Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Etalase

Peringatan Dini Tsunami

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa menetapkan 5 November sebagai Hari Peduli Tsunami Dunia untuk mengenang pendidikan kesadaran terhadap tsunami.

2 November 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sistem Kabel Laut

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketika Semenanjung Kii dihantam gempa yang disusul tsunami pada 5 November 1854, Goryo Hamaguchi, Kepala Desa Hirogawa di Prefektur Wakayama, Jepang, menyelamatkan banyak penduduk dengan membakar tumpukan jerami sebagai isyarat bahaya. Peristiwa itu dikenang masyarakat Jepang sebagai kisah Inamura no-Hi (Api Rumpun Batang Padi).

Di zaman modern, sistem peringatan tsunami efektif mengurangi korban jiwa. Sayangnya, vandalisme dan biaya perawatan yang mahal membuat 22 perangkat tsunameter di perairan Nusantara tak lagi beroperasi sejak 2012. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah membuat sistem peringatan tsunami berbasis kabel bawah laut.


 

Sistem Kabel Laut

Perbedaan sistem tsunameter berbasis kabel (cable-based tsunameter) dengan sistem pelampung adalah unit dasar lautnya ditempelkan pada kabel optik bawah laut sehingga tidak lagi dibutuhkan pelampung, yang rentan dicuri. Sistem ini membutuhkan biaya triliunan rupiah jika harus memasang kabel optik khusus seperti di Jepang. Cara Amerika Serikat lebih efisien karena unit dasar laut dipasang pada kabel optik bawah laut yang sudah ada. Skema ini akan ditiru BPPT dan disetujui Menteri Komunikasi dan Informatika untuk menumpang di sistem Palapa Ring.

 


 

Sistem Pelampung

Ada empat jenis sistem peringatan dini tsunami berbasis pelampung di Indonesia, di antaranya Deep-Ocean Assessment and Reporting Tsunami sumbangan Amerika Serikat, German-Indonesia Tsunami Warning System bantuan Jerman, dan Buoy Wavestan. Pelampung (buoy) menerima data dari unit dasar laut (ocean bottom unit) yang dikirim via modem akustik bawah air. Pelampung mengirimkan data tersebut ke pusat pemantau tsunami di BPPT via satelit, lalu diteruskan ke pusat peringatan tsunami di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

 


 

 

Unit Dasar Laut

Alat ini terdiri atas perekam tekanan dasar laut atau bottom pressure recorder (BPR), mikroprosesor, modem akustik, sensor kemiringan, dan baterai. BPR memonitor tekanan air menggunakan algoritma. Alat ini mampu mendeteksi tsunami paling kecil setinggi satu sentimeter sekalipun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus