Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi III DPR dari Partai Keadilan Sejahtera atau PKS, Nasir Djamil, mengatakan Setyo Budiyanto dipilih sebagai Ketua KPK berdasarkan rekam jejak. Sebelumnya, 46 dari 48 anggota komisi III menyatakan dukungan kepada Setyo untuk menduduki kursi ketua KPK.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pertimbangannya rekam jejak, jaringan dan pengalaman. Ini menjadi catatan, mungkin oleh semua fraksi di Komisi III sehingga jatuhlah pilihan kepada Setyo Budiyanto,” kata Nasir di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 21 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nasir berpandangan bahwa Setyo adalah sosok yang tepat memimpin KPK lima tahun ke depan. Menurut dia, Setyo punya pengalaman dan rekam jejak dalam pemberantasan korupsi.
“Beliau berpengalaman di KPK, juga jadi inspektur jenderal di Kementerian Pertanian dan juga pengalaman di reserse, ini adalah pengalaman yang membuat mayoritas fraksi memilihnya,” ujar Nasir.
Selain itu, dia mengingatkan agar Setyo tidak mengulangi kesalahan pimpinan KPK sebelumnya yang tersandung kasus pelanggaran etik. Dia mengatakan kepemimpinan di KPK tidak akan kondusif bila ada pimpinan yang tersangkut kasus etik.
“Mudah-mudahan KPK bisa bersinergi dan kolektif kolegial di antara pimpinan harus diwujudkan,” katanya.
Sebelumnya, Komisi III telah memilih lima pimpinan KPK periode 2024-2029 melalui pemungutan suara atau voting. Lima pimpinan KPK yang meraih suara terbanyak yaitu Fitroh Rohcahyanto, Johanis Tanak, Setyo Budiyanto, Agus Joko Pramono, dan Ibnu Basuki Widodo.
Dari kelima nama tersebut, Setyo Budiyanto ditunjuk oleh 45 anggota DPR sebagai ketua. Adapun total perolehan suara Setyo yakni 46 suara. Sementara itu Fitroh Rohcahyanto dan Johanis Tanak masing-masing menyapu bersih 48 suara. Kemudian Agus Joko Pramono mendapatkan 39 suara dan Ibnu Basuki Widodo 33 suara.