Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Badan Informasi Geospasial Catat Potensi 63 Pulau Baru, Baru 6 yang Dikukuhkan Hingga Akhir 2024

Potensi pulau baru tersebar di Kepulauan Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Kalimantan Barat. Mayoritasnya masih dalam kajian.

12 Desember 2024 | 16.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, BandungBadan Informasi Geospasial (BIG) menyatakan jumlah pulau di Indonesia bertambah dari 17.374 pada 2023 menjadi 17.380 pada 2024. Dengan kata lain, ada enam pulau baru yang tercatat selama setahun terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ahli madya BIG Harry Ferdiansyah mengatakan lembaganya mencatat 63 pulau baru yang tersebar di Kepulauan Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Kalimantan Barat. Namun, sebanyak 57 dari total 63 pulau baru itu masih dievaluasi ulang sesuai kriteria.  “Apakah betul-betul pulau atau bukan masih dikaji,” ujarnya kepada Tempo pada Kamis 12 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peneliti BIG menggunakan empat indikator untuk mendefinisikan sebuah pulau, yaitu memiliki area daratan; terbentuk secara alami dan bukan hasil reklamasi; dikelilingi oleh air asin maupun tawar; serta selalu berada di atas permukaan saat pasang tertinggi. Soal syarat area daratan, BIG belum memakai patokan luas minimal tertentu.

Menurut Harry, syarat ukuran untuk mendefinisikan sebuah pulau masih menjadi perdebatan. “Ada yang mengatakan perlu dan tidak (soal) luas minimum pulau, itu ranahnya akademisi,” katanya. Sejauh ini, Harry menambahkan, patokan sebuah pulau adalah daratan yang selalu terlihat meski laut pasang sedang tinggi.

Ada tiga cara untuk memastikan sebuah pulau, salah satunya melalui pengamatan satelit terhadap daerah perairan yang terpencil. Peneliti juga bisa mengobservasi lokasi yang pulaunya sudah dikenali oleh masyarakat, misalnya kalangan nelayan.

Metode lainnya adalah menggunakan pemodelan digital elevation yang disandingkan dengan model pasang-surut laut. Dalam pemodelan ini, BIG memakai data kondisi pasang-surut air laut di sebuah pulau yang ingin diamati dalam kurun waktu beberapa tahun. Hasilnya divalidasi dengan hasil citra satelit saat pasang-surut.

Indonesia belum punya satelit yang bisa memantau pulau-pulau di wilayahnya. Harry menyebut data yang diolah BIG berasa dari beberapa sumber asing. “Kita mencari yang cocok untuk mendeteksi pulau tertentu,” tuturnya.

Kepala BIG Muh Aris Marfai mengatakan jumlah nusa terus bertambah seiring dinamika geografis yang dipengaruhi oleh faktor alam. “Jumlah pulau ini mencakup pulau-pulau yang memiliki nama dan koordinat,” katanya melalui keterangan tertulis, Kamis, 12 Desember 2024.

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus