MEMBACA tulisan "Derita Hanafi, Harapan Ibu" (TEMPO, 12 September 1992, Pendidikan), saya hanya bisa mengelus dada sambil istighfar. Sebagai majalah bergengsi, selayaknya TEMPO berhatihati dalam memuat suatu berita, berdasarkan data dan fakta yang akurat. Secara sepihak, TEMPO bertindak sebagai "hakim" memvonis saya secara negatif sehingga mencemarkan nama baik saya. Sehubungan dengan itu, saya perlu memberikan beberapa penjelasan sebagai berikut: 1. Saudari Darwita sama sekali tidak dipecat, tapi dimutasikan dari jabatan Kepala Sekolah SD Islam Harapan Ibu menjadi guru matematika di SMA. Alasannya, di samping yang bersangkutan sudah lima tahun memegang jabatan itu, Saudari Darwita juga sarjana matematika. Itu sebagai langkah penyegaran. 2. Tentang Saudara Hanafi Husni, guru pelajaran Al Quran. Saya punya bukti autentik (tertulis) -- berupa kesaksian beberapa guru dan karyawan yang siap disumpah -- yang menyatakan bahwa memang Saudara Hanafi Husni suka minuman keras, seperti bir. Nah, bagaimana mungkin mulut yang berbau alkohol akan mengajar kitab suci Quran. Adapun berita mengenai saya menempeleng Hanafi di Hotel Sari Pacifik, Jakarta, itu sumbernya dari mana? Saya bertemu saja dengan dia tidak. 3. Sungguh, sampai detik ini saya tidak pernah menyuruh satu guru pun untuk mengepel ruangan, termasuk Saudara Firman. Adapun kejengkelan saya kepada Firman, guru kesenian, bermula dari pengaduan Nyonya Murdiati Sulastomo, kepala bidang pendidikan, kepada saya pada 16 Juli 1992 bahwa Firman sering bersikap kasar bahkan pernah memukul seorang guru wanita di depan orang banyak. Sebagai pimpinan, saya tentu mempunyai kewajiban menegur. Ternyata Firman membalas teguran saya dengan beringas. Saya tersinggung, tapi dengan lapang dada saya maafkan. Terbukti sampai detik ini saya tidak mengambil tindakan apa pun, apalagi memecatnya. 4. Gaji guru dan karyawan di lingkungan Yayasan Harapan Ibu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan gaji pegawai negeri yang setingkat maupun gaji beberapa perguruan swasta lain nya. Bahkan gaji seorang kepala SD saja sama dengan gaji anggota DPRD atau pejabat teras eselon II. Silakan lihat datanya. K.H. MAWARDI LABAY Ketua Umum Yayasan Harapan Ibu Jalan Panglima Polim Raya 127/C2 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini