Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Ancaman Bencana Astronomi

Surat seorang pembaca, anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, soal bencana meteor yang mengancam Bumi.

28 November 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Surat - MBM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bencana Astronomi

PADA Tempo edisi 23-29 November 2020 halaman 19 rubrik Angka, redaksi memasang artikel yang menarik sekali tentang meteor. Saya ingin menambahkan mengenai ancaman bencana dari obyek langit. Walaupun jarang terjadi, bencana ini kadang sangat detrimental bagi kehidupan manusia. Meteor dan asteroid kadang dapat “nyelonong” memasuki angkasa bumi dan menghunjamkan materi berton-ton ke lingkungan hidup kita.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Izinkan saya mengirim tulisan, sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, untuk suatu pertemuan di Jakarta (dengan SHER). Berikut ini abstrak artikel tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terlepas dari fakta bahwa gunung api mendinginkan bumi melebihi pengalaman manusia biasa, ketika banyak bagian Eropa menderita akibat tanpa musim panas (pada 1257 dan 1815), beberapa peristiwa astronomi alam dianggap membahayakan kinerja rutin bumi. Salah satu peristiwa paling spektakuler terjadi pada masa pemerintahan Louis XIV, ketika terjadi anomali nyata dalam perilaku matahari. Fenomena tersebut memperkuat pandangan bahwa matahari bukan bintang konstan dengan karakter biasa dan berulang. Perubahan matahari berlangsung dalam episode yang jarang terjadi.

Umat ​​manusia juga diingatkan oleh fakta bahwa kepunahan dalam skala lebih besar terjadi di perbatasan antara zaman kapur dan tersier. Pada saat itu, 65 juta tahun lalu, kepunahan beberapa spesies terwujud di lembah Yucatan, Meksiko. Dengan keyakinan deterministik besar, peristiwa tersebut dipicu oleh tumbukan komet atau asteroid yang besar. Saat ini kesadaran kita akan dampak asteroid telah meningkat dengan terjadinya peristiwa Siberia pada Juni 1908. Secara umum, ledakan asteroid berbatu di Tunguska terjadi bersamaan dengan produksi energi yang setara dengan 10 megaton TNT. Jika diameter asteroid batu yang menyebabkan kebakaran di Tunguska diperkirakan berdiameter 70 meter, kini kita dibingungkan oleh survei terbaru Near Earth Orbits.

Di antara NEO, ada “PHO”—potentially hazardous objects. Secara persentase, PHO merupakan badan yang tidak boleh diabaikan yang membahayakan sebagian permukaan bumi. Diakui ini akan menjadi kesempatan langka untuk menghasilkan kepunahan skala besar, tapi ada banyak jejak dalam sejarah geologi bumi yang menunjukkan dampak asteroid bukanlah kemungkinan yang jauh. Pada 2012, 848 asteroid dekat bumi (berdiameter lebih dari 1 kilometer) ditemukan, tapi hanya 154 obyek yang masuk kelompok asteroid yang berpotensi berbahaya. Jumlahnya kecil, dan bersama fakta bahwa lebih dari 60 persen daratan bumi tidak berpenghuni serta sekitar 60 persen permukaan bumi terdiri atas massa air, peluang menghancurkan pusat-pusat manusia agak terbatas. Namun kita tidak dapat mengabaikan ekologi sistem sumber umat manusia memperoleh bahan pendukung kehidupan yang berharga.

Kembali ke sumber kehidupan di bumi, seperti yang telah ditunjukkan pada era Louis XIV, kita tidak bisa mengabaikan sepenuhnya pandangan bahwa matahari memiliki perilaku yang tidak dapat diprediksi. Pada 12 Maret 2014, semburan api matahari yang menakjubkan meletus dari matahari (juga digambarkan di Kompas 22 November 2015). Para ilmuwan cuaca antariksa secara intens mengikuti perubahan-perubahan tersebut jika hal itu bisa mempengaruhi karakter atmosfer bumi. Aliran partikel matahari diharapkan dapat berinteraksi dengan atmosfer dan memperkuat kekuatan cahaya utara di kutub. Ini memang diamati.

Tapi pesan yang bisa ditarik adalah, lantaran kelangkaannya dan kasus-kasusnya yang terisolasi, kita harus meningkatkan etika perubahan iklim dan situasi bumi karena kemungkinan ancaman kosmik. Iklim kita mungkin kelelahan karena banyak cara pemuatan unsur, secara internal ataupun eksternal, ke atmosfer kita. Efek berbahaya perubahan iklim global akan menantang kerja dan etika jalan ekonomi kita.


Bambang Hidayat

Bandung


 

RALAT

TERJADI kesalahan penulisan dalam artikel “Adu Sertifikat Lahan Parkir Kontainer” yang dimuat di majalah Tempo edisi 23-29 November 2020. Dalam artikel itu disebutkan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional DKI Jakarta yang dijatuhi sanksi adalah Unu Ibnudin, seharusnya Jaya. Unu saat ini menjadi Kepala Bidang Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah Kanwil BPN DKI Jakarta.

Redaksi meminta maaf atas kekeliruan tersebut.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus