Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ragam

Alasan Tidur Setelah Makan Sahur Buruk bagi Kesehatan

Tidur setelah makan sahur buruk bagi tubuh, berpotensi memicu gangguan kesehatan

6 Maret 2025 | 09.50 WIB

Coco Au berbaring di rumah "peti mati" miliknya di Hong Kong, 10 Juli 2024. REUTERS/Tyrone Siu
Perbesar
Coco Au berbaring di rumah "peti mati" miliknya di Hong Kong, 10 Juli 2024. REUTERS/Tyrone Siu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat menjalankan ibadah puasa Ramadan, salah satu tantangan adalah rasa kantuk setelah makan sahur. Hal itu terjadi jika kurang tidur. Namun kebiasaan tersebut dianggap kurang baik, apalagi berbaring setelah makan disebut-sebut berpotensi berdampak buruk bagi kesehatan.  

Seringkali setelah makan, tubuh menjadi rileks dan malas untuk bergerak sehingga timbul keinginan untuk berbaring. Kebiasaan ini bisa berdampak buruk pada sistem pencernaan seperti GERD, mulas, kembung, dan nyeri. Gangguan pencernaan yang sering dan tidak segera sembuh perlu penanganan dokter.

Dilansir dari Ganesh Diagnostic, berikut beberapa dampak kebiasaan berbaring setelah makan bagi kesehatan:

Gastroesophageal Reflux (GERD)

Berbaring setelah makan dapat membuat GERD kambuh karena berpotensi membuat sfingter esofagus bagian bawah atau otot LES terkena tekanan sehingga menyebabkan mulas, refluks asam, dan gejala GERD lainnya. Kondisi ini dapat terjadi karena otot LES tidak bisa bekerja denganoptimal untuk mencegah isi perut balik ke area kerongkongan.

Gangguan Pencernaan atau Dispepsia

Gangguan Pencernaan atau Dispepsia dapat terjadi karena berbaring saat perut kenyang atau baru selesai makan dapat mengakibatkan pencernaan makanan lebih lama. Kondisi ini dapat menyebabkan gas, kembung, dan ketidaknyamanan pada perut

Kualitas Tidur Buruk

Sesaat setelah makan biasanya timbul rasa kantuk dan nyaman untuk tidur. Namun. penelitian menyebutkan berbaring setelah makan justru mengganggu aliran darah dan mengganggu pencernaan. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala kembung, tidak nyaman, dan pencernaan. Akibat gejala yang ditimbulkan kualitas tidur menjadi terganggu. Selain itu, kebiasaan makan terlalu dekat dengan waktu tidur juga berisiko lebih tinggi terkena sleep apnea.

Berat Badan Bertambah

Efek berbaring setelah makan tidak berdampak instan dalam membuat berat badan bertambah. Namun, ini menjadi salah satu faktor yang bisa membuat berat badan bertambah. Contohnya, ketika konsumsi makanan terlalu dekat dengan waktu tidur akan membuat makanan lambat dicerna sehingga tubuh kehilangan kesempatan untuk membakar kalori secara langsung. Kondisi ini akan mengganggu sistem metabolisme tubuh dan menaikkan kadar insulin. Tak hanya berhenti di situ, kenaikan berat badan ini juga dapat menyebabkan masalah kesehatan tertentu.


Meningkatkan Risiko Kanker Kerongkongan 

Berbaring setelah makan tidak secara langsung menyebabkan kanker kerongkongan. Namun, kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko jika dilakukan secara terus-menerus karena cairan asam lambung yang naik dapat merusak kerongkongan. 

Pilihan Editor: Erupsi Gunung Semeru Iringi Puasa Hari Pertama Ramadan 1446 H

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus