Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Panglima Wanti-wanti Orang Tua Tak Cawe-cawe Demi Anak Masuk TNI

Menurut Panglima TNI, intervensi orang tua dalam proses rekrutmen tentara itu tidak ada gunanya.

31 Januari 2025 | 10.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto ketika meninjau lokasi terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, 13 November 2024. Dok: Puspen TNI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto bicara soal proses rekrutmen tentara di hadapan para perwira tinggi dan menengah militer di rapat pimpinan TNI. Dia memperingatkan agar para orang tua tidak cawe-cawe demi anaknya lolos rekrutmen tentara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jangan orang tua cawe-cawe. Kita sayang-sayang sama anak, tapi tidak seperti itu," katanya saat memberikan pengarahan di Rapim TNI, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Jumat, 31 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia berujar jika orang tua ingin anaknya diterima menjadi tentara, maka dipersiapkan dengan baik. Agus mengatakan bahwa semestinya dorongan para orang tua ke anaknya untuk masuk tentara disesuaikan dengan psikologis anaknya.

"Kalau tidak, nanti feel-nya tidak ada. Biarkan saja anak kita itu berjalan sesuai dengan kriterianya," ujarnya.

Menurut dia, intervensi orang tua dalam proses rekrutmen tentara itu tidak ada gunanya. Sebab, ujar Agus, proses rekrutmen tentara saat ini sudah tergolong baik.

Dia memastikan bahwa dirinya beserta seluruh kepala staf angkatan tidak pernah cawe-cawe di proses rekrutmen ini. "Saya biarkan saja. Yang (kualifikasinya) bagus ya masuk, yang tidak bagus mungkin mengulang," ucapnya.

Agus turut menyinggung soal proses rekrutmen TNI di beberapa satuan yang memiliki prioritas. Dia membandingkan rekrutmen di akademi militer dengan rekrutmen prajurit siber.

"Kalau di siber, saya merekrut khusus yang tadinya sipil kami jadikan tentara karena punya kemampuan," ucapnya.

Menurut dia, jika prajurit siber itu diambil dari anggota aktif TNI, maka akan susah mendidiknya dibanding merekrut sipil yang punya kemampuan di bidang tersebut. Sebab, ujar dia, tidak semua anggota TNI punya kemampuan di bidang siber.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus