Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Pramugari Lion Air JT 610 Alfiani Sering Curhat kepada Gurunya

Sehari sebelum pesawat Lion Air JT 610 jatuh, Alfiani sempat berkeluh kesah kepada guru bahasa Inggrisnya semasa SMA. "Hidup tidak mudah."

30 Oktober 2018 | 07.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Personel TNI AL memindahkan serpihan pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh, ditemukan di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin, 29 Oktober 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Madiun - Salah satu dari 188 penumpang dan kru pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Karawang, Jawa Barat adalah Alfiani Hidayatul Solikah. Pramugari ini baru bekerja di maskapai itu selama dua bulan. "Sebelumnya magang selama enam bulan dan baru akan menerima gaji utuh ketiga," kata guru bahasa Inggris SMA Negeri 1 Dolopo, Madiun, Rindang Wahyu Wijayanti di rumah Alfiani di Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin petang, 29 Oktober 2018.

Ketika pramugari itu masih kelas X, Rindang adalah wali kelasnya. Alfiani dikenal sebagai anak yang cerdas dan sering ditunjuk mengikuti lomba debat bahasa Inggris mewakili sekolah. Guru wali kelas senantiasa memotivasinya. Karena itu, kedekatan antara Rindang dan Alfiani tidak hanya saat di sekolah. Hubungan baik itu berlanjut hingga Alfiani lulus dan bekerja di Lion Air.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca:Tiga Jaksa Korban Lion Air JT 610 Hendak Upacara Sumpah Pemuda

Keduanya sering berbincang melalui ponsel. Bahkan, sehari sebelum pesawat Lion Air JT 610 jatuh Alfiani sempat berkeluh kesah kepada gurunya itu. Muridnya mengeluh capek dan stres bekerja. "Dia juga menyatakan hidup tidak mudah," ujar Rindang. Ungkapan hati itu disampaikan Alfiani kepada Rindang melalui teks berbahasa Inggris.

Anak tunggal pasangan Slamet dan Kartini ini juga ingin pulang. Ia merasa kangen kepada orang tuanya. "Akhir-akhir ini dia sering mengeluh, mungkin karena lelah bekerja. Saya selalu memotivasinya," kata Rindang. Kontak terakhir antara mereka Ahad petang, 28 Oktober 2018.

Baca: Sudah Malam, Pencarian Lion Air JT 610 Dihentikan Sementara

Sehari kemudian, pesawat Lion Air jatuh di Karawang. Kabar itu terdengar pula oleh Rindang. Ia berusaha menghubungi Alfiani melalui teks aplikasi WhatsApp. Namun, pesan tertulis itu tidak diterima. "Saya kaget mendengar kabar itu. Apalagi, sehari sebelumnya masih chat sama saya," kata Rindang.

Pihak keluarga masih mengecek kebenaran tentang korban pesawat jatuh Lion Air JT 610. Dua perwakilan keluarga berangkat dari Madiun ke Jakarta, Senin siang. Hingga Senin petang, keluarga yang di Madiun belum menerima informsi lebih lanjut."Kami berharap ada keajaiban dan Alfi ditemukan selamat," kata Suwito, kerabat Alfiani. Kalau tidak, ia berharap semoga jenazahnya cepat ditemukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus