Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Hadiningrat Surakarta, GKR Koes Moertiyah Wandansari angkat bicara soal kalimat "Nyesel gabung republik" yang sempat diunggah Putra mahkota Keraton Surakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom atau KGPAA Hamangkunegoro di insta story akun Instagram pribadi @kgpaa_hamangkunegoro, pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wanita yang karib disapa Gusti Moeng itu menyatakan unggahan Putra Mahkota itu adalah pernyataan pribadi dan bukan sikap atau dari Keraron Surakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya menyampaikan apa yang belakangan ini viral dengan berita tentang seseorang atau anaknya Paku Buwono (PB) XIII itu menyatakan penyesalannya bergabung dengan republik, untuk diketahui itu adalah pernyataan pribadi bukan dari sikap atau dari Keraton Surakarta Hadiningrat," ujar Gusti Moeng kepada wartawan di Kota Solo, Selasa, 4 Maret 2025.
Gusti Moeng yang saat ini juga menjabat sebagai Sekjend Forum Komunikasi dan Informasi Keraton Nusantara (FKIKN) itu mengungkapkan, sejak berdirinya Keraton Surakarta hingga saat ini pasti mengadakan musyawarah agung setiap mengadakan festival Keraton. Dalam musyawarah agung itu semua bersepakat untuk menjaga komitmen dari para leluhur yang sudah bersama-sama mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.
"Ini tentu diketahui bahwa kami semua seluruh keraton Nusantara tetap berdiri seperti yang sudah diinginkan pada leluhur kami untuk membentuk dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.
Soal unggahan KGPAA Hamengkunegoro itu telah menimbulkan tanda tanya besar di lingkungan raja-raja di seluruh Nusantara. Menurutnya, dalam musyawarah agung keraton Nusantara, raja-raja telah bersepakat untuk bisa menjaga apa yang dilakukan para leluhur yang sudah bersama-sama seluruh nusantara itu mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Membentuk dan bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia jadi ini komitmen yang harus kita jaga," ucap dia.
Ketua Lembaga Hukum Keraton Surakarta, KPH Eddy S Wirabhumi yang juga Ketua Umum Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) menambahkan sikap salah satu putra PB XIII yang kemudian menimbulkan berbagai asumsi yang berkembang di masyarakat hal tersebut juga menimbulkan tanda tanya besar di lingkungan para raja-raja di seluruh Nusantara.
"Perlu diketahui bahwa para raja Sultan dan seluruh Nusantara sudah bersepakat dulu mendirikan negara Indonesia," katanya.
Sebelumnya, Putra mahkota Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom atau KGPAA Hamangkunegoro angkat bicara tentang kalimat "Nyesel gabung republik" yang sempat diunggahnya di akun Instagram pribadinya @kgpaa_hamangkunegoro, pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Selain itu, putra bungsu Raja Keraton Surakarta itu juga sempat mengunggah kalimat "Percuma republik kalau cuma untuk membohongi" juga di akun Instagram pribadinya itu.
Meskipun pada Senin, 3 Maret 2025, sudah tidak ada lagi di Instagram @kgpaa_hamangkunegoro itu, unggahan itu telah viral dan sempat tersebar di berbagai media sosial. Salah satunya diunggah ulang oleh pemilik akun X @BebySoSweet yang juga menuliskan keterangan "IG Story KGPAA Hamengkunegoro sebagai putra mahkota Kasunanan Surakarta menyampaikan penyesalan bergabungnya Keraton Surakarta ke dalam Republik Indonesia".
Melalui Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KPA H Dany Nur Adiningrat selaku juru bicara, KGPAA Hamangkunegoro memberikan klarifikasi bahwa unggahan-unggahannya di akun Instagram pribadinya itu merupakan bentuk kritik terhadap para pemimpin pemerintahan saat ini.
"Itu tak lepas dari rangkaian unggahan sebelumnya yang berkaitan erat dengan perkembangan situasi terkini, khususnya terkait pemberitaan mengenai kasus Pertamina yang telah menimbulkan kekecewaan luas di masyarakat, termasuk bagi saya sebagai bagian dari generasi muda," ujar Dany membacakan klarifikasi tertulis KGPAA Hamengkunegoro di hadapan wartawan di Keraton Surakarta, Jawa Tengah, Senin, 3 Maret 2025.
KGPAA Hamengkunegoro menyebut unggahan itu sebagai bentuk ekspresi kekecewaannya. Namun, ia memastikan hal itu bukanlah cerminan dari hilangnya rasa nasionalisme, semangat patriotisme, atau jiwa bela negara dalam dirinya melainkan suatu bentuk kritik sindiran terhadap para penyelenggara negara pada saat ini.
"Bahwa maksud dari unggahan tersebut adalah untuk menyoroti bahwa tata kelola pemerintahan saat ini yang jauh dari harapan para leluhur kami yang dahulu turut berperan dalam perjuangan kemerdekaan dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia," tuturnya.
Pilihan Editor: Keluarga Raja Paku Buwana XIII Dukung Rencana Gibran Merevitalisasi Keraton Surakarta