Memoar TEMPO, 9 April, tentang Anak Agung Made Djelantik mengundang pertanyaan saya. Di halaman 63 dituturkan, setelah dokter kita ini menyelesaikan tugas di Pulau Buru, ia lalu bertugas di Mangondo. Itu terjadi tahun 1950. Tertulis: "Tempat tugasku yang baru adalah Mangondo, 200 km dari Manado. Ini daerah rawa tempat sarang malaria yang juga rawan oleh pemberontak Permesta...." Di bagian lain pada halaman yang sama juga tertulis: "Malam buta aku sering digedor oleh polisi, diminta mengobati rekan mereka yang luka dalam pertempuran melawan pemberontak Permesta...." Benarkah pada tahun 1950 sudah ada Permesta? Sebab, menurut Ensiklopedi Indonesia, terbitan PT Ichtiar Baru -- van Hoeve, Jakarta, Edisi Khusus, halaman 336, penandatanganan Piagam Permesta terjadi pada tahun 1957. Buku "30 Tahun Indonesia Merdeka 1950-1964 terbitan PT Citra Lamtoro Gung Persada, Jakarta, halaman 129, lebih jelas menyebutkan bahwa Piagam Perjuangan Semesta (Permesta) diikrarkan pada 1 Maret 1957. Mohon tanggapan dari Pak Djelantik. VALENTINUS SETI ZEBUA Palembang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini