Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Menteri Muhadjir Effendy Anggap Wajar Penurunan Nilai UN SMP

Muhadjir Effendy mengklaim kualitas nilai ujian nasional meningkat.

28 Mei 2018 | 12.47 WIB

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, melihat daftar peserta ujian saat meninjau pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMKN 29 Jakarta, 2 April 2018. TEMPO/TOpan Rengganis
Perbesar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, melihat daftar peserta ujian saat meninjau pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMKN 29 Jakarta, 2 April 2018. TEMPO/TOpan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menganggap penurunan hasil nilai ujian nasional sekolah menengah pertama atau UN SMP 2018 adalah hal yang wajar. Kementerian, kata dia, memang tengah meningkatkan standar pendidikan dengan menyisipkan soal dengan daya nalar tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Kalau standarnya kami naikkan, wajar nilainya turun,” kata Muhadjir di kantor Metro TV, Jakarta, Ahad, 27 Mei 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam pengumuman hasil UN SMP 2018, sejumlah daerah mengeluhkan penurunan nilai hasil ujian siswa. Wilayah Jawa Timur melaporkan siswa yang mendapat nilai di bawah 55 bertambah 1,12 persen dibanding tahun lalu.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman mengatakan penyebab penurunan nilai bukan kesalahan siswa, melainkan soal yang terlalu sulit. Dia meminta pemerintah pusat meninjau kembali tingkat kesulitan soal UN.

Menanggapi itu, Muhadjir berdalih penurunan nilai siswa diimbangi oleh kualitas nilai yang meningkat. Kenaikan kualitas, kata dia, terjadi tidak hanya karena standar kesulitan soal yang bertambah, tapi juga melalui penggunaan komputer dalam pelaksanaan ujian.

Penggunaan komputer itu, kata Muhadjir, membuat siswa tidak dapat melakukan kecurangan. “Ya, nilai secara skor memang turun, tapi secara kualitas naik, karena norma kejujurannya kami naikkan,” katanya.

Muhadjir mengatakan pemerintah berkukuh akan mempertahankan pemakaian soal HOTS pada ujian tahun depan. Dia mengatakan pemerintah perlu menaikkan standar kesulitan soal untuk memperbaiki pendidikan. Pendidikan di Indonesia, kata dia, perlu diperbaiki untuk mengatasi ketertinggalan atas negara lain.

Menurut Muhadjir, pemerintah dapat saja menurunkan standar soal agar rata-rata nilai siswa naik kembali. Namun dia tidak mau melakukan itu demi meningkatkan kualitas pendidikan nasional. “Saya tahu kebijakan ini tidak populer, tapi tidak masalah, saya memang tidak cari popularitas,” katanya.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus