Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo-Gibran, Juri Ardiantoro, mengungkapkan rencana pihaknya mengejar kemenangan Pilpres 2024 dalam satu putaran. Dia mengaku sejauh ini, pihaknya tak memiliki rencana cadangan seandainya Pilpres berlangsung dua putaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sejauh ini, hasil survei elektabilitas Prabowo-Gibran dinilai belum meyakinkan untuk memenangi Pilpres dalam satu putaran. Dalam survei teranyar Indonesia Political Opinion (IPO), Prabowo-Gibran memperoleh suara sebesar 42,3%, sementara Anies-Muhaimin 34,5%, dan Ganjar-Mahfud 21,5%.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Bidang Informasi dan Komunikasi Politik itu mengatakan pihaknya akan berfokus menambah dukungan dalam sisa waktu satu bulan kampanye. "Kerja keras sebanyak-banyaknya," ucap dia saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, 15 Januari 2024.
Tak hanya itu, dia meyakini masih ada undecided voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan. Dia juga mengetahui masih ada sebagian pemilih Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang masih ragu mendukung kandidat mereka. Dia mengaku optimistis mereka akan pindah mendukung Prabowo-Gibran. "Mereka punya rasionalitas untuk lebih rasional mendukung 02," ucap dia.
Ketika ditanya rencananya jika pilpres tak bisa dilaksanakan dalam satu putaran, Juri mengaku tak memiliki plan B atau rencana cadangan untuk pilpres putaran kedua. "Enggak ada (plan B). Kami masih seperti plan seperti sekarang," tutur dia.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, mengatakan pihaknya optimistis pasangan nomor urut 02 akan menang satu putaran. Dia mengklaim jika hal itu terjadi, negara akan hemat anggaran mencapai Rp27 triliun.
Politikus Partai Golkar itu mengatakan biaya Rp27 triliun itu digunakan untuk mendanai operasional Komisi Pemilihan Umum (KPU), honor panitia pemungutan suara, pengadaan surat suara, hingga biaya pengamanan pemilu. "Duit itu kalau dijejer, ditumpuk di sini kebak (penuh) sampai atas," ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis, Ahad, 7 Januari 2024.
Nusron mengklaim, penghematan anggaran mencapai Rp27 triliun dihitung sama dengan amal jariyah karena dapat disumbangkan kepada rakyat miskin. Dia mengatakan uang itu bisa digunakan untuk memberi beasiswa, memperbaiki jalan, hingga membangun rumah ibadah. "Karena itu ibu-ibu bapak-bapak harus semangat niatin, yuk, sama-sama kita nyari amal jariyah Rp 27 triliun," ujarnya.