Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tapi, apakah keinginan masyarakat mengenai anggota kabinet yang berkualitas terpenuhi? Harapan itu tampaknya terpenuhi karena sebagian besar responden menjawab bahwa anggota kabinet Gus Dur cukup berkualitas. Responden agaknya melihat banyaknya menteri yang punya gelar akademis tinggi sebagai salah satu indikatornya. Meskipun demikian, yang menganggap kualitas anggota kabinet ini biasa-biasa saja juga cukup besar.
Sebagian responden juga menilai bahwa para menteri kabinet Gus Dur sudah dipilih berdasarkan profesionalitas masing-masing. Tampaknya, pengaruh gelar masih cukup besar dan sering dianggap identik dengan profesionalitas seseorang. Tapi, yang menjawab "tidak" juga besar, yakni separuh dari yang menjawab "ya". Responden yang menjawab "tidak tahu" juga cukup besar, sama dengan yang menjawab "tidak". Ini menunjukkan bahwa responden masih banyak yang belum mengenal anggota kabinet.
Kendati demikian, sebagian besar responden menilai bahwa Gus Dur sudah memilih orang yang tepat. Beberapa menteri yang mendapatkan nilai lumayan bagus dari responden antara lain Men-ko Ekuin Kwik Kian Gie, Menteri Hukum dan Perundang-un-dangan Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, dan Panglima TNI Lak-samana Widodo A.S. Pilihan ini tidaklah berlebihan mengingat pengalaman dan reputasi mereka selama ini. Kwik, misalnya, di-kenal sebagai ekonom yang lantang bersuara mengkritik berbagai kebijakan ekonomi pemerintahan Soeharto dan Habibie.
Sebaliknya, menteri yang mendapat penilaian tidak cocok pa-ling besar adalah Menko Polkam Jenderal TNI Wiranto. Dari responden yang menilainya tidak cocok, sebagian besar minta agar bekas Panglima TNI itu diganti. Peringkat kedua adalah Men-teri Pertamben Letjen TNI Agum Gumelar. Pilihan ini agaknya paralel dengan penolakan masyarakat terhadap dwifungsi TNI.
Sebagian responden ternyata juga menilai ada menteri yang dianggap tidak terlalu pas, meski tak sampai dinilai tidak cocok. Empat nama yang nilai kecocokannya di bawah 50 persen adalah Meneg Lingkungan Hidup Dr. Alexander Soni Keraf, Menteri Pertanian Dr. Ir. M. Prakosa, Meneg Pariwisata dan Kesenian Drs. Hidayat Jaelani, dan Meneg Transmigrasi Ir. Al Hilal Hamdi. Penilaian ini tidaklah aneh. Selain belum banyak dikenal posisi-nya juga dianggap tidak cocok dengan keahlian mereka.
Sikap para responden itu paralel dengan pendapat Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), yang keberatan dengan pilihan terhadap Soni karena kapabilitasnya di lingkungan hidup diragukan. Walhi bahkan menuntut agar pengajar Etika Bisnis di Universitas Atma Jaya itu mundur. Ahli Ilmu Politik Fisip UI, Dr. Imam B. Prasodjo, punya pendapat sama. "Saya tahu dia orang yang baik, sederhana, dan susah untuk korupsi. Tapi, apa dia cukup tegar untuk mengurus lingkungan hidup, terutama menghadapi korup-tor yang banyak menguras kekayaan alam kita?" katanya.
Imam juga menunjuk banyak menteri lain yang tidak tepat posisinya, di antaranya Menteri Luar Negeri Dr. Alwi Shihab, Menteri Pertambangan dan Energi Letjen TNI Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, dan Meneg Riset dan Teknologi Dr. A.S. Hikam. Menurut dia, mereka hebat di bidangnya, tapi posi-sinya tidak tepat. Imam bahkan menangkap kesan bahwa pertanyaan siapa yang harus jadi menteri jauh lebih penting ketimbang siapa yang paling tepat duduk di sana. "Akibatnya, para menteri itu harus memulainya dari nol," kata Imam.
Gus Dur sendiri menerima berbagai kritik dan keberatan itu, tapi dia menolak jika ada tuntutan agar menterinya mundur. Pre-siden bahkan mengharap agar para menteri bisa bertahan sampai tahun 2004. Namun, para menteri butuh bala bantuan yang kuat agar masa belajarnya lebih cepat. "Harus ada tim asisten menteri yang bisa membantu mereka menjalankan tugasnya," katanya.
M. Taufiqurohman dan Henriko L. Wiremmer
INFO GRAFISBagaimana penilaian Anda terhadap kualitas umum anggota kabinet baru? | Berkualitas | 51,6% | Biasa | 31,4% | Tidak tahu | 14,0% | Tidak berkualitas | 3,0% | | Apakah anggota kabinet ini sudah dipilih berdasarkan profesionalisme masing-masing? | Ya | 53,2% | Tidak | 23,8% | Tidak tahu | 23,0% | | |
Menurut Anda, apakah mereka cocok di posisinya masing-masing? | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama | Jabatan | A. Kecocokan (%) | B. Jika "tidak cocok", menurut Anda, apa yang seharusnya dilakukan kepada menteri yang bersangkutan? | | Cocok | Tidak Cocok | Tidak tahu | Diganti | Diberi kesempatan | Tidak tahu | Surjadi Soedirdja | Menteri Dalam Negeri | 78,2 | 11,2 | 10,2 | 41,1 | 50,0 | 0,0 | Alwi Shihab | Menteri Luar Negeri | 77,6 | 12,2 | 10,0 | 18,0 | 77,0 | 0,0 | Juwono Sudarsono | Menteri Pertahanan | 71,8 | 13,8 | 13,0 | 30,4 | 60,9 | 5,8 | Yusril Ihza Mahendra | Menteri Hukum dan Perundang-undangan | 87,4 | 6,2 | 6,2 | 41,9 | 48,4 | 9,7 | Kwik Kian Gie | Menko Ekuin | 86,8 | 5,4 | 7,4 | 29,6 | 63,0 | 7,4 | Wiranto | Menko Polkam | 64,6 | 25,6 | 5,8 | 63,3 | 31,0 | 0,8 | Hamzah Haz | Menko Kesra dan Pengentasan Kemiskinan | 73,2 | 11,0 | 15,6 | 18,2 | 66,1 | 13,6 | Bambang Sudibyo | Menteri Keuangan | 63,2 | 15,6 | 20,8 | 17,9 | 48,7 | 29,5 | Susilo Bambang Yudhoyono | Menteri Pertambangan | 63,6 | 13,2 | 22,2 | 16,7 | 72,7 | 9,1 | Yusuf Kalla | Menteri Perindustrian dan Perdagangan | 64,8 | 11,8 | 23,0 | 18,6 | 66,1 | 13,6 | M. Prakosa | Menteri Pertanian | 48,2 | 13,0 | 38,0 | 13,8 | 47,7 | 38,5 | Nur Mahmudi Ismail | Menteri Kehutanan dan Perkebunan | 51,6 | 14,0 | 38,0 | 11,4 | 61,4 | 24,3 | Agum Gumelar | Menteri Perhubungan | 62,6 | 21,4 | 15,8 | 27,1 | 62,6 | 5,6 | Sarwono Kusumaatmadja | Menteri Eksplorasi Kelautan | 67,2 | 12,0 | 19,8 | 28,3 | 68,3 | 1,7 | Bomer Pasaribu | Menteri Tenaga Kerja | 55,6 | 13,6 | 30,4 | 33,8 | 58,8 | 5,9 | Ahmad Suyudi | Menteri Kesehatan | 66,4 | 7,8 | 25,0 | 30,8 | 61,5 | 7,7 | Yahya Muhaimin | Menteri Pendidikan Nasional | 58,2 | 11,8 | 29,2 | 8,5 | 45,8 | 42,4 | K.H. M. Tholchah Hasan | Menteri Agama | 69,8 | 6,6 | 22,8 | 12,1 | 66,7 | 18,2 | Erna Witoelar | Menteri Pemukiman dan Pengembangan Wilayah | 69,4 | 5,8 | 19,6 | 16,3 | 77,6 | 6,1 | A.S. Hikam | Meneg Riset dan Teknologi | 55,0 | 18,6 | 25,0 | 25,8 | 66,7 | 6,5 | Zarkasih Noer | Meneg Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah | 65,2 | 8,6 | 24,8 | 9,3 | 67,4 | 16,3 | Soni Keraf | Meneg Lingkungan Hidup | 44,8 | 19,0 | 35,6 | 20.0 | 63,2 | 14,7 | Ryaas Rasyid | Meneg Otonomi Daerah | 72,4 | 7,6 | 18,6 | 5,3 | 86,8 | 7,9 | H. Hidayat Jaelani | Meneg Pariwisata dan Kesenian | 48,4 | 14,2 | 36,8 | 12,7 | 57,7 | 29,6 | Laksamana Sukardi | Meneg Investasi dan BUMN | 64,8 | 11,6 | 22,4 | 13,8 | 74,1 | 6,9 | Mahadi Sinambela | Meneg Pemuda dan Olahraga | 55,4 | 14,4 | 29,4 | 18,1 | 72,2 | 9,7 | Dr. Ir. Rofiq Buediro Sucipto | Meneg Pekerjaan Umum | 55,2 | 11,0 | 32,6 | 5,5 | 54,5 | 38,2 | Khofifah Indar Parawansa | Meneg Urusan Peranan Wanita | 73,2 | 8,8 | 17,2 | 18,2 | 72,2 | 2,3 | Hasballah M. Saad | Meneg HAM | 65,8 | 8,2 | 24,8 | 9,8 | 82,9 | 7,3 | A. Hilal Hamdi | Meneg Transmigrasi | 49,4 | 13,8 | 36,0 | 8,7 | 56,5 | 31,9 | Laksamana Muda Fredy Numberry | Meneg PAN (Pendayagunaan Aparatur Negara) | 58,6 | 14,2 | 26,2 | 11,3 | 64,8 | 19,7 | Anak Agung Gde Agung | Meneg Masalah Kemasyarakatan | 58,0 | 14,2 | 26,2 | 9,7 | 59,7 | 27,4 | Marzuki Darusman | Jaksa Agung | 72,6 | 16,4 | 10,2 | 40,2 | 53,7 | 1,2 | Laksamana Widodo A.S. | Panglima TNI | 81,2 | 6,0 | 11,8 | 13,3 | 73,3 | 6,7 | Ali Rahman | Sekretaris Negara | 61,2 | 11,6 | 26,2 | 6,9 | 62,1 | 27,6 | |
---|
Metodologi jajak pendapat ini:
- Penelitian ini dilakukan oleh Majalah TEMPO bekerja sama dengan Insight. Pengumpulan data dilakukan terhadap 500 responden di lima wilayah DKI pada 26-27 Oktober 1999. Dengan jumlah responden tersebut, tingkat kesalahan penarikan sampel (sampling error) diperkirakan 5 persen.
- Penarikan sampel dilakukan dengan metode random bertingkat (multistages sampling) dengan unit kelurahan, RT, dan kepala keluarga. Pengumpulan data dilakukan dengan kombinasi antara wawancara tatap muka dan melalui telepon.
MONITOR juga ditayangkan dalam SEPUTAR INDONESIA setiap hari Minggu pukul 18.00 WIB
Independent Market Research
Tel: 5711740-41, 5703844-45 Fax: 5704974
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo