Keluhan Saudara Sony dalam "Surat Tebal Tak Sampai" (TEMPO, 27 Juli 1991) juga menimpa saya. Begini ceritanya. Pada Rabu 24 Juli 1991, sekitar pukul 13.35, saya menerima kiriman buku-buku tentang forestry lewat pos yang dikirim oleh FAO United Nations Regional Office for Asia and the Pacific di Bangkok, Muangthai. Paket pos yang saya terima dalam keadaan terbuka (tanpa ada stempel yang menyatakan bahwa paket diterima di Indonesia dalam keadaan rusak). Celakanya, dua buku dari tiga buku yang dikirim itu hilang. Buku tersebut sungguh saya butuhkan untuk menunjang kelancaran studi S3 di Universitas Indonesia. Hari itu juga saya laporkan ke Kantor Pos Besar Pasar Baru. Tapi saya diminta melapor langsung ke kantor pos Jakarta Selatan, yang lebih berkompeten menangani kasus ini (alamat si penerima paket pos). Pada Kamis, 25 Juli 1991, saya laporkan kasus itu ke Kantor Pos Jakarta Selatan. Namun, sampai surat ini ditulis, belum ada tanda-tanda buku yang hilang tersebut bisa ditemukan. Nah, saya menjadi sulit untuk menjelaskan soal ini kepada FAO United Nations di Bangkok. Kalau saya mengatakan bahwa dua buku itu raib di kantor pos, berarti saya harus memperlihatkan sepak terjang "oknum-oknum pegawai pos" yang bertangan jail. I. NYOMAN NURJAYA, S.H., M.H. Jalan J/37, Kebon Baru, Tebet Jakarta Selatan 12830
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini