Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menepis anggapan bahwa ia haus kekuasaan. Prabowo beralasan kehadirannya di kancah politik dan menjadi calon presiden karena ia tak rela ketidakadilan berjalan terus di negara ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saya berkali-kali disindir dan diejek serta dituduh yang macam-macam, mereka mengatakan bahwa saya haus kekuasaan. Saya bertanya kepada diri saya sendiri apa benar seperti itu?" kata dia saat memberikan sambutan di Haul KH Abullah Syafi'ie di Ponpes As-Syafi'iyah Pulo Air Kabupaten Sukabumi, Jabar, Minggu, 7 Oktober 2018.
Menurut Prabowo, ia tak rela segelintir orang di Jakarta mencuri kekayaan bangsa ini. Ia mengatakan tak bisa datang ke suatu daerah namun melihat ketidakadilan berjalan dan ia hanya berkata yang normatif saja.
"Sistem ekonomi yang dibuat saat ini yang kaya hanya segelintir orang saja, serta sistem ekonomi membuat kekayaan Indonesia diambil keluar negeri. Sehingga orang seperti saya ini tidak disukai oleh elite," ujar dia
Prabowo mengaakan jika kekayaan bangsa ini diambil terus suatu saat negara kita akan kolaps atau hancur.
Prabowo menyebutkan negara ibarat badan dan kekayaan bangsa ibarat darah. Jika darah diambil dari badan setiap harinya di ujungnya badan akan kolaps. Sama dengan bangsa Indonesia, jika kekayaan yang berlimpah ini diambil terus bagaimana ke depannya.
"Setiap kali saya berada di kalangan rakyat selalu merasakan getaran jiwa, hasrat dan pandangan mata memberi tahu kepada saya ada harapan besar dan kepercayaan kepada diri saya. Dan selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar tidak mengecewakan harapan dan kepercayaan rakyat yang telah diberikan," katanya.