Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Gaduh BBM Oplosan: Membedah Pewarna dan Zat Kimia yang Digunakan dalam Warna BBM Pertamina

BBM Pertamina sengaja diwarnai menggunakan zat kimia khusus seperti Solvent Green 33 untuk Pertalite dan Solvent Blue 35 untuk Pertamax.

4 Maret 2025 | 18.25 WIB

Ilustrasi SPBU Pertamina. TEMPO/Subekti
Perbesar
Ilustrasi SPBU Pertamina. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bahan bakar minyak (BBM) yang dijual oleh Pertamina memiliki ciri khas warna-warni yang membedakannya. seperti hijau terang untuk Pertalite dan biru untuk Pertamax. Apakah warna tersebut alami, ataukah ada zat khusus yang digunakan untuk mewarnai BBM? Berikut perbedaannya, serta penjelasan bagaimana zat kimia yang digunakan berperan dalam komposisi bahan bakar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari laman MyPertamina, Pertalite adalah bahan bakar gasolin yang memiliki karakteristik fisik berwarna hijau terang dan jernih. Dibandingkan dengan Premium yang memiliki research octane number (RON) 88, Pertalite memiliki angka oktan lebih tinggi, yakni RON 90.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sebagai salah satu bahan bakar gasolin terlaris selain Premium, Pertalite banyak diminati karena harganya yang relatif terjangkau. Jenis kendaraan yang sesuai untuk menggunakan Pertalite adalah kendaraan dengan rasio kompresi mesin antara 9:1 hingga 10:1 yang memerlukan bahan bakar dengan RON 90.

Mengapa BBM Diberi Warna?

Dilansir dari Jurnal Analisis Prosedur Pencampuran Zat Aditif dan Dopping Colour Dye Gasoline RON 90, BBM yang dijual di pasaran memang sengaja diberi warna untuk membedakan jenis dan kualitasnya. Pewarnaan ini dilakukan bukan hanya sebagai identitas visual, tetapi juga untuk:
- Membedakan Jenis BBM
Setiap jenis BBM memiliki warna khas agar mudah dikenali oleh konsumen dan pihak terkait dalam distribusi.
- Mencegah Penyalahgunaan
Pewarna membantu dalam pengawasan dan mencegah kecurangan, seperti pencampuran bahan bakar ilegal atau BBM oplosan.
- Mempermudah Identifikasi di Laboratorium
Dalam uji kualitas dan penelitian, pewarna membantu dalam identifikasi komposisi BBM.

Zat Kimia yang Digunakan untuk Pewarna BBM

BBM yang dihasilkan dari minyak mentah sebenarnya tidak memiliki warna mencolok. Untuk memberikan warna khas, digunakan zat kimia yang disebut colour dye atau doping agent. Berikut adalah beberapa zat yang umum digunakan dalam pewarnaan BBM:

- Solvent Red 164
Biasanya digunakan untuk bahan bakar solar dan minyak tanah agar berwarna merah atau oranye.
- Solvent Green 33
Digunakan untuk mewarnai bensin menjadi hijau, seperti pada Pertalite.
- Solvent Blue 35
Pewarna yang digunakan untuk Pertamax agar memiliki warna biru khas.

Zat-zat ini adalah bahan aditif yang tidak mempengaruhi performa bahan bakar, tetapi lebih berfungsi sebagai penanda visual.

Proses Pencampuran Pewarna dalam BBM

Pewarna dicampurkan dalam proses blending, yaitu pencampuran berbagai komponen BBM agar mencapai spesifikasi tertentu. Proses ini dilakukan di kilang minyak atau bahkan di atas kapal tanker untuk efisiensi. Blending dilakukan dengan menambahkan zat aditif dan pewarna dalam jumlah tertentu agar tidak mengubah sifat dasar BBM selain warnanya.

Menurut regulasi internasional seperti International Safety Guide for Oil Tankers and Terminals (ISGOTT), blending harus dilakukan dengan standar keselamatan tinggi untuk menghindari risiko pencemaran, kebakaran, dan ketidakseimbangan tekanan dalam tangki penyimpanan.

Kasus Oplosan BBM dan Isu Pewarnaan

Baru-baru ini, Kejaksaan Agung menetapkan beberapa petinggi Pertamina sebagai tersangka dalam kasus dugaan BBM oplosan. Mereka diduga mencampurkan Pertalite (RON 90) dengan zat lain untuk meningkatkan angka oktannya hingga setara dengan Pertamax (RON 92).

Namun, Pertamina membantah adanya oplosan dalam Pertamax yang beredar di pasaran. Menurut mereka, setiap BBM yang dijual sudah sesuai dengan standar spesifikasi yang diuji oleh Lemigas di bawah Kementerian ESDM.

Dalam industri minyak, penggunaan zat tambahan memang lazim, tetapi harus dilakukan sesuai regulasi. Oleh karena itu, pencampuran BBM tanpa prosedur yang benar dapat berdampak buruk pada kualitas bahan bakar dan berpotensi merugikan konsumen.

Melynda Dwi Puspita turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Kupas Tuntas Kasus Korupsi Pertamina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus