Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo Belum Pastikan Berangkat Retret ke Akmil Pasca- Instruksi Megawati

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo belum bisa memastikan akan mengikuti retret kepala daerah di Akmil hari ini. Ia sudah membaca instruksi Megawati.

21 Februari 2025 | 10.19 WIB

Wali Kota Yogyakarta yang juga kader PDI Perjuangan Hasto Wardoyo di hari pertama bekerja berkeliling dan menyambangi sejumlah dinas yang ada di pemerintahan Yogyakarta, 21 Februari 2025. Tempo/Pribadi Wicaksono
Perbesar
Wali Kota Yogyakarta yang juga kader PDI Perjuangan Hasto Wardoyo di hari pertama bekerja berkeliling dan menyambangi sejumlah dinas yang ada di pemerintahan Yogyakarta, 21 Februari 2025. Tempo/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Yogyakarta - Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan belum bisa memastikan akan mengikuti retret kepala daerah atau tidak di Akmil Magelang yang akan dimulai pada Jumat, 21 Februari 2025. Hasto adalah kader PDI Perjuangan yang terpilih dalam Pilkada Kota Yogyakarta 2024 lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Belum pastinya Hasto Wardoyo mengikuti retret karena ada instruksi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri agar kepala daerah dari partai itu menunda keberangkatan ke Akmil. Instruksi itu terbit menyusul penahanan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto oleh KPK.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Ini tadi saya sudah WA (Whats App) dengan mas Pram (Pramono Anung- Gubernur DKI, kader PDIP), infonya Mas Pram mau menghadap Ibu (Megawati) dulu, nanti seperti apa penjelasannya," kata Hasto ditemui di Balaikota Yogyakarta, Jumat pagi.

Hasto membeberkan, ia sudah melihat dan membaca Surat Nomor 7294/IN/DPP/II/2025 tertanggal Kamis, 20 Februari 2025 yang ditandatangani Megawati itu. "Ini ada surat, terus kita akan klarifikasi dulu surat ini, saya klarifikasinya lewat Mas Pram yang posisinya dekat di Jakarta, beliau yang akan menghadap ibu Ketua Umum," kata mantan Bupati Kulon Progo dua periode itu.

Salah satu pengajar di Sekolah Partai PDI Perjuangan itu pun mengaku, ia sebenarnya sudah siap dan tinggal berangkat saja ke Magelang untuk pembekalan bersama 504 kepala daerah lain yang baru saja dilantik. 

Seluruh perlengkapannya untuk mengikuti pembekalan yang akan berlangsung hingga 28 Februari itu juga sudah ia kemas dalam koper dan disiapkan di Magelang sejak sehari sebelumnya. "Semua koper sudah saya taruh di sana (Magelang), karena perintah (pusat) semua kepala daerah harus sudah taruh koper di Magelang sejak hari Kamis kemarin," ujarnya.

Meski persiapannya sudah lengkap, kata Hasto, dengan beredarnya surat instruksi Megawati itu pihaknya masih akan menunggu perkembangan. Apakah akan berangkat atau tidak. "Jadi belum tentu akan berangkat (walau persiapan sudah semua), saya masih menunggu klarifikasi Mas Pramono dulu," ujarnya.

Hasto sendiri di hari pertamanya bekerja lebih memilih menyapa para kepala dinas dan menyambangi ruang utama di Balaikota Yogyakarta.

Adapun instruksi Megawati kepada seluruh kepala daerah dari PDI Perjuangan itu momentumnya tak berselang lama dari penahanan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis 20 Februari 2025.

KPK menahan Hasto sebagai tersangka dugaan suap pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR dan perintangan penyidikan terkait Harun Masiku yang kini buron.

Penahanan Hasto memantik reaksi pengurus partai itu di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pengurus PDI Perjuangan Yogyakarta misalnya langsung menggelar doa bersama sekaligus memberikan dukungan kepada politikus yang juga berasal dari Kota Yogyakarta itu.

Dalam doa bersama yang digelar di Kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Yogyakarta itu, para pengurus juga menggelar aksi potong tumpeng sebagai bentuk dukungan agar Hasto kuat dalam menghadapi proses hukum yang dinilai janggal itu.

"Doa bersama untuk Pak Hasto ini kami niatkan agar mereka yang telah mendzolimi bangsa ini kalah dengan perjuangan menegakkan kebenaran," kata Masyhuri, Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) DIY yang juga pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta, Kamis 

Adapun Ketua DPC PDI Perjuangan Yogyakarta Eko Suwanto menyatakan penahanan Hasto bagi PDI Perjuangan seperti dalam posisi kembali diuji sejarah. 

"Hari ini PDI Perjuangan kembali diuji sejarah, setelah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri mengumumkan pemecatan Jokowi, Gibran dan Bobby, tiga hari setelah itu para pimpinan KPK yang diusulkan Jokowi dilantik menetapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka dan hari ini menahannya," kata Eko.

PDI Perjuangan, kata Eko, melihat jika penahanan Hasto merupakan buntut panjang sejumlah peristiwa politik sebelumnya.

"Diawali temuan pelanggaran etik di Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi yang memvonis bersalah Anwar Usman selaku ipar Jokowi, terbukanya jalan bagi Gibran sebagai cawapres. Sehingga penahanan Hasto ini menjadi puncak wajah buram demokrasi kita, abuse of power terjadi di situ," ujar dia.

Eko menyatakan PDI Perjuangan sangat memahami jika Indonesia negara hukum sehingga tidak etis menjadikan hukum sebagai alat pemukul lawan politik.

"Perlu digarisbawahi, setelah Hasto mengajukan praperadilan kedua, seharusnya KPK menghormati proses itu dengan tidak melakukan proses hukum sampai putusan hakim dalam pra peradilan selesai," ujar dia. "Tapi faktanya, KPK kembali memanggil Hasto dan beliau sebagai warga negara taat hukum memenuhi panggilan itu, yang ternyata berujung penahanan." 

Eko menyatakan melalui doa bersama itu, pihaknya meminta Hasto tetap kuat berjuang seperti halnya Bung Karno yang kuat menghadapi penjajahan Belanda. Juga seperti Ketua Umun PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri yang kuat menghadapi Orde Baru saat Suharto berkuasa 32 tahun.

"Banteng Yogyakarta tetap yakin dan percaya dengan spirit PDI Perjuangan Satyam Eva Jayate, pada akhirnya kebenaran pasti menang," kata Eko.

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus