TANPA tambahan bahan kimia, jus jeruk ternyata bisa disimpan selama tiga bulan. Caranya, menggunakan alat pemroses tekanan tinggi. Jadi, setelah jeruk diperas dan dimasukkan dalam botol, jus itu diberi tekanan sebesar 600 megapaskal selama satu menit. Dengan proses itu, ragi, bakteri, dan jamur terbasmi.
Biasanya jus jeruk dalam kemasan botol di pasar swalayan diproses dengan memanaskannya dan menambahkan bahan kimia tertentu. Akibatnya, rasa dan kualitas jus jeruk tak sebaik jus jeruk alami. Belum lagi dampak alergi gara-gara bahan kimia pengawetnya, seperti sulphite.
Tak demikian halnya dengan jus jeruk yang diproses dengan tekanan tinggi. Menurut Jay Sellahewa dari Food Science Australia, seperti dikutip di situs Abc.net.au, rasa dan warna jus jeruk ini seperti aslinya. Selain itu, kandungan penting dari jeruk, seperti vitamin C dan beta karotin, tak rusak.
Tim riset dari Food Science Australia yang terdiri dari pakar berbagai disiplin ilmu itu kini juga sedang berupaya mengeliminasi enzim yang menyebabkan pemucatan dan pemisahan antara air dan kandungan jeruk. Dengan penambahan tekanan saat memproses jus jeruk dalam botol, diharapkan pengaruh enzim dimaksud bisa berkurang.
Sayangnya, harga jus jeruk alami hasil kompresan ini lebih mahal dari jus jeruk dalam kemasan umumnya karena harga mesin pengompresnya masih mahal. Teknologi yang dikembangkan di Jepang sepuluh tahun lalu itu sudah dicoba di Prancis dua tahun silam. Dan kini alat pemroses jus jeruk tersebut sudah dicoba di Amerika.
Hendriko L. Wiremmer
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini