Pasukan Internasional Memang Perlu

SETELAH mencoba mengatasi pertikaian yang terjadi di Timor Timur pasca-jajak pendapat dengan memberlakukan keadaan darurat militer 7 September yang kontroversial, pemerintah Indonesia akhirnya menyerah pada tekanan internasional yang dimotori Amerika Serikat dan Australia. Presiden B.J. Habibie, 12 September lalu, memutuskan menerima kehadiran pasukan perdamaian PBB untuk memulihkan keamanan dan ketertiban di Tim-Tim.

”Setelah mengkaji dan mendengar masukan dari Tim Krisis Tim-Tim, saya memutuskan memberi tahu Sekjen PBB tentang kesediaan dan persetujuan Indonesia mengundang pasukan perdamaian PBB untuk bersama TNI melakukan kerja sama keamanan di Tim-Tim,” kata Habibie di depan ratusan wartawan dalam dan luar negeri di Jakarta. Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengemukakan, sejak diberlakukannya keadaan darurat militer, TNI telah berbuat semaksimal mungkin menghadapi suatu keadaan yang kompleks dan rumit, serta kendala psikologis yang sangat berat, tanpa mengorbankan tanggung jawab mereka terhadap keamanan serta persatuan dan kesatuan bangsa di seluruh Tanah Air.

Saat masalah ini diangkat dalam jajak pendapat Indikator TEMPO Interaktif, ternyata 1.483 pengakses (65 persen) sependapat dengan keputusan pemerintah, 760 pengakses (33,3 persen) berpendapat sebaliknya, dan sisanya menjawab tidak tahu.

Apakah Anda setuju dengan kehadiran pasukan internasional di Tim-Tim?
Setuju	65%	1.483
Tidak Setuju	33,3%	760
Tidak tahu	1,7%	37
Total ..................................... :	100%	2.280

Jajak Pendapat Pekan Depan: Untuk jajak pendapat Indikator minggu depan, kami akan mengangkat masalah perlu-tidaknya Sidang Umum MPR dipercepat seperti usul Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung, yang ternyata mendapat tanggapan positif dari partai besar pemenang Pemilu 1999 seperti PDI Perjuangan, PPP, dan PKB. Anda bisa ikut menyatakan pendapat, dengan menjawab setuju, tidak setuju, atau tidak tahu, di http://www.tempo.co.id. Selamat mengikuti.