Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mudik Lebaran adalah salah satu tradisi terbesar yang ada di Indonesia. Jutaan orang melakukan perjalanan menuju kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarga dan merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tradisi ini menjadi momen penting dalam kehidupan banyak orang. Selain untuk merayakan kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh, mudik juga merupakan kesempatan untuk mempererat tali silaturahmi dengan keluarga, teman, dan kerabat yang sudah lama tidak ditemui.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seiring dengan pesatnya perkembangan transportasi, mudik kini menjadi fenomena yang lebih mudah diakses, meskipun tantangan logistik dan kemacetan sering kali mewarnai perjalanan tersebut.
Namun Indonesia bukanlah satu-satunya negara dengan tradisi mudik atau perjalanan pulang ke kampung halaman. Di berbagai belahan dunia, terdapat beragam tradisi mudik dengan tujuan yang sama, yakni reuni keluarga dan merayakan momen penting bersama orang-orang tercinta.
1. Balikbayan – Filipina
Di Filipina, ada tradisi yang dikenal dengan nama "balikbayan". Dalam bahasa Tagalog, balikbayan berarti "kembali ke negara asal". Bagi banyak warga Filipina yang bekerja di luar negeri, kiriman "balikbayan box" menjadi simbol kepulangan mereka ke tanah air, meskipun mereka tidak bisa pulang secara fisik.
Dikutip dari The Skinny, balikbayan box berisi berbagai barang seperti pakaian bekas, makanan, mainan, dan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang dikirimkan kepada keluarga di Filipina.
Tradisi ini bermula pada 1970-an, dengan tujuan untuk membantu keluarga di desa yang kurang mampu melalui kiriman barang dari para pekerja migran. Balikbayan box menjadi penghubung emosional antara Filipina dan diaspora Filipina di seluruh dunia.
2. Chunyun – Cina
Di Cina, tradisi mudik terbesar terjadi saat Festival Musim Semi atau yang dikenal dengan nama Chunyun. Dikutip dari China Daily, setiap tahun jutaan orang di seluruh negeri melakukan perjalanan untuk berkumpul dengan keluarga mereka pada saat Tahun Baru Imlek.
Perjalanan ini merupakan migrasi manusia terbesar di dunia, dengan diperkirakan lebih dari 3 miliar perjalanan dilakukan selama periode Chunyun. Bagi banyak orang, ini adalah satu-satunya kesempatan sepanjang tahun untuk pulang ke kampung halaman dan merayakan Tahun Baru bersama keluarga.
2. Festa Junina – Brasil
Festa Junina adalah festival tradisional yang dirayakan setiap bulan Juni di Brasil, terutama di wilayah timur laut negara tersebut. Festival ini berasal dari pengaruh Portugis pada abad ke-16 dan awalnya memiliki makna religius, merayakan santo-santo seperti Santo Antônio dan São João.
Seiring berjalannya waktu, Festa Junina lebih dikenal sebagai festival rakyat dengan berbagai tarian khas, makanan tradisional dari jagung dan kacang tanah, serta pakaian adat yang menggambarkan kehidupan pedesaan. Festival ini juga menjadi waktu bagi banyak orang untuk berkumpul dengan keluarga dan teman, mempererat ikatan sosial, dan menikmati suasana hangat dan penuh keceriaan.
3. Chuseok – Korea Selatan
Chuseok yang sering disebut sebagai "Thanksgiving Korea" adalah salah satu perayaan terbesar di Korea Selatan. Dilansir dari The Korea Herald, selama Chuseok, banyak orang melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman mereka untuk merayakan panen bersama keluarga.
Tradisi ini melibatkan penghormatan kepada leluhur melalui ritual Charye, serta menikmati hidangan khas seperti songpyeon atau kue beras isi kacang dan berbagai makanan lainnya. Meskipun sebagian tradisi telah berkurang atau dimodernisasi, kunjungan ke keluarga tetap menjadi inti dari perayaan ini, dengan banyak orang yang rela melakukan perjalanan panjang untuk berkumpul dengan keluarga tercinta.
4. Día de los Muertos – Meksiko
Día de los Muertos atau Hari Orang Mati adalah tradisi yang dihormati di Meksiko untuk merayakan dan mengenang anggota keluarga yang telah meninggal. Berbeda dengan konsep kematian yang suram, tradisi ini memperlakukan kematian dengan cara yang lebih ceria dan penuh penghormatan.
Menurut Britannica, tradisi ini termasuk mendekorasi makam dengan bunga marigold, membangun altar atau ofrenda dengan foto-foto dan makanan favorit almarhum, serta merayakan kehidupan mereka dengan makanan dan minuman khas. Banyak orang Meksiko pulang ke kampung halaman untuk merayakan hari ini dengan keluarga dan berdoa bersama.
Setiap negara dengan tradisi mudik memiliki keunikannya masing-masing, namun tujuan utamanya tetap sama: berkumpul dengan orang yang kita cintai, menjaga hubungan, dan merayakan momen penting dalam kehidupan bersama. Mudik bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan emosional yang menghubungkan kita dengan akar budaya dan keluarga kita.
Pilihan Editor: Deretan Tips Hadapi Kemacetan saat Mudik Lebaran