Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kabar

Muhammadiyah Luncurkan 20 Buku di Bulan Ramadhan

Pimpinan Daerah Muhammadiyah di Jawa Timur berkomitmen menyelesaikan buku bermuatan sejarah lokal Muhammadiyah di daerah masing-masing.

27 Maret 2023 | 14.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir memberi arahan pada kegiatanSosialisasi Restorasi Gambut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Malang - Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur meluncurkan 20 buku karya anggota Muhammadiyah saat pelaksanaan kajian Ramadhan 1444 Hijriah di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu, 25 Maret 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peluncuran buku dilakukan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir. Kegiatan ini diikuti 1.300 orang yang terdiri dari anggota PWM Jawa Timur, majelis dan lembaga PWM, 38 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) se-Jawa Timur, pimpinan amal usaha Muhammadiyah, serta dosen UMM.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti turut menyaksikan peluncuran buku tersebut.

“Muhammadiyah Jawa Timur ini luar biasa. Selalu antusias pada acara-acara besar untuk launching buku. Jumlah buku yang diluncurkan juga banyak,” kata Haedar Nashir dalam sambutannya Sabtu 26 Maret 2023.

Haedar senang dan bangga setelah mengetahui sejumlah pengurus PDM di Jawa Timur menulis sejarah lokal Muhammadiyah di kabupaten maupun kota masing-masing. “Karya ini adalah khazanah yang luar biasa dan jadi barang yang sangat berharga,” ujar Haedar, seraya mengimbau PDM yang masih menulis bukunya untuk tetap bersemangat menyelesaikannya.

Haedar menekankan, peluncuran buku di setiap kajian Ramadan merupakan tradisi yang sangat bagus dan harus dilestarikan. Warga Muhammadiyah harus terbiasa menjaga tradisi menulis dan membaca sesuai spirit “cahaya Islam berkemajuan” Muhammadiyah.

Menurut Nur Cholis Huda, penulis buku paling senior di acara itu, buku-buku yang baru diperkenalkan tersebut merupakan jerih payah karya sederet tokoh Muhammadiyah di tingkat wilayah maupun daerah. Ia menyatakan tradisi kepenulisan sangat hidup di PWM Jawa Timur. 

Pengarang buku berjudul Senyummu Senyumku Juga itu mengatakan, buku-buku yang diluncurkan pada kajian Ramadan tahun ini sangat menarik dan spesial lantaran buku yang diterbitkan lebih banyak dibanding kegiatan serupa sebelumnya dan mayoritas buku bertema sejarah lokal Muhammadiyah di tingkat kabupaten maupun kota, dari semula berdiri hingga berkembang sekarang.

Sejarah lokal Muhammadiyah

Buku sejarah lokal Muhammadiyah itu antara lain dibuat oleh pengurus Muhammadiyah Surabaya, Banyuwangi, Kediri, Ngawi, Lumajang, Probolinggo, Tuban, Tulungagung, Lamongan, dan Bondowoso.

Kata Nur Cholis, seluruh PDM se-Jawa Timur telah berkomitmen membuat buku sejarah Muhammadiyah di daerah masing-masing. Sudah 15 buku yang tuntas dikerjakan dan diluncurkan di acara kajian Ramadan tahun ini. 

“PDM lain sedang proses dan berjanji segera menyelesaikannya setelah Lebaran. Mudah-mudahan PDM yang sedang mengerjakan bukunya tetap bersemangat,” kata Nur Cholis, mantan Wakil Ketua PWM Jawa Timur yang produktif menulis artikel dan membuat buku.

Selain buku-buku bertema sejarah lokal Muhammadiyah ditambah buku karya Cholis, buku lain yang diterbitkan adalah trilogi karya Nazaruddin Malik, yaitu Connected Leadership and Collaboration, Execution Team, dan Collaboration. Lalu ada buku berjudul Jeda Sebuah Rasa karya Arunika.

Dalam buku Senyummu Senyumku Juga, Cholis menuliskan pelbagai potongan peristiwa singkat yang melibatkan para pemimpin, mulai dari khulafaur rasyidin alis empat orang khalifah penerus kepemimpinan Nabi Muhammad, yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib, hingga tokoh-tokoh nasional.

Bukunya berisi inspirasi-inspirasi dari para tokoh yang bisa digunakan dan diterapkan dalam kehidupan, seperti dicontohkan Utsman bin Affan yang mewarisi amal jariyah berupa sumur yang masih berfungsi sejak 14 abad silam sampai sekarang.

Buku trilogi karya karya Nazaruddin Malik juga menarik untuk dibaca. Buku Connected Leadership and Collaboration, misalnya, membahas tentang kesungguhan pentingnya seorang pemimpin untuk terus belajar dan bekerja, serta terbiasa bersikap terbuka, disertai pikiran yang kritis dan mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi.

Buku berjudul Executions Team membahas terkait bagaimana mengeksekusi strategi, meningkatkan kualitas eksekusi dan lain-lain. Sedangkan buku bertajuk Collaboration membahas seputar pentingnya berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

ABDI PURMONO 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus