Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Insiden diduga kebakaran terjadi di ruangan khusus pengoperasian Mesin Ais di lantai 8 Gedung Kementerian Komunikasi dan Digital atau Komdigi pada Sabtu dini hari, 8 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mesin Ais merupakan perangkat yang digunakan Komdigi (sebelumnya Kementerian Komunikasi dan Informatika) untuk memerangi konten negatif di internet seperti judi online, pornografi, hoaks hingga terorisme.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Seksi Pencegahan Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Pusat, Marwono, mengatakan ruangan yang disebut War Room berukuran 4 x 6 meter itu dipenuhi banyak asap. Marwono menduga asap itu muncul karena masalah penanganan daya atau korsleting.
Tim Gulkarmat Jakarta Pusat lantas menyedot asap menggunakan blower. Mereka juga terpaksa menjebol empat titik plafon untuk mengeluarkan asapnya.
“Tidak ada (api). Cuma asapnya banyak sekali,” kata Marwono saat dihubungi Tempo, Sabtu, 8 Maret 2025.
Petugas piket Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Pusat menerima laporan kebakaran ini pada pukul 02.42 WIB. Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Pusat pun mengerahkan sekitar 11 unit mobil dengan 48 personel dari pos di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat ke lokasi. Mereka tiba pukul 03.04 WIB dan langsung melakukan operasi pemadaman.
Marwono mengatakan unit yang dikerahkan tidak mengeluarkan air. Tim hanya menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) untuk meminimalisir kerugian lebih besar. Operasi pemadaman baru selesai pukul 04.35 WIB. Marwono mengatakan tidak ada korban jiwa atau kerusakan, kecuali plafon, dalam insiden ini.
“Tidak ada (mesin rusak). Saya sampai tuntas itu tidak ada, aman, karena saya memastikan tidak ada lagi percikan-percikan api kan bahaya juga. Begitu aman saya tinggal balik,” katanya.
Menteri Komdigi Meutya Hafid, Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria, dan Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Fifi Aleyda Yahya, belum merespons apakah ada kerusakan Mesin Ais dalam insiden tersebut.
Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengoperasikan mesin pengais (crawling) konten negatif untuk menangkal konten-konten negatif di internet sejak Desember 2019. Perangkat tersebut djuluki Mesin Ais.
Menurut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika saat itu, Semuel Pangerapan, mesin Ais dapat memiliki kemampuan untuk mengklasifikasi jutaan tautan yang terdeteksi mengandung konten negatif.
"Dalam tiga hari ini, mesin ini mampu mendeteksi sekitar 120 ribu situs porno dari Indonesia, itu hasil dari 1,2 juta alamat internet yang di-crawling. Bayangkan sementara yang berjalan dalam beberapa tahun ini kami baru menapis 700 ribu lebih situs porno," kata pria yang biasa dipanggil Semmy itu pada Agustus 2020, dikutip dalam situs web Komdigi.
Semmy mengatakan mesin Ais nantinya juga dapat digunakan oleh instansi-instansi lain yang membutuhkan penanganan konten negatif. Bahkan, khusus untuk pemilu, mesin Ais bisa difokuskan untuk mendeteksi penyebaran hoaks.
“Bukan hanya Kominfo, bisa dikoordinasikan dengan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) kalau mencari konten berbau teroris, dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) konten investasi bodong, obat-obat yang tidak berizin dengan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), penjualan narkoba melalui internet dengan BNN (Badan Narkotika Nasional), bukan hanya untuk kebutuhan Kominfo," jelasnya.
Kementerian Kominfo menggelar lelang untuk pengadaan mesin ini yang anggarannya sebesar Rp 211 miliar. Lelang itu kemudian dimenangkan oleh PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) dengan harga penawaran Rp 198 miliar dan harga terkoreksi Rp 194 miliar.
Menurut Kominfo dalam situs webnya, tidak sembarang orang bisa mengakses ke ruang pengoperasian mesin Ais yang terletak di lantai 8 Gedung Kementerian Komdigi di Jakarta Pusat ini. Akses ke lantai ini bisa menggunakan lift dengan menggunakan kartu khusus agar bisa naik ke lantai 8.
Untuk menuju ke ruangan mesin Ais, dari lift langsung masuk ke pintu sebelah kanan. Alas kaki wajib dilepaskan terlebih dahulu untuk memasuki ruangan ini. Pintu ini juga tidak bisa dilalui sembarang orang dan hanya yang memiliki akses khusus untuk membuka pintu.
Dari pintu tersebut, pengakses akan melewati sejumlah ruangan mulai dari SIS Admin Room, Small Conference, SOC Room, dan War Room. Akses untuk War Room ini sangat dibatasi. Di War Room inilah Mesin Ais dioperasikan.