Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Surabaya - Nilai Ujian Nasional atau Hasil UN SMP 2018 sederajat diumumkan serentak hari ini, Jumat, 25 Mei 2018. Hasilnya, untuk wilayah Jawa Timur mengalami penurunan jika dibandingkan nilai ujian nasional tahun sebelumnya. Mendikbud diminta meninjau ulang tingkat kesulitan soal ujian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman mengatakan, indikator penurunan itu dilihat dari banyaknya siswa yang mendapat nilai UN di bawah 55. "Tahun ini (2017/2018), dari 402.028 jumlah siswa peserta ujian, sebanyak 56,52 persen atau sekitar 170.172 siswa mendapat nilai di bawah 55. Ada penambahan 1,12 persen jika dibandingkan hasil UN tahun pelajaran 2016/2017," ungkap Saiful saat penyerahan Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional (DKHUN) SMP/MTs se-Jawa Timur di Surabaya, Kamis, 24 Mei 2018.
Baca: Mendikbud Tanggapo Soal matemati yang Dianggap Sulit
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Saiful menjelaskan, tahun pelajaran 2016/2017 terdapat 398.984 peserta UN tingkat SMP se-Jatim. Dari angka tersebut sekitar 55,4 persen atau 171.665 siswa mendapat nilai di bawah 55. Tahun ajaran 2015/2016 ada 406.760 siswa SMP menjadi peserta UN. Peraih nilai di bawah 55 hanya 34,84 persen atau sekitar 110.538 siswa.
Bertambahnya jumlah nilai di bawah 55 terjadi pada jenjang MTs. Tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 59,03 persen siswa dari 178.946 siswa mendapat nilai di bawah 55. Sedangkan tahun jaran 2017/2018 ini naik menjadi 73,34 persen siswa.
"Penyebabnya bukan salah muridnya, tapi karena tingkat kesulitan soal yang sangat tinggi sekali. Hasil SMP ini masih lebih baik dibanding SMA/SMK," ujar Saiful yang berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Mendikbud meninjau kembali tingginya tingkat kesulitan soal itu. "Ternyata dengan adanya UNBK dan UNKP di jenjang SMP tidak menurunkan jumlah siswa peraih nilai di bawah 55. Pusat perlu meninjau tingkat kesulitan soal," ucapnya.
Mantan Kepala Badan Diklat Jawa Timur ini menilai penurunan hasil UN merata terjadi di Indonesia. Hasil di Jatim, kata Saiful, masih cukup baik bila dibandingkan dengan daerah lain. "Se-Indonesia hasilnya seperti ini. Jatim masih cukup baik. Bayangkan yang di luar Jawa," tuturnya.
Hasil UN SMP 2018 ini mulai diserahkan ke daerah sehari sebelumnya. Salah satu cara membuat siswa serius dalam menghadapi UN adalah mengembalikan UN sebagai syarat kelulusan. Saiful menjelaskan, beberapa waktu lalu Kemendikbud sudah mewacanakan hal tersebut. "Saya berharap hal itu tidak terjadi lagi Jika itu terulang, dampaknya akan serius dan membuat semua pihak harus kerja keras. Mulai dari kepala dinas, kepala sekolah, serta guru".