Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ragam

Tradisi Megibung, Buka Puasa Ramadan di Bali

Tradisi makan bersama yang berasal dari Bali yakni Megibung banyak dilakukan Umat Muslim di Bali saat berbuka puasa. Ini sejarah megibung.

14 Maret 2025 | 15.01 WIB

Umat Islam menggelar makan bersama atau megibung saat berbuka puasa di Masjid Baitul Makmur, Denpasar, Bali, Jumat 8 April 2022. Kegiatan megibung yang digelar saat waktu berbuka puasa tersebut untuk menyemarakkan bulan Ramadhan 1443 Hijriah dan sekaligus ajang menjalin silaturahmi. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Perbesar
Umat Islam menggelar makan bersama atau megibung saat berbuka puasa di Masjid Baitul Makmur, Denpasar, Bali, Jumat 8 April 2022. Kegiatan megibung yang digelar saat waktu berbuka puasa tersebut untuk menyemarakkan bulan Ramadhan 1443 Hijriah dan sekaligus ajang menjalin silaturahmi. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Ramadan selalu menghadirkan cerita-cerita menarik dalam perayaannya. Di setiap daerah di Indonesia, tradisi buka bersama dilakukan sesuai dengan kebudayaan yang berkembang di daerah setempat, salah satunya Bali, dengan tradisi Megibung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bali merupakan salah satu daerah di Indonesia yang dikenal memiliki beragam budaya dan tradisi serta toleransi yang tinggi. Hal itu dapat dilihat dari tradisi Megibung saat berbuka puasa yang dilakukan oleh umat Muslim disejumlah daerah di Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dilansir dari Antara, Megibung merupakan budaya makan bersama khususnya saat buka puasa di bulan Ramadan, dengan nasi dan lauk pauk yang ditempatkan dalam satu wadah. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.

Sejarah Megibung di Bali

Megibung adalah tradisi makan bersama yang berasal dari Bali dan memiliki makna mendalam bagi masyarakat setempat. Tradisi ini melambangkan persatuan, kebersamaan, dan persaudaraan antar masyarakat. Selain itu, Megibung juga merupakan cara untuk menghormati tamu dan menjunjung tinggi prinsip kerja sama, saling menghargai, dan menghormati.

Dinukil dari karangasemkab.go.id, tradisi Megibung diperkenalkan oleh Raja Karangasem yaitu I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem sekitar 1614 Caka atau 1692 Masehi. Saat itu, Karangasem dalam ekspedisinya menaklukkan raja-raja yang ada di Lombok. Ketika istirahat dari peperangan, raja menganjurkan semua prajuritnya untuk makan bersama dalam posisi melingkar yang kemudian dikenal dengan nama Megibung. Bahkan, raja sendiri konon ikut makan bersama dengan prajuritnya.

Untuk diketahui, angkaian tradisi ini dimulai dari masak masakan khas tradisional Bali secara gotong royong, baik itu nasi maupun lauknya. Setelah selesai memasak, warga kemudian menyiapkan makanan itu dengan meletakkan nasi putih dalam satu wadah yang disebut gibungan, sedangkan lauk dan sayur yang akan disantap disebut karangan.

Adapun, tradisi Megibung ini biasanya diadakan ketika masyarakat melaksanakan upacara adat dan keagamaan, terutama di daerah Karangasem, misalnya dalam Upacara Yadnya seperti pernikahan, odalan di pura, ngaben, upacara tiga bulanan, dan hajatan lainnya.

Lebih lanjut, secara historis, umat Muslim sudah bertahun-tahun menjadi bagian dari Bali. Adapun beberapa daerah yang melakukan tradisi ini seperti, Desa Kampung Gelgel di Kabupaten Klungkung yang secara rutin menggelar buka puasa bersama di Masjid Nurul Huda.

Di Desa Kampung Gelgel, tradisi tersebut sudah dilakukan selama bertahun-tahun, mengingat desa ini merupakan permukiman umat Islam di Bali yang telah berdiri sejak abad ke-14 atau sekitar 1383 seperti dilansir dari laman kampunggelgel.desa.id.

Selain itu, tradisi Megibung juga dilakukan oleh Kampung Islam Kepaon sejak mereka mendiami wilayah di Desa Pemogan, Denpasar Selatan sekitar abad ke-17.

Ni Made Sukmasari dan Reno Eza Mahendra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus