Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tahun ajaran baru akan dimulai 16 Juli mendatang. Persiapan apa saja yang perlu dilakukan sebelum menyambut hari pertama sekolah?
Bukan hanya siswa yang harus mempersiapkan diri mengikuti pendidikan. Orang tua dan sekolah tempat siswa belajar pun harus melakukannya. Berikut ini tips dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia.
“Bagus sekali bila orang tua menyempatkan diri datang bersama anak ke sekolah sebelum hari pertama dimulai,” ujar Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Reza Indragiri Amriel,, Rabu 11 Juli 2018.
Baca juga:
4 Jurus Agar Difabel Tak Ditolak Membuka Rekening di Bank
Bahasa Isyarat SIBI dan Bisindo, Tilik Perbedaannya
Menurut Psikolog Forensik ini, ketika mengantar anak pertama kali melihat sekolah, orang tua sebaiknya memeriksa keadaan sekolah seperti ruang kelas, peturasan, petugas keamanan sekolah, kantin dan beberapa fasilitas pendukung. “Anak juga perlu berkenalan dengan wali kelas,” kata Reza.
Pemeriksaan kelengkapan pendukung belajar mengajar juga berlaku untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Menurut Reza, ABK memerlukan asistensi dan penyertaan penuh orang tua saat menjalani hari pertama sekolah. Terutama bagi ABK yang baru mengikuti program pendidikan inklusi dari Sekolah Luar Biasa ke sekolah umum.
Sebab, jangankan kasus istimewa ABK, pada anak – anak yang menjalani hari pertama sekolah, seperti masuk SD atau TK, anak membutuhkan waktu beradaptasi. “Ilmuwan bilang, perlu beberapa pekan bagi anak bisa nyaman berpisah dengan orang tua dan memasuki pekarangan sekolah,” ujar Reza.
Bukan hanya orang tua, sekolah perlu mempersiapkan diri jauh hari sebelum proses penerimaan peserta didik baru. Menurut Reza, pihak sekolah harus terbuka menceritakan keadaan mereka kepadaa orang tua ABK. Seperti misalnya, siap atau tidak menerima peserta didik berkebutuhan khusus. “Perlu diintensifkan persiapan seperti benar-benar tahu kondisi ABK, ekspektasi disepakati, aturan main dipatuhi,” ujar Reza.
Sekolah, menurut Reza harus jujur, betapapun sudah mengetahui aturan mengenai pendidikan inklusi. namun bila kondisi sekolah belum memungkinkan menerima anak berkebutuhan khusus, harus disampaikan secara jujur ke orang tua siswa. “Minta pula penguatan ke Kemendikbud,” tutur Reza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini