DUA buah balok sebesar pohon kelapa, berdiri tegak di tengah
lapangan. Keduanya menancap kuat dalam sebuah tiang yang dibuat
dari besi. Balok tersebut diibaratkan pohon kayu yang harus
ditebang. Wasit kemudian membunyikan peluitnya. Dua orang maju
dengan kapak sudah siap di tangan. Dengan sigap dia melobangi
tubuh balok, mulai dari bawah. Dari lobang itu dia tancapkan
kayu, untuk tempat kakinya berpijak.
Lobang-lobang dan kayu-kayu mirip tangga terus menjulang ke
atas. Peluh berkenngat di pagi tanggal 13 Agustus itu, tapi
bagaikan tupai kedua orang kulit putih yang mengenakan kaos
warna gelap terus berlomba adu cepat, memotong bagian atas kayu.
Potongan-potongan kayu segera menumpuk, bagaikan siap untuk
dipergunakan di dapur atau untuk tungku pemanas. Akhirnya, salah
seorang telah bisa menyelesaikan pengapakan tersebut terlebih
dulu. Dialah yang menang, dan yang hadir pun bertepuk tangan
dengan hangat.
Pakai Rok
Itu adalah salah satu dari sekian banyak acara Pesta Rakyat
Skotlandia di pusat olahraga Kuningan. Yang mengadakan adalah
perkumpulan dengan nama Java St. Andrew Society. Nama asli dari
kumpul-kumpul ini Highland Gathering 1977. Yang turut ternyata
cukup banyak, dan bukan orang Skot saja. Penonton sekitar dua
ribuan dengan harus beli karcis dari harga Rp 1.000 sampai cuma
Rp 250. Mendapat sponsor dari beberapa perusahaan, panitya
mendatangkan empat orang Skot yang kini telah bermukim di
Australia.
Keempat orang itulah yang pagi itu kasih hunjuk kepandaian untuk
menebang kayu dengan berbagai cara. Sebelum memotong kayu yang
tingginya 5 meter tersebut di atas, keempatnya telah berlomba
memotong kayu yang bergaris tengah 35 Cm, panjang 50 Cm dan
diletakkan di atas rak besi setinggi 30 Cm dari tanah. Salah
bergerak mengayunkan kapak, besi bisa beradu dengan besi, bukan
besi dengan kayu. Dengan potongan-potongan rapi, kayu bisa
dirampungkan. Mereka yang paling cepat selesai, paling sedikit
kesalahan (tanpa mendengarkan dentingan besi ketemu besi),
itulah yang menang.
Orang Skot ini - bukan satu-satunya orang yang istimewa di
seantero dunia -- selalu mempunyai apa-apa yang khas. Dimulai
dari bentuk nama. Siapa-siapa yang mempunyai nama pakai Mac atau
Mc (Mac Arthur, McCready) pasti dia orang dari sana atau ada
keturunan dari sana. Kalau ada laki-laki yang pakaiannya mirip
rok mini wanita, dia pulalah orang Skot. Dalam hal berpakaian,
orang-orang Skot ini rupanya gemar akan rumbai-rumbai atau
perhiasan. Mulai dari kaos kaki setinggi dengkul, sampai topi,
berjambul pakai berbagai perhiasan. Juga itu alat musik khas,
bagpipe, pipa kantong, yang mirip suara suling, cuma orang Skot
itulah yang membuatnya. Cara hidup, cara minum atau cara bicara,
dirasa lebih seronok ketimbang bangsa satu negara lainnya,
misalnya orang Inggeris.
Tanah Tinggi
Berasal dari bangsa Gaelic, tanah orang Skot yang tampak
nyangkut di sebelah atas Inggeris diberi nama Tanah Tinggi
(Northwest Highlands misalnya), Tanah Rendah (Midlow Lands) dan
sebagainya. Ini membuktikan mereka dekat dengan alamnya, yang
dingin, berbukit-bukit, pantai yang terjal dan angin yang
kencang.
Mungkin karena itulah, mereka mempunyai beberapa kekhususan yang
tidak dimiliki oleh bangsa lain. Dan orang Skot selalu mencari
orang Skot lain, di mana saja mereka berada. Sehingga tidaklah
heran di Jakarta saja ada beberapa perkumpulan orang Skot,
tergantung dari kampung atau desa mana mereka berasal. Dan
Highland-Gathering, kumpul-kumpul dari orang Tanah Tinggi ini
(yang bukan Tanah Tinggi daerah Senen Jakarta itu), telah
diadakan untuk ketiga kalinya setiap tahun sekali.
Dari 27 macam perlombaan untuk tua dan muda yang disediakan,
cuma bisa terlaksana 20 macam saja. Selain menebang kayu, ada
pula perlombaan lempar martil, lempar peluru, tarik tambang,
lomba karung, berbagai macam lomba lari. Satu-satunya perlombaan
yang diikuti oleh masyarakat Indonesia pagi itu adalah sepak
bola, yang berakhir seri, 0-0.
Yang hadir, tentu saja orang kulit putih yang merupakan peserta
dan penonton yang terbanyak. Selain lomba segala macam
ketangkasan dan olahraga, ada pula lomba tari dan mencari siapa
yang paling pintar melagukan lagulagu Skot lewat suling Skot.
Pokoknya, suasana cukup santai bagi orang-orang Skot yang rindu
akan kampungnya. Kumpul-kumpul begini sering juga diadakan.
Biasanya sekalian mengumpulkan uang dana. Uang ini antara lain
disumbangkan untuk rumah bagi orang-orang yang telah bebas dari
penyakit lepra, di Tanggerang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini