Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hikmah

Apakah Puasa Syawal Harus Dilakukan 6 Hari Berurutan?

Puasa Syawal lebih utama dilakukan secara berurutan, namun bila dilakukan terpisah tetap diperbolehkan

26 April 2023 | 16.37 WIB

Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu amalan sunah di bulan Syawal adalah puasa Syawal, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh muslim yang berbunyi "Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan diikuti enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya sama dengan puasa satu tahun". 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Puasa sunah enam hari memiliki banyak manfaat, sebagaimana dikatakan Ibnu Rajab yakni, puasa enam hari dibulan syawal sama dengan puasa satu tahun penuh, puasa Syawal pahalanya seperti salat rawatib, yang dapat menyempurnakan kekurangan shalat wajib. Manfaat lain dari puasa enam hari di bulan syawal adalah dimudahkan Allah SWT untuk melakukan amal saleh dan diberikan pahala yang melimpah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lantas, terdapat pertanyaan apakah puasa 6 hari di bulan Syawal harus dilakukan berturut-turut selama 6 hari? 

Terkadang beberapa orang tidak dapat melakukan puasa secara berurutan sebab menstruasi, sakit, ataupun halangan lainnya. Sehingga puasa Syawal dilakukan secara terpisah. Mengutip dari islam.nu.or.id, Sayyid Abdullah al-Hadrami dalam kitabnya 'Al-Wajiz fi Ahkamis Shiyam wa Ma'afu Fatawa Ramadhan' pernah ditanya mengenai pelaksanaan puasa Syawal secara terpisah, lalu beliau menjawab puasa Syawal tidak harus dilakukan secara berturut - turut, dan boleh dilakukan terpisah, yang penting semua dilakukan pada bulan Syawal. 

Puasa Syawal dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan cara berpuasa selama 6 hari berturut-turut misal dari tanggal 2 hingga 7, maupun dengan cara terpisah misal tanggal 2 Syawal puasa lalu esoknya tidak, kemudian tanggal 4 Syawal kembali puasa dan begitu seterusnya. 

Meskipun puasa Syawal diperbolehkan untuk dilakukan terpisah, namun menurut Imam Abu Al-Husain Yahya bin Abil Khair bin Salim Al-Umrani Al-Yamani dalam salah satu kitabnya dijelaskan bahwa lebih utama bila melakukannya secara berturut-turut. 

“Disunahkan bagi orang yang puasa di bulan Ramadan untuk meneruskan dengan puasa enam hari dari bulan Syawal. Dan (praktik) yang dianjurkan, yaitu dengan berpuasa Syawal secara terus-menerus, dan jika puasa dengan cara terpisah, maka diperbolehkan.”

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus