat rakyat hilang kepercayaan, meski berhasil menang, Prabowo-Gibran tidak akan dihormati,” kata Ujang.
ANDI ADAM FATURAHMAN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo