Saya ingin menanggapi pernyataan Saudara Ir. Handa Kartawidjaja (TEMPO, 23 Mei 1992, Kontak Pembaca) yang menyatakan bahwa NSI adalah penyebab kericuhan sejak berdirinya Walubi. Sebagai salah seorang umat Budha, saya sangat menyayangkan pernyataan itu. Alasan tersebut sangat tidak masuk akal. Sebab, setahu saya, Senosoenoto, Ketua Umum NSI, adalah salah seorang pendiri dan motor Walubi. Ia bahkan pernah menjabat Sekjen Walubi. Tentang ini Saudara Handa, sebagai wakil Sekjen Walubi, tentu mengetahuinya dengan persis. Di samping itu, setahu saya, NSI pun belum pernah menerima surat pengeluaran secara resmi dari Walubi. Atas dasar itulah, juga demi persatuan dan kesatuan, sikap NSI secara tegas menyatakan tidak pernah keluar dari Walubi. Pernyataan Saudara Handa bahwa NSI bukanlah agama Budha adalah sangat gegabah. Sebab Sutra yang dipakai oleh NSI adalah Saddharma Pundarika Sutra yang dibabarkan oleh Sang Budha Sakyamuni sendiri dan pernah diterbitkan oleh Departemen Agama RI. Hanya saja, dalam agama Budha memang terdapat perbedaan besar antara dua mazhab: Mahayana dan Hinayana (lihat iEncyclopedia of Religionr dan Suzuki, 1981, dan sebagainya). Perbedaan ini patut dibicarakan dalam Kongres Walubi mendatang. Dengan dasar perbedaan ini pula, kita sebagai umat Budha supaya mempunyai pandangan yang lebih luas dan mengerti permasalahannya secara mendalam. Untuk itu saya usulkan diadakan dialog tentang ajaran Budhisme secara mendalam karena sekarang ini banyak terjadi percampuran ajaran Budhisme dengan filsafat Cina yang jelas menyimpang dari ajaran Budha. Inilah yang sepatutnya menjadi perhatian Saudara Handa. METTA DHARMASAPUTRA Mahasiswa Fakultas Ekonomi UGM Jalan Soka Nomor 4 Yogyakarta * Kami menerima beberapa surat serupa dengan surat di atas -- Red
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini