Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

BKKBN Gandeng PBNU untuk Program Percepatan Penurunan Stunting

Wihaji mengatakan Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) dapat mendukung program kementeriannya untuk menurunkan stunting.

1 Februari 2025 | 11.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji dalam jumpa pers usai Rapat Lintas Kementerian/Lembaga dan Perguruan Tinggi dalam upaya penghapusan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting di Indonesia yang digelar di kantor BKKBN, 13 Januari 2025. TEMPO/Hanin Marwah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN menggandeng Pengurus Besar Nahdlatul Ulama untuk mengakselerasi program quick win kementerian dan percepatan penurunan stunting.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Kesepahaman Bersama antara Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat, 31 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wihaji mengatakan program prioritas PBNU yang disebut Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) untuk mewujudkan keluarga maslahat di Indonesia dapat mendukung program kementeriannya. Dengan demikian, upaya tersebut dapat dijalankan secara bersama-sama.

“Solusi ini kan yang pertama yang tahu persis itu keluarga NU, yang paling bawah tahu persis itu apa program-programnya. Termasuk tadi media sosial dan sebagainya. Kemudian ada lansia, remaja, ada calon pengantin dan sebagainya. Persis yang ditangani oleh Kementerian Kemendukbangga," kata Wihaji melalui keterangan resmi, Jumat, 31 Januari 2025.

GKMNU telah dimulai pada 2023 dan telah menjangkau lebih dari 1,5 juta keluarga di 10 provinsi. Melalui kemitraan ini, kata Wihaji, tidak menutup kemungkinan akan ada kerja sama lebih lanjut di tingkat bawah yang dimiliki NU, seperti Tim Pendamping Keluarga yang melibatkan Banser, Muslimat, dan Fatayat.

Selain itu, BKKBN juga akan memeriksa data keluarga yang terkumpul dalam aplikasi yang diluncurkan oleh GKMNU untuk memastikan apakah keluarga tersebut termasuk dalam kategori keluarga berisiko stunting (KRS). “Data dari GKMNU kami cek benarkah masuk dalam KRS, kalau memang masuk maka kami pasti intervensi melalui orang tua asuh cegah stunting,” tuturnya.

Sementara itu, Yahya Cholil Staquf berharap GKMNU bisa menjadi solusi dalam mengatasi disrupsi teknologi yang terjadi di masyarakat.

“Kami harap gerakan keluarga ini bisa menjadi serum atau vaksin dari tren perkembangan pergaulan yang kita lihat dewasa ini semakin secara intens dipenetrasi oleh berbagai macam platform teknologi digital dan teknologi komunikasi lainnya,” ujarnya.

Sebagai informasi, penandatanganan MoU dilakukan di tengah pelaksanaan Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama dan Festival Keluarga Indonesia, yang diadakan untuk memperingati Harlah ke-102 Tahun Nahdlatul Ulama. Ruang lingkup MoU ini mencakup advokasi program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, edukasi dan sosialisasi kedua program tersebut, serta pemberdayaan ekonomi keluarga (PEK).

Selain itu, MoU ini juga akan mendukung 5 Quick Win dari BKKBN, di antaranya adalah Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan (Gate), AI (Artificial Intelligence) SuperApps tentang Keluarga, dan Lansia Berdaya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus