Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Marsekal Hadi Tjahjanto Masuk TNI karena Tidak Ada Biaya Kuliah

Lulus SMA, Panglima TNI Hadi Tjahjanto mendaftar ke Akademi ABRI karena setelah lulus bisa langsung kerja.

17 Maret 2018 | 07.17 WIB

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kanan) didampingi KSAL Laksamana TNI Ade Supandi (kiri) dibopong prajurit Korps Marinir TNI AL di pantai Nganteb, Kab. Malang, Jawa Timur, 22 Februari 2018. Panglima TNI diangkat menjadi Warga Kehormatan Korps Marinir TNI AL. ANTARA/HO/Serka Mar Kuwadi
Perbesar
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kanan) didampingi KSAL Laksamana TNI Ade Supandi (kiri) dibopong prajurit Korps Marinir TNI AL di pantai Nganteb, Kab. Malang, Jawa Timur, 22 Februari 2018. Panglima TNI diangkat menjadi Warga Kehormatan Korps Marinir TNI AL. ANTARA/HO/Serka Mar Kuwadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto memilih menjadi anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sekarang TNI, berawal karena tidak memiliki biaya untuk kuliah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Mas Hadi mengambil ABRI karena tidak ada biaya untuk kuliah. Karena tentara begitu diterima akan langsung dibiayai negara sampai nanti dia bekerja," kata adik Hadi Tjahjanto, Kolonel Wahyu Tjahjadi saat ditemui di kawasan Senayan, Jumat, 16 Maret 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wahyu mengatakan ayahnya adalah seorang tamtama, yang merupakan golongan pangkat ketentaraan yang paling rendah. Oleh karena itu Hadi Tjahjanto didorong oleh bapaknya untuk masuk ke Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia(Akabri) dengan harapan memperbaiki ekonomi keluarga.

Hal tersebut diungkapkan saat peluncuran buku “Anak Sersan Jadi Panglima” karya Eddy Suprapto. Buku tersebut dibuat selama tiga bulan dengan mengumpulkan bahan yang didominasi dari wawancara keluarga.

Eddy mengatakan Hadi Tjahjanto memiliki hal yang menarik, sehingga dalam mewawancara itu ia mendapat feed back yang luar biasa atau tak terduga.

Buku tersebut menggambarkan masa lalu Hadi Tjahjanto yang hidup serba sederhana. Salah satunya, Hadi Tjahjanto pernah menjadi pembuat dan penjual donat bersama keluarganya.

"Mas Hadi yang membikin donat, penjualnya kakak saya, dan saya meletakan donat-donat ke warung. Itu cukup lama, sampai Mas Hadi masuk Akabri(Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)," kata Wahyu Tjahjadi.

Hadi Tjahjanto pernah menjadi caddy atau pengambil bola golf untuk membantu orangtuanya membiayai sekolah adik-adiknya.

Bahkan Wahyu menceritakan salah satu yang paling dia ingat saat ibunya, Nur Saa'dah harus mengangkat kulkas sendiri untuk dijual. Hal tersebut dilakukan karena utang yang melilit keluarga orang tua Hadi Tjahjanto. Pernah juga ibunya sampai berutang gula satu kuintal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus