Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ramadhan

Deretan Negara Lain yang Punya Tradisi Lebaran Ketupat

Selain Indonesia, ketupat di Lebaran ketupat juga dapat dijumpai di negara lain seperti Malaysia, Brunei, hingga Singapura.

9 Mei 2022 | 20.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Ketupat dalam Lebaran ketupat sebenarnya bukan hanya terdapat di Indonesia, tetapi juga terdapat di negara-negara lain di dunia.

Dilansir dari Buku berjudul Membuat Ketupat Lebaran yang ditulis oleh Malahayati, ketupat atau kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara berbahan dasar beras yang dibungkus dengan selongsong yang terbuat dari anyaman daun kelapa atau janur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain di Indonesia, ketupat juga dapat dijumpai di Malaysia, Brunei, dan Singapura. Orang Malaysia akan mendekorasi rumah mereka dengan pelita (lampu minyak) dan menyiapkan hidangan tradisional. Ketupat, Kuih Raya, lemang, rendang, dan hidangan populer lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Istilah ketupat berasal dari bentuk bangun yang menyerupai belah ketupat. Ketupat paling banyak ditemui pada saat perayaan Lebaran, ketika umat Islam merayakan kemenangan di Hari Raya Idul Fitri.

Makanan khas yang menggunakan kupat antara lain kupat tahu yang ada di Grabag, Magelang dan kupat glabet yang ada di Kota Tegal. Ketupat juga sering dihidangkan dengan sate.

Ada dua jenis ketupat, yaitu kepal, bentuk yang paling sering dijumpai, dan jajar genjang. Masing-masing bentuk memiliki alur anyaman yang berbeda. Untuk membuat ketupat, perlu janur pilihan yang berkualitas, yaitu yang panjang, tidak terlalu muda, dan tidak terlalu tua. 

Di kalangan orang Jawa, ketupat sering digantung di atas pintu masuk rumah sebagai semacam jimat. Masyarakat Jawa masih memegang tradisi untuk tidak membuat ketupat di hari biasa, sehingga ketupat hanya disajikan sewaktu lebaran hingga sepekan sesudahnya.

Ditilik dari filosofi Jawa, ketupat memiliki makna yaitu ketupat atau kupat. Kupat sendiri adalah kependekan kata dari “Ngaku Lepat”, di mana memiliki arti meminta maaf dan Laku Papat yang berarti empat tindakan.

Ngaku lepat atau meminta maaf di hari yang fitri diwujudkan orang Jawa dengan tradisi sungkeman. Tradisi sungkeman ini mengajarkan bagaimana pentingnya menghormati orangtua, bersikap rendah hati, dan memohon keikhlasan serta pemberian maaf dari orang lain

Sedangkan di Bali, ketupat sering dipersembahkan sebagai sesaji pada upacara keagamaan.

Dilansir dari laman antaranews.com, warga Bali juga memiliki tradisi Perang Ketupat di Desa Kapal, Badung, Bali. Tradisi tersebut sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas kesejahteraan dan hasil bumi serta bentuk keharmonisan sesama warga.

Itulah tradisi Lebaran ketupat di negara-negara jiran ataupun filosofi ketupat itu sendiri.

NAUFAL RIDHWAN ALY
Baca : H+5 Lebaran, Ini 7 Jenis Ketupat

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.




Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus