Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Posisi Para Menteri Sudah Tepat

Sebagian besar responden menilai Presiden Abdurrahman Wahid sudah memilih menteri yang tepat.

24 Oktober 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRESIDEN Abdurrahman Wahid sudah menetapkan 35 anggota kabinetnya, melar dari rencana semula, 25 menteri. Rupanya, mekarnya kabinet ini karena Gus Dur, demikian presiden baru itu biasa disapa, ingin agar kabinetnya komplet. Tak aneh jika Gus Dur memilih para menteri dari berbagai kalangan, dari orang-orang partai, lembaga swadaya masyarakat (LSM), militer, pengusaha, sampai teknokrat. Selain itu, hampir semua suku-suku besar di Indonesia terwakili, dari Aceh sampai Irianjaya. Pendek kata, Kabinet Persatuan Nasional, diharapkan bisa memenuhi aspirasi dan keinginan semua ke-lompok atau golongan di Indonesia.

Tapi, apakah keinginan masyarakat mengenai anggota kabinet yang berkualitas terpenuhi? Harapan itu tampaknya terpenuhi karena sebagian besar responden menjawab bahwa anggota kabinet Gus Dur cukup berkualitas. Responden agaknya melihat banyaknya menteri yang punya gelar akademis tinggi sebagai salah satu indikatornya. Meskipun demikian, yang menganggap kualitas anggota kabinet ini biasa-biasa saja juga cukup besar.

Sebagian responden juga menilai bahwa para menteri kabinet Gus Dur sudah dipilih berdasarkan profesionalitas masing-masing. Tampaknya, pengaruh gelar masih cukup besar dan sering dianggap identik dengan profesionalitas seseorang. Tapi, yang menjawab "tidak" juga besar, yakni separuh dari yang menjawab "ya". Responden yang menjawab "tidak tahu" juga cukup besar, sama dengan yang menjawab "tidak". Ini menunjukkan bahwa responden masih banyak yang belum mengenal anggota kabinet.

Kendati demikian, sebagian besar responden menilai bahwa Gus Dur sudah memilih orang yang tepat. Beberapa menteri yang mendapatkan nilai lumayan bagus dari responden antara lain Men-ko Ekuin Kwik Kian Gie, Menteri Hukum dan Perundang-un-dangan Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, dan Panglima TNI Lak-samana Widodo A.S. Pilihan ini tidaklah berlebihan mengingat pengalaman dan reputasi mereka selama ini. Kwik, misalnya, di-kenal sebagai ekonom yang lantang bersuara mengkritik berbagai kebijakan ekonomi pemerintahan Soeharto dan Habibie.

Sebaliknya, menteri yang mendapat penilaian tidak cocok pa-ling besar adalah Menko Polkam Jenderal TNI Wiranto. Dari responden yang menilainya tidak cocok, sebagian besar minta agar bekas Panglima TNI itu diganti. Peringkat kedua adalah Men-teri Pertamben Letjen TNI Agum Gumelar. Pilihan ini agaknya paralel dengan penolakan masyarakat terhadap dwifungsi TNI.

Sebagian responden ternyata juga menilai ada menteri yang dianggap tidak terlalu pas, meski tak sampai dinilai tidak cocok. Empat nama yang nilai kecocokannya di bawah 50 persen adalah Meneg Lingkungan Hidup Dr. Alexander Soni Keraf, Menteri Pertanian Dr. Ir. M. Prakosa, Meneg Pariwisata dan Kesenian Drs. Hidayat Jaelani, dan Meneg Transmigrasi Ir. Al Hilal Hamdi. Penilaian ini tidaklah aneh. Selain belum banyak dikenal posisi-nya juga dianggap tidak cocok dengan keahlian mereka.

Sikap para responden itu paralel dengan pendapat Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), yang keberatan dengan pilihan terhadap Soni karena kapabilitasnya di lingkungan hidup diragukan. Walhi bahkan menuntut agar pengajar Etika Bisnis di Universitas Atma Jaya itu mundur. Ahli Ilmu Politik Fisip UI, Dr. Imam B. Prasodjo, punya pendapat sama. "Saya tahu dia orang yang baik, sederhana, dan susah untuk korupsi. Tapi, apa dia cukup tegar untuk mengurus lingkungan hidup, terutama menghadapi korup-tor yang banyak menguras kekayaan alam kita?" katanya.

Imam juga menunjuk banyak menteri lain yang tidak tepat posisinya, di antaranya Menteri Luar Negeri Dr. Alwi Shihab, Menteri Pertambangan dan Energi Letjen TNI Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, dan Meneg Riset dan Teknologi Dr. A.S. Hikam. Menurut dia, mereka hebat di bidangnya, tapi posi-sinya tidak tepat. Imam bahkan menangkap kesan bahwa pertanyaan siapa yang harus jadi menteri jauh lebih penting ketimbang siapa yang paling tepat duduk di sana. "Akibatnya, para menteri itu harus memulainya dari nol," kata Imam.

Gus Dur sendiri menerima berbagai kritik dan keberatan itu, tapi dia menolak jika ada tuntutan agar menterinya mundur. Pre-siden bahkan mengharap agar para menteri bisa bertahan sampai tahun 2004. Namun, para menteri butuh bala bantuan yang kuat agar masa belajarnya lebih cepat. "Harus ada tim asisten menteri yang bisa membantu mereka menjalankan tugasnya," katanya.

M. Taufiqurohman dan Henriko L. Wiremmer


INFO GRAFIS
Bagaimana penilaian Anda terhadap kualitas umum anggota kabinet baru?
Berkualitas51,6%
Biasa31,4%
Tidak tahu14,0%
Tidak berkualitas3,0%
Apakah anggota kabinet ini sudah dipilih berdasarkan profesionalisme masing-masing?
Ya53,2%
Tidak23,8%
Tidak tahu23,0%
 

Menurut Anda, apakah mereka cocok di posisinya masing-masing?
NamaJabatanA. Kecocokan (%)B. Jika "tidak cocok", menurut Anda, apa yang seharusnya dilakukan kepada menteri yang bersangkutan?
  CocokTidak CocokTidak tahuDigantiDiberi kesempatanTidak tahu
Surjadi Soedirdja Menteri Dalam Negeri78,2 11,2 10,241,1 50,0 0,0
Alwi ShihabMenteri Luar Negeri 77,6 12,2 10,0 18,0 77,0 0,0
Juwono SudarsonoMenteri Pertahanan 71,8 13,8 13,0 30,4 60,9 5,8
Yusril Ihza Mahendra Menteri Hukum dan Perundang-undangan 87,4 6,2 6,2 41,9 48,4 9,7
Kwik Kian Gie Menko Ekuin 86,8 5,4 7,4 29,6 63,0 7,4
Wiranto Menko Polkam 64,6 25,6 5,8 63,3 31,0 0,8
Hamzah HazMenko Kesra dan Pengentasan Kemiskinan 73,2 11,0 15,6 18,2 66,1 13,6
Bambang SudibyoMenteri Keuangan 63,2 15,6 20,8 17,9 48,7 29,5
Susilo Bambang YudhoyonoMenteri Pertambangan 63,6 13,2 22,2 16,7 72,7 9,1
Yusuf KallaMenteri Perindustrian dan Perdagangan 64,8 11,8 23,0 18,6 66,1 13,6
M. Prakosa Menteri Pertanian 48,2 13,0 38,0 13,8 47,7 38,5
Nur Mahmudi IsmailMenteri Kehutanan dan Perkebunan 51,6 14,0 38,0 11,4 61,4 24,3
Agum Gumelar Menteri Perhubungan 62,6 21,4 15,8 27,1 62,65,6
Sarwono KusumaatmadjaMenteri Eksplorasi Kelautan67,212,019,828,368,31,7
Bomer Pasaribu Menteri Tenaga Kerja55,6 13,6 30,4 33,8 58,8 5,9
Ahmad SuyudiMenteri Kesehatan 66,4 7,8 25,0 30,8 61,5 7,7
Yahya MuhaiminMenteri Pendidikan Nasional 58,2 11,8 29,2 8,5 45,8 42,4
K.H. M. Tholchah HasanMenteri Agama 69,8 6,6 22,8 12,1 66,7 18,2
Erna WitoelarMenteri Pemukiman dan Pengembangan Wilayah 69,4 5,8 19,6 16,3 77,6 6,1
A.S. HikamMeneg Riset dan Teknologi 55,0 18,6 25,0 25,8 66,7 6,5
Zarkasih NoerMeneg Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah 65,2 8,6 24,8 9,3 67,4 16,3
Soni KerafMeneg Lingkungan Hidup 44,8 19,0 35,6 20.0 63,2 14,7
Ryaas RasyidMeneg Otonomi Daerah 72,4 7,6 18,6 5,3 86,8 7,9
H. Hidayat JaelaniMeneg Pariwisata dan Kesenian 48,4 14,2 36,8 12,7 57,7 29,6
Laksamana SukardiMeneg Investasi dan BUMN 64,8 11,6 22,4 13,8 74,1 6,9
Mahadi SinambelaMeneg Pemuda dan Olahraga 55,4 14,4 29,4 18,1 72,2 9,7
Dr. Ir. Rofiq Buediro SuciptoMeneg Pekerjaan Umum 55,2 11,0 32,6 5,5 54,5 38,2
Khofifah Indar Parawansa Meneg Urusan Peranan Wanita 73,2 8,8 17,2 18,2 72,2 2,3
Hasballah M. SaadMeneg HAM 65,8 8,2 24,8 9,8 82,9 7,3
A. Hilal HamdiMeneg Transmigrasi 49,4 13,8 36,0 8,7 56,5 31,9
Laksamana Muda Fredy NumberryMeneg PAN (Pendayagunaan Aparatur Negara) 58,6 14,2 26,2 11,3 64,8 19,7
Anak Agung Gde AgungMeneg Masalah Kemasyarakatan 58,0 14,2 26,2 9,7 59,7 27,4
Marzuki DarusmanJaksa Agung 72,6 16,4 10,2 40,2 53,7 1,2
Laksamana Widodo A.S.Panglima TNI 81,2 6,0 11,8 13,3 73,3 6,7
Ali RahmanSekretaris Negara 61,2 11,6 26,2 6,9 62,1 27,6

Metodologi jajak pendapat ini:

  • Penelitian ini dilakukan oleh Majalah TEMPO bekerja sama dengan Insight. Pengumpulan data dilakukan terhadap 500 responden di lima wilayah DKI pada 26-27 Oktober 1999. Dengan jumlah responden tersebut, tingkat kesalahan penarikan sampel (sampling error) diperkirakan 5 persen.

  • Penarikan sampel dilakukan dengan metode random bertingkat (multistages sampling) dengan unit kelurahan, RT, dan kepala keluarga. Pengumpulan data dilakukan dengan kombinasi antara wawancara tatap muka dan melalui telepon.

MONITOR juga ditayangkan dalam SEPUTAR INDONESIA setiap hari Minggu pukul 18.00 WIB

Independent Market Research
Tel: 5711740-41, 5703844-45 Fax: 5704974

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum