Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Survei IPO Bantah Klaim Luhut soal Mayoritas Warga Dukung Penundaan Pemilu

Hasil sigi Lembaga Survei Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan mayoritas masyarakat sebesar 77 persen menolak wacana penundaan Pemilu 2024.

28 Maret 2022 | 11.19 WIB

Presiden Joko Widodo menyapa tamu undangan didampingi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat, 25 Maret 2022. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Perbesar
Presiden Joko Widodo menyapa tamu undangan didampingi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat, 25 Maret 2022. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil sigi Lembaga Survei Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan mayoritas masyarakat sebesar 77 persen menolak wacana penundaan Pemilu 2024. Hasil ini membantah klaim Luhut bahwa 110 juta masyarakat setuju penundaan pemilu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah merinci sebanyak 46 persen tidak setuju dan 31 persen sangat tidak setuju dengan wacana ini. Sementara yang setuju dan sangat setuju pemilu ditunda hanya 24 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi hasil survei kami dan beberapa survei lembaga lainnya menunjukkan angka ini kontradiktif dengan klaim Menko Luhut bahwa ada big data 110 juta masyarakat setuju penundaan pemilu," ujar Dedi, Senin, 28 Maret 2022.

IPO juga menanyakan kepada responden terkait wacana penambahan periode presiden menjadi tiga periode, hasilnya juga mayoritas menolak. Sebanyak 61 persen tidak setuju dan sangat tidak setuju, sementara yang setuju hanya 39 persen. Jika wacana penambahan periode presiden dilakukan dan Presiden Joko Widodo kembali mengikuti Pemilihan Presiden untuk ketiga kalinya, mayoritas juga menyatakan tidak akan memilih Presiden Jokowi.

"Sebanyak 61 persen menyatakan tidak memilih dan pasti tidak memilih. Hanya 39 persen yang menyatakan akan memilih. Jadi memang kesadaran masyarakat akan demokrasi sudah cukup tinggi, sehingga mereka tidak akan memilih calon lebih dari dua periode," ujar Dedi.

Survei ini dilakukan pada periode 11-17 Maret 2022. Wawancara penelitian ini dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden. Dengan merujuk data populasi sebanyak 196.420 yang dimiliki IPO sejak periode survei di tahun 2019 s.d 2021. Dari total populasi tersebut terdapat 7.200 responden yang memungkinkan untuk menjadi responden hingga terambil secara acak sejumlah 1.220 responden yang dijadikan informan dalam penelitian periode ini.

Metode survei ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2,9 persen dengan tingkat akurasi data 95 persen. Setting pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau
pengambilan sampel bertingkat.

DEWI NURITA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus