Seorang penyair Hartojo Andangdjaja, 60 tahun, meninggal Kamis petang dua pekan lalu di kampung halamannya, Solo. Cukup lama ia mengidap asma dan bronkhitis. Beberapa saat menjelang ajalnya, ia sedang menyiapkan kata pengantar untuk buku kumpulan eseinya. Sebagai sastrawan, Hartojo seangkatan dengan Rendra. Beberapa puisinya seperti Rakyat, Perempuan--Perempuan Perkasa, sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris, dan kumpulan Buku Puisi (1973). Hartojo juga seorang penerjemah puisi asing terbaik yang dimiliki Indonesia. Beberapa puisi karya penyair besar India, Rabindranath Tagore, diterjemahkannya dengan indah. Begitu pula puisi-puisi Arab yang ia terjemahkan dan bahasa Inggris -- dengan tetap mempertimbangkan bahasa aslinya, Arab. Hasilnya, Pulsi Arab Moder , diterbitkan Pustaka Jaya pada 1983. Tamat SGM (Sekolah Guru Muhammadiyah) di Solo pada '5O-an, ia mengajar di beberapa sekolah swasta sambil berkesenian. Ia mengasuh rubrik kebudayaan Sumbangsih pala harian Dwiwarna bersama D.S. Moeljanto, menyelenggarakan siaran Sajak dan Pembahasan serta sandiwara radio Kumandang Cita melalui RRI Surakarta bersama Mansur Samin dan Armaya. Pada 1956 ia mengajar di SMA Negeri Simpang Empat, Sumatera Barat. Ketika PRRI pecah, rekan-rekannya mengira ia terbunuh. Tiba-tiba ia muncul di Jakarta, dan ikut mengasuh majalah anak-anak Si Kuntjung-.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini