Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

Mereka serba berjambul

Pesta rakyat skotlandia di kuningan, diadakan oleh perkumpulan java st andrew society atraksi kepandaian menebang kayu dalam berbagai cara, berpakaian ala orang-orang skot dan berjambul. (ils)

10 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA buah balok sebesar pohon kelapa, berdiri tegak di tengah lapangan. Keduanya menancap kuat dalam sebuah tiang yang dibuat dari besi. Balok tersebut diibaratkan pohon kayu yang harus ditebang. Wasit kemudian membunyikan peluitnya. Dua orang maju dengan kapak sudah siap di tangan. Dengan sigap dia melobangi tubuh balok, mulai dari bawah. Dari lobang itu dia tancapkan kayu, untuk tempat kakinya berpijak. Lobang-lobang dan kayu-kayu mirip tangga terus menjulang ke atas. Peluh berkenngat di pagi tanggal 13 Agustus itu, tapi bagaikan tupai kedua orang kulit putih yang mengenakan kaos warna gelap terus berlomba adu cepat, memotong bagian atas kayu. Potongan-potongan kayu segera menumpuk, bagaikan siap untuk dipergunakan di dapur atau untuk tungku pemanas. Akhirnya, salah seorang telah bisa menyelesaikan pengapakan tersebut terlebih dulu. Dialah yang menang, dan yang hadir pun bertepuk tangan dengan hangat. Pakai Rok Itu adalah salah satu dari sekian banyak acara Pesta Rakyat Skotlandia di pusat olahraga Kuningan. Yang mengadakan adalah perkumpulan dengan nama Java St. Andrew Society. Nama asli dari kumpul-kumpul ini Highland Gathering 1977. Yang turut ternyata cukup banyak, dan bukan orang Skot saja. Penonton sekitar dua ribuan dengan harus beli karcis dari harga Rp 1.000 sampai cuma Rp 250. Mendapat sponsor dari beberapa perusahaan, panitya mendatangkan empat orang Skot yang kini telah bermukim di Australia. Keempat orang itulah yang pagi itu kasih hunjuk kepandaian untuk menebang kayu dengan berbagai cara. Sebelum memotong kayu yang tingginya 5 meter tersebut di atas, keempatnya telah berlomba memotong kayu yang bergaris tengah 35 Cm, panjang 50 Cm dan diletakkan di atas rak besi setinggi 30 Cm dari tanah. Salah bergerak mengayunkan kapak, besi bisa beradu dengan besi, bukan besi dengan kayu. Dengan potongan-potongan rapi, kayu bisa dirampungkan. Mereka yang paling cepat selesai, paling sedikit kesalahan (tanpa mendengarkan dentingan besi ketemu besi), itulah yang menang. Orang Skot ini - bukan satu-satunya orang yang istimewa di seantero dunia -- selalu mempunyai apa-apa yang khas. Dimulai dari bentuk nama. Siapa-siapa yang mempunyai nama pakai Mac atau Mc (Mac Arthur, McCready) pasti dia orang dari sana atau ada keturunan dari sana. Kalau ada laki-laki yang pakaiannya mirip rok mini wanita, dia pulalah orang Skot. Dalam hal berpakaian, orang-orang Skot ini rupanya gemar akan rumbai-rumbai atau perhiasan. Mulai dari kaos kaki setinggi dengkul, sampai topi, berjambul pakai berbagai perhiasan. Juga itu alat musik khas, bagpipe, pipa kantong, yang mirip suara suling, cuma orang Skot itulah yang membuatnya. Cara hidup, cara minum atau cara bicara, dirasa lebih seronok ketimbang bangsa satu negara lainnya, misalnya orang Inggeris. Tanah Tinggi Berasal dari bangsa Gaelic, tanah orang Skot yang tampak nyangkut di sebelah atas Inggeris diberi nama Tanah Tinggi (Northwest Highlands misalnya), Tanah Rendah (Midlow Lands) dan sebagainya. Ini membuktikan mereka dekat dengan alamnya, yang dingin, berbukit-bukit, pantai yang terjal dan angin yang kencang. Mungkin karena itulah, mereka mempunyai beberapa kekhususan yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Dan orang Skot selalu mencari orang Skot lain, di mana saja mereka berada. Sehingga tidaklah heran di Jakarta saja ada beberapa perkumpulan orang Skot, tergantung dari kampung atau desa mana mereka berasal. Dan Highland-Gathering, kumpul-kumpul dari orang Tanah Tinggi ini (yang bukan Tanah Tinggi daerah Senen Jakarta itu), telah diadakan untuk ketiga kalinya setiap tahun sekali. Dari 27 macam perlombaan untuk tua dan muda yang disediakan, cuma bisa terlaksana 20 macam saja. Selain menebang kayu, ada pula perlombaan lempar martil, lempar peluru, tarik tambang, lomba karung, berbagai macam lomba lari. Satu-satunya perlombaan yang diikuti oleh masyarakat Indonesia pagi itu adalah sepak bola, yang berakhir seri, 0-0. Yang hadir, tentu saja orang kulit putih yang merupakan peserta dan penonton yang terbanyak. Selain lomba segala macam ketangkasan dan olahraga, ada pula lomba tari dan mencari siapa yang paling pintar melagukan lagulagu Skot lewat suling Skot. Pokoknya, suasana cukup santai bagi orang-orang Skot yang rindu akan kampungnya. Kumpul-kumpul begini sering juga diadakan. Biasanya sekalian mengumpulkan uang dana. Uang ini antara lain disumbangkan untuk rumah bagi orang-orang yang telah bebas dari penyakit lepra, di Tanggerang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus